Epilog

309 24 1
                                    

5 tahun kemudian...

Hidup ini lebih menyenangkan, aku memiliki dua dunia yang sangat indah. Bumi ini dan bumi disana. Aku menatap langit yang sangat cerah. Kehidupanku sangat berubah banyak, dari rumah kami yang dibangun lebih baik di Surabaya, ayah dan ibu lebih memilih menghabiskan waktu di rumah ini. Kata mereka dunia mereka yang sekarang jauh lebih nyaman dengan orang-orang di bumi. Beberapa kali mereka akan mengunjungi bumi disana untuk bertemu keluarga kami nantinya. Aku sangat terkejut melihat wajah mereka sangat berubah. Ibu mirip dengan nenek dan ayah mirip dengan Theo. Sangat mirip. Atau memang aku dan Theo masih memiliki hubungan darah. Mungkin dia sepupuku. Aku tidak tahu kejelasan keluarga ayah. Itu sangat dirahasiakan. Saat kami pertama kali datang berkunjung, semua orang menangis tersedu-sedu. Aku sampai menyiapkan banyak tisu dari toko kami untuk berjaga-jaga. Paman Gaiden yang lebih banyak menangis sampai di pingsan. Pasti melihat adik satu-satunya kembali membuat dirinya sangat senang. Aku tersenyum mengingatnya.

Selama lima tahun ini aku akan beberapa kali pergi mengurus masalah Archi. Dari ujung sana sampai ujung sana. Tapi aku sama sekali tidak melihat keberadaan Aswin. Dia bahkan tidak mendatangiku saat aku kesana. Setiap aku mencarinya akan ada banyak masalah yang muncul disaat bersamaan. Seakan dunia tidak mengharapkan kami bertemu. Aku sangat sedih tahu itu.

Tapi dengan begitu aku bisa menyelesaikan pendidikan lebih cepat. Nilaiku cukup bagus sampai aku bisa diterima di bagian IT perusahaan game. Sekarang aku akan mengundurkan diri setelah bekerja selama setahun. Pasti ada uang pinalti karena kontrak kerja tapi uang pemberian James masih banyak di tabunganku. Aku bisa menggunakannya sesuka ku.

"Hallo?"

"Aku mau pergi kesana, ini aku bawa surat pengunduran diri. Iya, pokoknya hari ini pergi. Nanti sore kita pergi ke sana. Aku bawa banyak barang dari rumah. Tolong, bawa mobil... Dahh..."

Aku memutuskan untuk kembali ke sana dan bekerja sebagai Sioner. Uang pekerjaan yang kami terima sangat banyak. Aku bisa hidup dan membangun usaha di Greenland. Aku akan membuka toko makanan Bumi! Aku sudah merancang semuanya, semuanya khas makanan Indonesia. Ibu bisa sesekali pergi untuk memeriksa makananku dan bisa bertemu Paman Caiden. Itu rencana kami berdua susun bersama. Ayah akan di bumi dan menjaga toko kami. Hanya toko sembako tapi lumayan besar.

Aku tidak sabar melihat dunia itu lagi.

"Trea!"

Siapa? Aku mendongak dan melihat sosok laki-laki berkacamata.

"Kenapa baru datang?"

Aswin tersenyum dan memberikan bunga besar untukku. Ini cukup indah tapi wajah Aswin jauh lebih indah. Diusianya yang hampir 30 tahun, dia jauh lebih muda dari lima tahun yang lalu. Namun, dia begitu dewasa sekarang. Aku tersenyum dan memeluknya erat.

"Maaf, aku baru menemuimu. Kamu juga sangat sibuk, aku takut kamu terganggu."

"Bohong!"

"Jika aku memaksa bertemu, aku justru tidak akan bisa melepaskan kamu pergi."

"Masa? Jadi, selama lima tahun ini apa yang kamu kerjakan! Aku tidak dapat kabar apapun. Aku kira kamu menikahi orang lain atau mati di tempat aneh." Aku mencium bunga pemberian Aswin.

Dia menepati janjinya. Sekarang El dan lainnya tidak bisa melarang kami pergi. Empat laki-laki bujangan tua itu, tidak bisa menghentikanku bertemu dengan Aswin. Aku memeluk tangan Aswin dan berjalan bersamanya.

"Aku bekerja keras untuk masa depan kita. Tidak mungkin aku menikah denganmu, dengan keadaanku dulu." Aswin mencium tanganku.

"Terima kasih telah menunggu dan bekerja sangat keras."

"Iya, terima kasih juga tidak melihat pria lainnya. Tapi kudengar teman kerjamu kebanyakan laki-laki. Aku sempat cemburu tahu itu."

"Aku bekerja di bagian IT. Kebanyakan anak laki-laki, tapi aku menjaga jarak aman. Aku sudah punya cincin dan aku juga tidak memiliki banyak akun."

"Jadi, dimana perusahaannya?"

"Tinggal lurus aja, kamu nanti masuk juga. Bos aku biar tahu, dia sering jodohin aku sama anaknya."

Wajah Aswin nampak mengeras, dia memeluk pinggangku dan berjalan lebih cepat ke kantor. Apa dia ingin menunjukkan aku adalah miliknya? Aku tersenyum dan tertawa.

🍁🍁🍁

"TREA!!!"

"Tinggal belok! Aku lihat dia!"

Dorrr... Dorrr...

Aku menghindari tembakan dari Done. Meskipun Demoter bisa kami musnahkan tapi muncul organisasi lain yang tidak menyukai kami. Mereka mengejar Sioner baru yang akan kami rekrut sekarang. Padahal ini pertama kalinya aku bekerja lagi semenjak aku melahirkan. Kenapa mereka tidak memberiku napas?

Pasti Master G. sedang berkencan dengan Elena. Dia menunjuk El sebagai penggantinya dan membuatku bekerja lagi.

"Dion berapa orang?"

"Dua!"

"Suruh Bion urus, kenapa dia masih main game?"

Aku berlari dan mengejar dua orang dari Done. Tubuhku perlahan berubah menjadi Big Trea. Aku mengejar mereka membelah kota Yogyakarta di malam ini. Lampu-lampu di bawah sana sangat terang dan indah. Bukit bintang ini sangat bagus. Harusnya aku pergi bersama Aswin menikmati liburan kami.

"Kena!!!" Aku melemparkan tubuh mereka masuk ke dalam portal yang berhubungan langsung dengan penjara.

Dimana anak itu bersembunyi? Aku berubah mengecil dan mencari keberadaan Sioner baru. Dia seorang anak laki-laki berusia 16 tahun. Dia lebih muda 9 tahun dariku.

"Hiskkk..."

Aku melihatnya yang sedang meringkuk di bawah bebatuan. Dia pasti sangat ketakutan berada di sekeliling para Done tadi. Aku berjalan dan menunduk melihatnya.

"Kamu ditemukan!!!"

- Tamat -

🍁🍁🍁

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang