Bab 17 : Latihan Fisik

500 58 1
                                        

'Mereka mengintai! Awas!'

Suara itu lagi. Aku terpaku mengamati ruang putih tanpa dinding, atap ataupun lantai. Tubuhku melayang terbang diantara ruang hampa. Baju ku berubah menjadi putih bersih. Hanya rambut dan kulitku sebagai warna pembeda. Dimana ini?

'Mereka mengawasimu! Awas!'

Hanya suara tanpa bentuk tanpa rupa.

'AWAS!!!'

"Arght..." Suara itu berteriak keras tepat ditelingaku. Memberikan sensasi nyeri dan dengung.

"Trea!"

Mataku menangkap sosok pria yang duduk didekatku. Sinar matahari menerpa wajah kuning langsatnya. El memeriksa dahiku, apa ada yang salah dengan diriku? Semalam aku kembali pingsan seperti kemarin malam. Pertanyaannya adalah kenapa aku memiliki hal itu dan bagaimana bisa? Mimikri? Luar biasa kemampuan itu. Ini sedikit gila bila dikaitkan dengan sains. Seorang gadis bisa mengubah warna rambut dan mata?

"Apa kamu sudah merasa baik?" Tanya suara dinginnya.

"Hm, aku sangat baik." Kuangkat tubuhku supaya duduk diranjang.

"Ayo, mereka menunggu kita sarapan." Ajaknya membantuku berdiri.

Kami pergi ke ruang makan. Disana mereka sudah menunggu kami dengan berbagai makanan di atas meja. Naluri laparku merangsangku berlari menghampiri karya seni menakjubkan. Daging dipanggang dengan saus hitam coklat kentalnya. Baunya menarik perutku berbunyi nyaring.

"Wow, rambutmu berubah!" Bion menunjuk ku sambil menutup mulutnya.

"Hah?" Kupegang rambutku dan melihat apa yang terjadi.

Ekor rambutku berwarna hitam legam. Aku melesat pergi menuju kamar mandi dan bercermin. Benar! Rambutku kembali ke awal, hitam legam lurus. Mataku juga kembali coklat seperti sedia kala. Aku masih normal! Aku kembali normal! Rexa berada disampingku menepuk pundakku. Dia tersenyum memperhatikan ku dari cermin.

Syukurlah!

🍁🍁🍁

"Bagaimana kalian akan mengecek kondisi ku?" Tanyaku pada mereka.

"Laboratorium milik Master di Blackland. Kita akan ke sana dua minggu lagi, aku harus menyiapkan persiapan dulu sebelum kita kesana." Jadi, itu artinya dua minggu lagi kami akan pergi ke Blackland. Mendengar namanya, kurasa disana diselimuti aura mistis atau hal-hal yang berhubungan dengan warna hitam.

"Jadi, untuk awalnya kamu akan berlatih fisik dengan El dan senjata dengan Master. Bion akan mengajarimu teknologi. Kamu juga akan diuji untuk mendapat pengakuan dari Redland dan mendapat lencana untuk masuk ke Blackland." Tambah Dion menerangkan susunan acaraku dua minggu ke depan.

Aku manggut-manggut mengerti, latihan sesuatu baru untukku apalagi berhubungan dengan fisik, senjata, maupun teknologi. Teknologi juga berbeda, rumit, dan kompleks. Sampai sekarang aku penasaran cara kerja sepeda berbentuk lingkaran. Kita akan duduk ditengah-tengah sepeda, tanpa mengayuh. Lingkaran yang mengelilingi akan berputar layaknya ban. Bukan itu spesialnya, sepedanya mengambang diudara. Keren!!! Penemuan mengagumkan berupa sepeda melayang.

"Kapan kita akan mulai?"

"Besok, persiapkan dirimu! Tidak ada kata terlambat. Pertemuan pertama kita dimulai jam 6 pagi besok." El menatapku penuh pandangan dinginnya ditambah ketegasan. Kurasa sikap baik dan hangatnya kemarin untuk menenangkanku saja.

"Baiklah."

