Aku duduk dan menatap Bion yang tak memakai alat bantu lagi. Katanya itu akan memperparah keadaan saja. Aku melirik Aswin yang sedang duduk disampingku. Setelah kejadian semalam, aku ingin pura-pura menjadi batu atau apapun itu. Asalkan kami tak bertemu untuk beberapa hari. Aswin dia sudah tahu perubahanku menjadi Redland walau hanya semalam. Karena aku sudah berubah menjadi Greenland lagi dipagi harinya.
"Jangan melihatku Trea!"
"Siapa?"
"Ini." Dia menatapku.
Aku memalingkan wajahku ke arah Bion yang terlihat gelisah.
Kami berada di podium untuk melihat kedatangan El dan Dion. Mereka akan datang sebentar lagi. Mungkin mereka akan khawatir kami tak sampai ke Venus.
Dua orang datang dengan wajah dan pakaian sangat lusuh. El membantu Dion berjalan sembari melihat kesegala arah. Dia mencariku?
Aku berdiri dan melambaikan tanganku.
El sedikit terkejut dan tersenyum.
Mungkin setidaknya kami selamat.
Mereka langsung mendapatkan pengakuan dan diberi tepukan oleh masyarakat Greenland. Aku juga bertepuk tangan, tidak apa-apa.
"Bion, jangan sedih. Kita bisa ikut ujian lain kali." Aku menarik Bion ikut bertepuk tangan.
"Lain kali aku yang akan menggendong mu!"
"Hahaha... Tak apa, lakukan saja!"
🍁🍁🍁
"Apa yang terjadi?" El memelukku erat.
"Kami dikejar Demoter dan kami gagal ke Venus."
"Bagaimana dengan kakimu?" Tanya Dion pada adiknya.
"Kamu tahu?" Bion sedikit terkejut.
Terutama aku, seharusnya El maupun Dion tak tahu.
"Kakiku tiba-tiba sakit, jadi aku dibantu El berjalan." Dion menarik kaki adiknya dan melihat perban yang tertutupi celana.
"Sudah baik?"
"Hmm."
"Maafkan, kakak. Harusnya aku menolong waktu itu." Dion memeluk adiknya diikuti suara tangisan Bion.
Setidaknya mereka saudara kembar saling menyayangi. El mengacak rambutku, pasti mereka bingung waktu itu. Melanjutkan atau mencari kami.
Kami kembali ke tempat kami, Master G. sudah datang dan merentangkan tangannya. Aku berlari dan memeluknya.
"Kerja bagus Trea!"
"Walau tak lulus?" Tanyaku.
"Itu lebih baik daripada kamu meninggalkan Bion." Bisiknya.
Aku mengangguk.
"Maafkan aku." Bion menghapus ingusnya.
"Untuk apa? Kamu menolong satu sama lain, lebih dari itu aku tak peduli asal kalian kembali dengan selamat."
Kami saling menceritakan apa yang terjadi saat ujian. Dari awal sampai akhir. Aku jadi tahu El dan Dion dibuat bingung karena kami terdeteksi kembali ke kota bukan ke Venus. Sampai merak berniat ikut kembali. Tapi El percaya padaku, dan melanjutkannya bersama Dion.
Di Venus mereka tak melakukan apapun, kecuali melihat matahari terbit dan terbenam.
Ujiannya menguji kami semua, bagaimana berkorban dan saling mengasihi satu sama lain.
"Oh ya, El. Sepertinya adikmu sedang jatuh cinta."
Aku menatap Bion yang kali ini sudah kelewatan. Aku melemparinya bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Ciencia FicciónTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...