Bab 38 : Prasangka

208 31 3
                                    

"Kita akan berkeliling nanti."

El membuat rencananya, kami akan mengelilingi Greenland dan mencari bahan makanan untuk persediaan disini. Napsu makan ku tidak seperti dulu, aku juga sudah tak makan dalam porsi besar lagi. Jadi mereka akan aman untuk kedepannya.

"Apa kamu merasakan sesuatu, Trea?"

"Hmm, tidak."

"Mungkin dia belum beradaptasi saja." El memberiku sepotong ayam besar dan kentang goreng.

"Ya, lagipula kaum asli Greenland masih dipertanyakan. Mereka terlihat seperti campuran tapi tidak mengakuinya." Dion membuka layar yang terdapat informasi tentang Greenland.

"Oh ya, waktu aku ditolong mereka penduduk pedalaman. Mungkinkah aku berubah jadi seperti mereka?"

"Tidak ada informasi tentang penduduk pedalaman, karena masih jadi misteri keberadaan mereka. Mereka tak tersentuh dan terus pergi mencari tempat baru."

Jika benar, aku akan seperti Soga. Apakah aku bisa berbicara dengan mahkluk hidup.

"Kamu bertemu dengan Tuan Caiden tidak?" Bisik Bion pelan..

"Ti-dak! Kenapa?"

"Ya sudah, dia menyeramkan!"

Aku mengangguk, katanya dia punya luka diwajahnya. Kenapa ya?

"Selesaikan makan kalian, aku akan memanasi mobil."

El pergi meninggalkan kami bertiga yang menyelesaikan makan kami.

"Trea, kamu tahu apa yang terjadi setelah kamu hilang?"

"Apa?"

"Dion, Master G., dan El mereka mirip orang gila. Mereka terus menyebar informasi tanpa ketahuan pihak Whiteland. Terutama El, dia kacau sekali."

"Saat itu kami kebingungan dan mesin mobil mati. Kami tidak juga menemukanmu." Jelas Dion.

"Bahkan Theo saja, dia bangun dan bertanya dimana kamu. Dia hampir pergi juga dan merasa bersalah."

Aku tersenyum, ternyata seperti ini diperhatikan. Aku menahan gigiku agar tidak nampak, aku tak ingin lagi hilang.

"Terima kasih." Aku menatap mereka berdua.

"Jangan hilang lagi, okey!"

"Ya."

🍁🍁🍁

Aku terduduk lemas di mobil, tiba-tiba saja rambut dan mataku berubah. Setelah makan aku pergi ke kamar mandi dan.... mataku berubah menjadi biru kehijauan. Rambutku berubah menjadi putih ke emasan. Kulitku juga memucat, hampir sama dengan Bion.

"Ternyata ini penduduk asli mereka." Dion menatap ku lekat, mengamati seperti aku adalah objek penelitian.

"Ini sangat cantik Trea, mirip elf."

"Peri? Ini tak sama seperti Soga."

"Tidak apa-apa, pakai jaketku." El melempar jaketnya.

Ini akan melindungiku untuk tidak terlihat. Jika aku menemukan seseorang yang sama mungkin aku akan terbiasa dengan penampilan ini.

Aku memperhatikan ke luar mobil, kota pusat ini masih sama dengan kota Verra. Semoga saja orang-orang berbeda. Lebih ramah kepada orang asing. Kami sampai ke pusat perbelanjaan. Bangunannya menjulang ke atas mirip dengan mall. Aku terkagum-kagum dan mengamati tiap orang Yang keluar masuk. Mereka tidak sama sepertiku, lebih mirip penduduk bumi..

"Ayo, Trea!" Panggil El membuatku turun. Aku menutup kepalaku dan berjalan di belakang El. Setidaknya dia akan melindungiku dari pandangan orang-orang.

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang