Aku menatap langit dari balkon kamarku, ada rasa aneh didadaku. Entah apa, aku merasakan ini semua terlalu mudah. Mudah kami masuk dan mengacaukan pusat Whiteland. Aku mengusap wajahku, memikirkan ini jauh lebih susah. Jika Weldorm benar-benar ingin mengurung Master G. Penjaganya sangat mudah. Apa yang dia rencanakan?
"Kamu belum tidur?" Master G. melihatku dari balkon sebelah.
"Yang lain sudah tidur?"
"Hmm, aku hanya ingin merokok." Masker G. mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.
Asap keluar dari mulutnya dan menguar ke udara. Dia terlihat punya banyak pikiran.
"Master G. tidak merasa ini semua berjalan lancar?" Tanyaku.
"Mendekatlah kemari, nanti mereka bangun." Master G. melihat ke belakangnya.
Dia satu ruangan bersama si kembar. Entahlah padahal dia bisa ke kamar lain. Tapi Master G. malah ingin bersama Bion dan Dion. Aku tahu Bion punya kelakuan tak bisa tidur dengan tenang.
"Master G. tak ingin ke kamar lain? Sepertinya sulit tidur bersama mereka."
"Aku sedikit takut untuk sendiri, itu mengingatkanku pada ruang bawah tanah dan kotak putih."
Aku tahu, pasti itu membuatnya trauma.
"Master G. juga takut?"
"Mereka tahu ketakutan apa yang kita alami, Trea. Mungkin ini akan terlihat mudah, tapi tetap saja besok Weldorm bisa saja membuat suatu hal yang menghambat kita."
"Apa kamu bertemu dengannya? Apa dia mengatakan sesuatu Master?"
Jujur, tidak mungkin Weldorm tidak mengatakan sesuatu hal pada Master G. Entah memeras atau membuat Master G. mengatakan sesuatu yang ingin Weldorm ketahui. Bisa saja dia bertanya mengenai kemampuan bunglonku atau ingin tahu apa yang akan kami rencanakan kedepannya.
"Seandainya terjadi sesuatu, kamu harus tetap percaya pada Sioner. Kita harus saling percaya satu sama lain. Kita adalah keluarga yang harus saling melindungi."
Jadi, apa yang dia bicarakan dengan Weldorm?
Aku menatap langit malam, seperti biasa. Langitnya sangat indah, berkelap-kelip lebih terang dan memancarkan cahaya terang. Bintangnya berbeda sekali dengan di rumah, kadang aku menemukan rasi bintang. Tapi disini semuanya sangat banyak dan acak.
"Tampilanmu mengingatkanku pada seseorang."
Aku menengok Master G., siapa memangnya?
"Siapa? Setelah datang aku malah terlihat berbeda dengan masyarakat Whiteland."
"Hahaha... Tentu saja, ini tampilan asli Archi. Zaman dulu Jaka, justru terlebih menemukan orang sepertimu. Lebih banyak lagi, tapi setelah kakek Weldorm memimpin. Lebih banyak masyarakat Whiteland yang berubah. Mereka tak lagi mewarisi rambut silver."
Jadi, aku mirip penduduk zaman dulu? Penduduk asli Archi?
"Kenapa?"
"Kamu tidak akan percaya, mereka membuat eksperimen dan menemukan cara agar DNA mereka tetap sama. Setiap kehamilan akan disuntikan DNA awal. Ini cara mereka agar keturunan Whiteland tetap dalam jalan yang sama. Masalah lainnya, rambut silver tak dapat diturunkan."
"Apa?"
Ini membingungkan, jadi DNA awal mereka ambil dan dijadikan alat untuk kehamilan selanjutnya? Wah, ini baru ekperimen menakjubkan.
"Untuk wilayah ini, semua saripati yang membuat warna akan diambil. Sepeti pohon, tanah, bahkan apapun yang berwarna. Tentu saja itu dari zaman dulu. Mereka sangat suka membuat suatu hal terlihat sama. Sayangnya itu membuat tanaman tidak dapat tumbuh sempurna, untuk kebutuhan mereka mengambil dari negara lain."
Jadi, para pohon itu ingin dikembalikan seperti semula. Tapi untuk apa mereka membuat semuanya serba putih begini. Kenapa tidak suka perbedaan?
