"Kamu sudah bersiap?" El memperhatikanku saat aku telah berada di pintu menunggu mereka selesai makan.
"Hmm."
"Kamu sudah makan?"
"Hmm, 2 baskom sereal."
"2 baskom sereal?" El menatapku tidak percaya.
"Maaf, aku mengambil 5 kardus dan 5 botol susu."
Aku sudah makan satu mangkuk penuh sereal, namun rasa lapar ini menyerangku. Mungkin sebentar lagi persediaan makanan di sini akan habis tak bersisa.
"Okay, kamu memang perlu asupan banyak."
"Yah, dan aku harus belanja lagi." Dion menekan jam tangannya. Mungkin dia akan belanja untuk kebutuhan pokok kami.
"Tapi, tubuhmu menjadi sangat bagus. Seperti binaragawati." Bion memperhatikanku antusias.
"Bagus, aku bisa ikut lomba kalau kembali ke Surabaya."
Kenyataan begitu, bahkan jika dibandingkan dengan El. Aku lebih besar darinya. Bagus, apakah efek bunglon ini semacam beradaptasi dengan tempat baru? Aku penasaran jika sudah berada di Greenland, apa aku berubah jadi hijau? Atau di Whiteland nanti, aku bisa saja berubah menjadi putih. Aku ingin tahu.
"Trea!" Timoty datang tergesa-gesa.
"Apa?"
"Gawat, ini diluar dugaan. Simon ingin bertarung denganmu!"
"Hah?"
"Apa yang kamu bicarakan?" El menarik Theo.
"Simon tadi datang ke kedai, katanya dia ingin melawan Sioner baru."
"Apa? Simon yang itu?" Bion melongo dan menatapku.
"Dari mana dia tahu?" Tanya Dion.
"Mungkin dari pembicaraanku dengan Vincent, tapi beritanya sudah menyebar ke seluruh Blackland. Sampai semua orang sudah datang ke medan pertarungan. Beberapa orang akan datang kemari membawamu secara paksa."
"Tak tahu aturan, untuk apa Simon melakukannya?" Master G. siap dengan senjatanya.
Aku seperti tuan putri raksasa yang dilindungi para pangeran berkuda. Simon itu kan besar, bagaimana mungkin aku menang?
"Sioner!!!"
Benar saja beberapa orang datang dengan senjata mereka. Untuk apa melakukan ini? Bahkan aku tak mengenal mereka.
"Kami datang untuk membawa Sioner baru!" Seorang maju membawa surat.
"Dari siapa?"
"Para petinggi!"
Kakiku lemas tahu siapa yang memerintahkan mereka. Master G. membacanya dan merobek kertasnya segera. Aku harus bagaimana?
"Dia baru saja sakit, untuk apa ini semua?" El berdiri di depanku. Bahkan aku masih bisa melihat orang-orang itu menatapku tajam.
"Kami tidak akan melaukan kekerasan jika kalian tak menghalangi."
"Aku akan lakukan!" Jawabku membuat semua orang melihatku.
"Kamu gila, Trea!!" Dion berteriak.
Baru kali ini Dion marah luar biasa, lalu aku harus apa? Melihat mereka bertarung? Kami harus mendapat pengakuan!
"Tapi aku ingin sebuah perjanjian! Antar kami kesana!" Aku punya ide buruk tapi bagus.
"Baik." Mereka setuju.
"Apa yang kamu rencanakan?" Master G. memegang pundak ku.
"Tentu saja menguntungkan kita."
🍁🍁🍁
![](https://img.wattpad.com/cover/138439247-288-k943925.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Ciencia FicciónTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...