Bab 61 : James

155 29 0
                                        

"Sudah berapa orang yang bertanya?" Tanya Aswin mengambilkan ku minum.

Dia lebih mirip kekasih siap siaga. Itu yang kurasakan tapi aku aku sadar diri. Bahkan ketika El dikerumuni orang-orang yang katanya saudara, Aswin memilih berada didekatku. Entahlah dibandingkan saudara mereka lebih seperti orang yang sedang mencari informasi. Aku seperti orang yang ditatap tajam tanpa diberikan kesempatan untuk bicara.

"Terima kasih, mungkin 20 orang. Lebih banyak orang bertanya pada kakek dan nenek. Bagaimana menurutmu?"

"Cukup bagus, setidaknya besok kamu bukan jadi sorotan utama."

"Ya, beritanya akan muncul keluarga William akhirnya kedatangan seorang cucu lagi."

Bukan Aatreya cucu dari William. Rasanya pihak Whiteland tak benar-benar menerimaku. Apa para petinggi dan orang-orang kaya itu hanya memandangku tak memiliki arti apa-apa? Bukan karena aku ingin menjadi sorotan utama, bukan. Hanya saja seperti tidak dianggap.

"Kamu sudah lelah?"

"Lumayan, kepalaku pegal menunduk terus."

"Hmm, bersandarlah padaku."

"Jangan begitu, banyak orang melihat. Apa nanti kata kakek dan El? Mereka sangat cerewet Aswin."

"Hahaha... Sulit untuk dekat denganmu jika ada mereka. Besok apa kita harus bersembunyi saja jika ada mereka?"

Aswin meminum air dan mengedipkan matanya. Dia sedang menggodaku?

"Hmm, apa kita pergi saja sekarang? Mungkin ke sebuah tempat sepi?"

Aku menopang dagu dan mengedipkan mataku.

"Pfttt... Cukup Trea, aku sudah berjanji untuk menjagamu."

"Hahaha... Kamu duluan, ya."

"Cieeee, kami tinggal kalian malah bermesraan!" Bion membawa banyak makanan sampai menumpuk ditangannya.

Bahkan Dion juga melakukan hal yang sama. Apa mereka sedang kalap karena ini semua makanan khas Whiteland? Atau karena makanannya seperti makanan hotel mahal? Biasanya aku hanya tahu di tv saja, mirip makanan Eropa sana.

"Awas, nanti Aswin juga masuk berita." Dion duduk di sampingku.

"Berita?" Berita apa?

"Ya, cucu William akhirnya punya kekasih atau Terungkap kekasih cucu William."

"Mereka tak akan peduli, Dion. Yang kutahu berita besok, bukan aku yang mereka inginkan."

Kuharap begitu.

🍁🍁🍁

"Rea, ikut nenek, ya."

Nenek masuk kamarku membawa banyak sekali pakaian. Aku melongo tahu ini bukan ajakan biasa.

"Kemana?"

"Pertemuan keluarga."

Yang kutahu sekarang Nenek yang berasal dari Greenland sedangkan kakek Whiteland. Aku penasaran seperti apa keluarga mereka sebenarnya.

"Hari ini?"

"Ya, nenek punya banyak pilihan untukmu. Hari ini kita akan pergi kesana untuk berkunjung."

"Apa ini keluarga James?"

"Kamu sudah mengenalnya?"

"Kemarin, hanya dia saja."

"Tak apa, nak. Akan ku perkenalkan kamu. Kamu adalah seorang Whiteland juga."

Pasti nenek menyadarinya, aku meremas bajuku. Rasa gugup menyerangku tiba-tiba. Bisakah aku berbaur nantinya?

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang