Aku menatap layar yang berubah menjadi 90%. Ternyata sulit menyakinkan Whiteland.
"Maaf!" Aku menatap mereka.
"Tidak apa-apa! Kita bisa berjuang lagi di tahun depan." Bion sangat semangat.
"Hmm... Ayo, pulang ke rumah." El menepuk kepalaku.
"Iya. Aku akan meneliti banyak hal sebelum ujian tahun depan." Dion akan sibuk.
"Aku juga, aku akan berusaha lagi di Whiteland, khususnya bangsa Viki." Master G. tersenyum.
Tidak apa-apa. Masih ada tahun depan untuk kami memenangkan suara Whiteland. Jadi, tidak masalah. Aku bisa kembali bersekolah. Mungkin aku akan mengambil paket C saja. Aswin dan Dion, bisa mengajariku dengan baik.
"Trea!"
Ini suara Aswin.
Aku melihatnya dan berjalan ke arahnya. Wajahnya jadi sangat berantakan, apalagi dengan kacamata itu. Aswin melepaskan kacamatanya dan menghapus air mata. Dia menangis.
"Aswin? Kamu baik-baik saja."
Aswin berlari, aku merentangkan tanganku padanya. Aku sangat merindukannya.
Cupp...
Apa yang Aswin lakukan? Dia kenapa menciumku? Di tempat ini? Semua orang melihat kami terutama mereka di belakangku. Ini juga dosa. Dosa besar! Aku sangat malu!
"As-win? Apa yang kamu lakukan?" Aku menutup wajahku.
"Kamu wanitaku, kamu milikku. Kenapa aku tidak bisa melakukannya? Aku sangat mencintaimu, Trea. Seluruh hidupku hanya untukmu, bagaimana aku bisa hidup tanpamu? Jika kamu pergi, aku juga tak bisa hidup di dunia ini."
Aswin mendekatkan wajahnya lagi. Ini dosa, tapi dosa yang manis. Aku juga sangat mencintainya sampai aku tidak tahu lagi apa yang bisa kulakukan untuk menghentikan Aswin. Aku bisa merasakan tubuhnya bergetar. Aku merindukan Aswin.
"Ayo, menikah!"
Aswin menyentuh wajahku. Apa dia baru saja melamarku? Aswin berlutut dan membuka kotak berisi cincin padaku. Bagaimana ini? Aku melihat El yang sedang ditahan Bion dan Dion. Master G. tersenyum dan mengangguk.
"Trea, maukah kamu menikah denganku?"
"Aswin! Ini di depan banyak orang."
Aku sangat malu.
"Kenapa? Kamu hanya perlu menerima atau menolak."
Ini sangat romantis dan menjengkelkan. Aku baru saja membuat Weldorm di tarik para alam. Sekarang, aku justru di lamar.
"Bagaimana?" Tanya Aswin.
"Iya. Aku mau!"
Prokkk... Prokkk...
Seluruh tempat ini bertepuk tangan sangat meriah. Mereka mendengarnya? Aswin memasang cincin pada jariku dan memelukku erat. Aku menyukai Aswin. Sangat.
"Aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja." Bisik Aswin.
"Kapan kamu menyiapkan cincinnya?'
"Kemarin. Sebenarnya aku ingin menikahi mu di depan orangtuamu."
Apa?
"Tidak peduli kamu ada dimana, aku akan menikah denganmu. Meski tidak ada kamu, Trea. Aku akan tetap menikah dengan mu."
Apa maksudnya dia akan menikahi seorang yang sudah mati? Aku menutup wajahku dan menangis. Bahkan itu lebih manis daripada pujian dalam bentuk apapun. Aku sangat beruntung bertemu pria ini. Aku memeluk Aswin sangat erat. Aku juga tidak mau melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Science FictionTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...