"Lalu saripatinya untuk apa?"
"Untuk eksperimen lain."
"Mereka sering membuat hal gila. Kenapa tak terima saja fakta dimana kita hidup itu berbeda. Setiap melihat orang disini, mereka memiliki wajah sama dan aku tak pernah tahu siapa yang aku temui."
"Fakta lain, kita harus menghormati mereka. Orang disini juga tak membantah pimpinan mereka. Itu artinya mereka menyukainya Trea."
"Bisa saja mereka takut. Membicarakan Whiteland tak ada habisnya."
"Memang, bagaimana dengan hubunganmu dengan Aswin?" Master G. mengambil lagi sebatang rokok.
Mungkin sudah ke tiga batang rokok di bawahnya.
"Bagaimana apanya?"
"Kata Bion kalian pacaran."
"Hah? Tidak, kata Aswin kita hanyalah teman. Tapi aku tahu ini tak bisa disebut teman."
Kami semua pasti tahu kan? Aku dan Aswin, ya begitulah. Mungkin TTM. Tapi antara kami tak menampik perasaan yang ada. Wajahku memanas seketika, ini memalukan mengatakannya di depan Master G.
"Kamu masih kecil, umurmu masih sangat muda. Mungkin kamu akan menemukan Aswin lain diluaran sana."
Aku menunduk ke bawah, disana banyak penjaga berlalu lalang. Kami malah membicarakan banyak hal.
"Tapi, tidak ada yang seperti Aswin di bumi. Mereka tak menyukaiku."
"Hah... Kamu terlalu berkecil hati, Trea." Master G. membuang rokoknya dan menginjaknya.
"Tidurlah, ini sudah malam." Dia masuk ke dalam kamar.
Aku menatapnya sampai dia menutup pintu. Aku merasa Master G. menyembunyikan sesuatu. Tapi entahlah, mungkin karena dia baru saja bebas. Malam ini aku tak akan bisa tidur nyenyak.
🍁🍁🍁
"Ayo, Trea."
Aku menarik selimutku, ini masih sangat pagi dan El sudah mengusikku. Apa yang mereka rencanakan sepagi ini?
"Ayolah, El. Kalian mau apa lagi? Lusa kan ujiannya, aku mau istirahat hari ini."
"Kamu tak mau berjalan-jalan sebelum ujian?"
"Untuk apa?"
Ini El atau siapa? Aku terbangun dan mengucek mataku. Rasanya aku masih ingin tidur berhubung malam ini aku sulit untuk menutup mata. Setelah memikirkan perkataan Master G. Aku jadi mudah berprasangka.
Ternyata Bion yang baru saja membangunkanku. Memangnya dia mau kemana?
"Ayo, keluar. Aku mau ke kantor William. Tapi, aku butuh orang sepertimu. Nanti kita bisa main disana." Bion menarik tanganku.
"Pergi sendiri saja."
"Mana bisa, ayolah." Bion menarik tanganku lebih kencang. Aku sedikit terhuyung ke depan. Bahkan aku belum bangun betul. Jiwaku masih ingin istirahat.
"Tidak mau! Masih ada El, Dion, Master G.!!!"
"Aku maunya kamu yang menemaniku! Mereka tak tertarik dengan game."
Aku berdiri dan menatap Bion sengit. Aku akan mengadukannya pada El!
"ELANG!!!"
"Jangan berteriak!!!" Bion membungkam mulutku.
"Hmftt... Le-pas.." Aku mendorong dada Bion menjauhiku.
Anak ini perlu pelajaran, aku sudah bilang tidak mau ikut dengannya. Lagipula kemarin adalah hari besar pembebasan Master G. Aku sudah lelah!
"Bion! Trea! Apa yang kalian lakukan?" Master G. datang membawa senapan laras panjang.
Tubuhku menegang, oh tidak. Ayah Sioner sudah datang dengan membawa senjata menakutkan. Aku melirik Bion dan segera masuk ke kamar mandi. Tidak, aku takut melihat Master G. marah.
🍁🍁🍁
Salam ThunderCalp!
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
![](https://img.wattpad.com/cover/138439247-288-k943925.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Ciencia FicciónTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...