"Aku gugup!" Dion memeriksa dadanya.
Bahkan aku juga berkeringat dingin. Bagaimana jika mereka tak menerima kami? Dion sudah melihat petanya dan kami tinggal 5 km lagi sampai. Aku ingin sekali berkata, aku sangat takut! Bagaimana pun kami harus memenangkan suara mereka untuk kami.
"Perutku tiba-tiba mulas." Apa ini yang dinamakan demam panggung? Perutku melilit dan keringat mengalir dari dahiku.
"Kalian berdua tenanglah, kita kesana untuk menyakinkan mereka." Master G. terlihat baik-baik saja. Tentu saja ini bukan sebuah hal baginya yang perlu dikhawatirkan.
"Memangnya Master G. tidak takut?"
"Aku sudah pernah dikurung, untuk apa takut?"
Benar juga. Ini pasti hanya ketakutan karena bertemu bangsa baru. Aku sudah pernah melalui ini sebelumnya. Jadi apa salahnya ke tempat baru lagi? Kuharap mereka tak seperti saat pertama kali aku datang ke Greenland. Mengerikan sekali ditangkap dan dimasukan ke penjara tanpa tahu kesalahan.
"Aku hanya berharap mereka merima kita."
"Hmm, lebih baik bila kita tak dianggap orang jahat." Dion sama cemasnya denganku.
"Apa kamu menemukan banyak informasi tentang bangsa Viki?" Aku bertanya pada Dion
"Iya, mereka hidup dengan membangun penelitian disana. Para guru lebih banyak dari bangsa Viki. Mereka punya pendidikan yang bagus dari bangsa Whiteland yang lain. Sayangnya bangsa Viki tak mau warga asing masuk ke daerah mereka. Makanya aku sangat gugup, waktu aku selesai studi di Indonesia. Aku punya waktu mendalami di sini dan profesor menyuruhku untuk ke Viki katanya aku akan tahu bagaimana warga Whiteland yang sebenarnya. Hanya itu informasi yang bisa kudapat, mereka menutup diri sehingga kurang sekali data mengenai bangsa Viki. Weldorm juga tak terlihat ingin mengekspos bangsa Viki terlalu dalam. Sepertinya ada sesuatu disana."
"Siapa profesor mu itu? Mungkin beliau punya banyak hal mengenai bangsa Viki."
"Profesor dari bangsa Viki."
"Astaga, apa kita bisa bertemu profesor?"
"Mungkin, hanya saja profesor lebih memilih hidup di akademi Whiteland."
Sayang sekali, padahal pasti profesor memiliki pengetahuan mengenai Whiteland. Tentunya aku ingin bertanya mengenai mesin di bawah tanah Whiteland. Apakah sejak awal mereka mempertahankan ini?
"Trea, lebih baik kau tetap menjadi warga Whiteland. Setidaknya kita tak perlu terlalu dicurigai." Master G. menatapku. Aku lupa masih menjadi Trea asli.
"Hmm, bagaimana dengan kalian?"
"Aku memiliki darah Whiteland walau wajahku asli bumi. Untuk Master G., dia sudah terkenal. Jadi tak perlu susah payah menunjukkan kita adalah kelompok baik-baik." Dion memang memiliki tampilan bumi namun darahnya sangat kental dengan Whiteland.
"Baiklah."
Aku masih saja khawatir berlebih, bagaimana bila dugaan kami salah dan mereka tak menerima kedatangan kami?
Mobil berhenti berjalan, aku membuka jendela dan melihat lebih jelas lagi. Sebuah tembok tinggi menjulang sampai leherku sakit. Apakah ini tempatnya? Ini lebih seperti penjara waktu di Greenland.
"Selamat datang di Viki, apa keperluan kalian?" Pakaiannya sedikit berbeda dari penjaga kota lain. Dia memakai tanda merah di lengan kanannya. Apa itu semacam tanda bahwa dia bangsa Viki?
"Kami Sioner, kami ingin berkunjung di sini." Wajah orang itu nampak sedikit terkejut setelah Master G. mengatakan kami Sioner.
Pastinya bangsa Viki tak menyangka kami datang berkunjung kemari. Dulu para Sioner juga tak memperkirakan bangsa Viki sebagai suara mereka. Dari yang kudengar dari Master G. tak ada yang bisa menjadi Sioner penuh dari keempat negara.
![](https://img.wattpad.com/cover/138439247-288-k943925.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
خيال علميTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...