Aku harus mendapat lencana itu dan membuktikan bahwa diriku pantas menjadi Sioner. Dengan itu juga akan mengukuhkan kedudukan ku tetap aman. Semakin cepat aku mendapatkannya semakin cepat aku bisa pulang. Bertemu ayah ibu dan menyelesaikan pendidikanku. Kupacu semangat didalam diriku, bagai api yang melahap kertas siap dibakar.

"Lakukan dengan sungguh-sungguh! Sioner adalah orang-orang kuat, kamu mengerti!" Master G ikut menambahkan.

Wajahnya tidak ada kata ramah tamah. Apa ini adalah sifat aslinya? Aku juga akan kuat, pasti! Bukan lagi anak polos dan lemah, aku akan berubah. Bukan lagi Trea cenggeng! Dunia tidak membutuhkan diriku yang lemah, mereka membutuhkan orang yang dapat bekerja keras dan kuat. Makanya aku akan bersungguh-sungguh. Kutatap Master G penuh keyakinan dan kemantapan.

"Tentu saja!"

🍁🍁🍁

05.45 Waktu Redland

Hari ini, pagi ini....

Kucacat dalam pikiranku bahwa dunia ku memang membutuhkan orang kuat. Matahari masih muncul malu-malu dan hanya memberikan semburat jingga kuning di timur. Aku berhasil bangun pagi dan menyiapkan sarapan bersama Rexa. Sebenarnya aku ingin membuat sarapan untuk mereka, tapi sepertinya keributan kecil berhasil membangunkan Rexa.

"Semoga berhasil Trea!" Rexa layaknya kakak perempuan menurutku. Dia memberiku sedikit motivasi untuk segera berlatih bersama El.

"Wow... Bangun pagi, eh?" Bion datang bersama rambut putih acak-acakannya. Dia mengambil gelas dan menuju kulkas. Matanya belum terbuka sepenuhnya menandakan dirinya masih mengantuk. Wajahnya layaknya anak kecil bangun tidur. Aku terkekeh dan melanjutkan masakanku hampir masak.

"Hah, bau nya harum!"

"Arght..."

Brukk...

Kujatuhkan tutup panci yang kupegang sembari mengelus dada. Aku terkejut sampai jantungku ingin meloncat keluar, beruntung bukan pancinya yang jatuh. Kutatap pria yang tersenyum lebar dan mengambil tutup panci di lantai.

Tiba-tiba Dion berdiri disampingku dan nampak sedang menikmati aroma ayam gulai di panci. Kepalanya menunduk mencium uap panas yang keluar dari panci. Aku berinisiatif untuk membuat makanan khas Indonesia yang mudah. Rexa membantuku membuatnya dengan bahan dari Redland.

"Maaf!"

Dion membuat tanda peace, aku tahu dia tidak sengaja. Kulupakan rasa kesalku dan mematikan kompor modern dengan satu tekan. El dan Master G belum muncul juga padahal sekarang hampir pukul 6. Apakah mereka atau El telah menungguku di luar? Di meja makan, Rio bersama dua kembar duduk tenang menikmati minum pagi para lelaki.

"Sarapan lah! Mereka akan segera muncul!" Rexa menyentuh pundakku.

Benar! Aku harus cepat! Hanya memerlukan beberapa menit dan kuhabiskan sarapan pagi ku dengan roti selai saja. Walau aku masak ayam gulai, tidak baik makan berat di jam aku berlatih fisik. Kulirik jam digital di dinding, waktu menujukan pukul 6 kurang dua menit. Seperti nya mereka menungguku di luar. Kuambil topi milik Rexa dan mengenakannya. Aku takut mimpiku akan terjadi nyata. Mimpi itu kembali muncul tadi malam. Kesimpulanku adalah bahwa itu semacam pertanda. Rambutku sudah kembali dan itu bahaya besar. Jika mimpi itu benar, aku harus waspada. Demoter bisa saja mengawasiku dan mereka akan tahu aku disini.

Terkadang mimpi bisa memberitahuku kita sesuatu walau pada aslinya mereka adalah bunga tidur. Dari sekian banyak mimpi, satu mimpi bisa menunjukan hal lain yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.

🍁🍁🍁

Salam ThunderCalp!🤗

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang