Bab 71 : Kemungkinan

134 26 0
                                        

"El bisa kita bicara?"

El berhenti memasak, dia menyerahkan apronnya pada Aswin. Aku ingin membahas hal tadi dengan El. Jujur saja, aku masih berpikiran ini bukan hak buatku. Seperti mengambil sesuatu yang bukan milikku. Apa bisa dibilang ini memang untukku?

"Ada apa?"

"Ayo ke kamar!"

Aku tak mau mereka mendengar hal ini. El menarikku ke kamarnya, ada rasa aneh setiap kali melihat diriku dipantulan cermin. Semua ini Weldorm yang membuatnya. Apa yang terjadi pada diriku, dia penyebabnya. Aku baru tahu sejak usia kandungan ibu menginjak 5 bulan dia ingin menyuntikan DNA Whiteland padaku. Ibu khawatir aku akan menjadi bagian dari Sioner sama dengan El. Masalahnya, seseorang menyuntikan DNA bunglon pada ibu. Tak ada yang tahu dan kami masih saja diburu sampai ke bumi.

"Bion sudah memberitahuku."

"Hmm, jadi bagaimana perasaanmu?"

"Aku bingung, El. Aku sangat bingung, jika kemampuan ini hasil uji coba, apa aku bukan dari sini? Aku seperti anak bumi pada umumnya dan kamu mirip dengan Blackland. Aku... Aku menjadi asing lagi."

"Hey, dengar. Entah DNA apa yang disuntikan padamu itu tak merubah bahwa kamu memang dari sini Trea. Kamu anak ayah dan ibu, adik dari Elang. Apapun penampilanmu, kamu menyimpan banyak darah di tubuhmu. Lagipula, kamu tetap Sioner."

Aku menatap El, rasanya hatiku menjadi lebih baik. Aku memeluknya erat, rasanya aku kembali bersemangat. Di dalam darahku mengalir Sioner, itu tak menutup fakta bahwa aku bagian dari mereka.

"Kami selalu ada untukmu."

"El, ada hal lain lagi." Aku mundur pelan.

"Apa?"

"Di bawah Whiteland ada mesin yang menyerap saripati semua tempat ini. Para pohon ingin aku menghancurkannya. Tapi, jika aku melakukannya para penduduk Whiteland mungkin tak menyukainya."

"Kita tak bisa melakukannya begitu saja, kita perlu pendapat para petinggi dan masyarakat Whiteland."

"Hmm..."

Itu pasti sulit berhubungan dengan banyak orang. Setiap malam para pohon berteriak tersiksa. Aku menutupinya sampai sekarang, tak ada yang tahu bahwa setiap malam aku memakai penyumbat telinga. Aku kasian pada mereka, tapi apa yang bisa dilakukan?

Aku tidak punya jalan keluarnya.

"Kita lakukan perlahan, besok jika kita berhasil menyelesaikan ujiannya. Kita akan membuat tempat ini lebih baik bagi semua makhluk hidup."

"Terima kasih."

🍁🍁🍁

"Aku sangat kenyang." Bion memegangi perutnya yang buncit. Mirip ibu hamil sekali, mungkin usia 5 bulan.

"Sepertinya kamu menjadi gendut." Jahilku melihat perutnya.

"Tidak, ya! Lihat, aku punya 4 kotak diperutku."

Bion mengangkat perutnya, tubuhnya tetap atletis. Ada 4 kotak diperutnya yang tersusun rapi. Sejauh ini, aku pertama kali melihatnya secara dekat. Dulu di Blackland aku hanya melihat mereka dari jauh. Sebenarnya beberapa masyarakat Blackland lebih sering memamerkan otot mereka. Itu termasuk kekuatan yang dibanggakan.

"Tutup, bodoh!" Dion memukul perut Bion.

"Aduh, aku hanya melihatkan perutku tidak buncit."

"Hmm, itu bagus. Aku juga ingin punya." Aku melihat perutku sendiri yang menggembung. Aku terlalu banyak makan.

Ini semua ulah El. Salahkan dirinya sering masak makanan enak dan menakjubkan. Kami harus membuat restoran kelurga di bumi. Mungkin warteg atau rumah makan pinggir jalan. Itu menarik.

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang