"El?"
"Siapa yang menikah?"
"Tidak ada!" Jawabku cepat sembari memeluknya erat.
Aku ingin dia melupakan apa yang telah didengarnya. Jika El tahu dan memberikan nya pada kedua orangtua kami bisa-bisa aku diberi beribu pertanyaan nantinya. Aku tak mau akan hal itu. Tak mau!
"Kamu baikkan? Maaf, meninggalkanmu."
El mencium pucuk kepalaku, aku menantikannya sejak lama. Aku perlu kakakku. Bion dan Dion masuk ke dalam. Mereka bertemu dengan nenek dan kakek terlebih dahulu.
"Nenek, kamu buat apa?" Suara Bion nyaring ditelingaku.
"Kue, kamu mau. Tapi yang itu ya, ini untuk cucuku dan pacarnya."
"Pacar?"
Astagfirullah!
"Siapa?" Tanya Bion membuatku mengeratkan pelukan kepada Elang.
"Aswin."
Ya Allah, tolong!
"Dengar ya, El. Kamu harus segera punya istri, aku tak mau kamu keduluan dengan Aswin." Nenek sudah seperti nenek-nenek kebanyakan di bumi. Apa semuanya sama, ya?
"Benar, Trea?"
El mendorong tubuhku, dia melihatku dengan tatapan cukup marah. Sepertinya.
"Tolongggg..."
🍁🍁🍁
"Sejak kapan?"
Aku duduk di depan El bersama Aswin. Aswin tampak tenang daripada semalam. Kenapa dia jadi berbeda? Aku memijat kepalaku sakit, sebenarnya ini tak akan terjadi jika nenek tak berkata aku dan Aswin pacaran. Nyatanya kami masih teman biasa.
"Semalam!"
Aswin yang menjawabnya.
"Semalam? Apa yang telah kalian lakukan? Terakhir aku hanya menduga kalian saja." Bion ikut bersuara.
"Diam, Bion!" Dion menjewer kuping adiknya.
"Aku tak mau kalian melanggar laranganku, terutama kamu Aswin. Walau kamu temanku, tapi Trea adikku."
"Ayolah, El. Aku tak melakukan apapun!" Aku mencoba membela diriku. Kenapa mereka seperti marah?
Aku tak melakukan sesuatu yang dilarang agama atau apa. Astaga!
"Dengar, Trea. Kamu anak di bawah umur, dan Aswin sudah seumuran dengan kami."
Aku menunduk dalam, harusnya aku tak bilang suka pada Aswin juga. Tapi, dia tak menembakku sebagai kekasihnya. Harusnya kami belum resmikan?
"Aku menjaganya, El. Aku tak kan menyakitinya atau melakukan sesuatu yang melanggar kodrat. Aku cukup tahu untuk tidak melangkah jauh."
Aswin terdengar yakin mengatakannya dan membuatku terasa diperlakukan seperti seorang pacar sekarang. Astaga, apa ini yang dirasakan pasangan muda dimabuk cinta?
"Ya, aku tahu. Kamu Trea, harus lulus kuliah. Aku tak mau kalian tak fokus pada jalan masing-masing. Ini bukan karena aku tak mau dilangkahi. Tapi, ini karena aku khawatir dengan masa depan kalian. Satu lagi, tak ada kontak fisik!!!"
El menekan tiap kata.
Bahkan aku belum memulainya.
"Kami masih berteman El, aku juga tak ingin membuatnya terikat padaku. Aku juga ingin masa depan bagus untuk Trea."
Aku menengok Aswin.
Berteman? Benarkan!
Jadi, itu hanya ungkapan perasaan bukan ajakan menjadi pacar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Science FictionTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...