"Arghttt..."
Aku berlari secepat kubisa, anjing itu masih mengejar ku di belakang. Jatungku ingin keluar dari tempatnya. Kumohon berhentilah mengejarku! Arahku mendekati bukit bintang, aku harus cepat pergi meninggalkan anjing tanpa pemilik itu. Kupacu lagi bagai pelari profesional di atas lintasan balap. Pasir yang kutapaki sudah menghilang dan digantikan rumput pendek.
Gukk... Gukk...
Anjing yang mengejarku berhenti diperbatasan. Dia mirip anjing penjaga yang menjaga tempatnya supaya orang asing tidak masuk ke sana. Aku tersenyum senang, dia sudah berhenti mengejarku. Langit sudah mengelap selain langit barat berwarna jingga. Senja!
Kulepas atribut ban ditubuhku melepas beban yang ada. Aku duduk ditepian bukit menikmati cahaya sore di Redland. Rumah-rumah warga terlihat kecil dan hanya meninggalkan secerca cahaya kecil. Senja memikat hatiku terpaku di tempat. Memuji setiap keindahan alam ditawarkannya. Keindahan ini lah pemandangan nyata adanya. Tidak sombong namun penuh keanggunan. Tidak berlebihan pas dimataku. Lambat laun keindahan ini mulai pudar. Bisakah waktu berhenti semenit saja?
Tidak! Keindahan lain akan muncul setelah keindahan. Kurebahkan diriku di rumput dan menjelajahi ribuan cahaya di langit. Bukit bintang, dataran tertinggi di Redland. Berjajar bintang-bintang saling berpendar. Saling menunjukkan kehebatan mereka. Satu sama lain berlomba-lomba menjadi bintang utama malam ini. Aku tersenyum mengangkat tanganku seolah-olah berhasil menyentuh mereka. Satu lagu untuk ini milik SheilaOn7. Setiap malam lagu itu yang sering diputar dilingkunganku. Radio selalu hidup 24 jam non stop. Aku tertawa kesekian kalinya, rinduku sedikit terobati disini. Metode paling ampuh untukku yaitu...
Mengobati rinduku.
🍁🍁🍁
"Bagaimana?"
"Disana akan jadi tempat favoritku." Jawabku riang.
Master G terkekeh lagi semenjak tadi pagi. Dia menyetir jalanan pulang, hanya kami berdua. Untuk lainnya katanya mereka memiliki tugas lain. Entahlah aku tak ambil pusing, toh yang memberiku perintah adalah Master G. Dia yang wajib menjemputku di bukit bintang.
"Disana juga tempat favoritku."
Mataku berbinar mendengarnya, aku punya teman untuk diajak menikmati senja bersamaa disana. Barangkali besok Master G punya rencana kesana lagi aku akan ikut dengannya. Setidaknya aku punya satu tempat favoritku di bumi ini. Suatu yang membuat kita suka pasti akan menumbuhkan kerinduan suatu saat nanti. Aku ingin membuktikannya karena aku sangat rindu bumiku. Disamping polusi, korupsi, banjir, dan sifat negatif lainnya. Bumiku punya segudang kata positif yang jika dijabarkan akan sulit.
"Master, aku punya beberapa pertanyaan. Boleh kutanyakan?" Beberapa hal sudah terjawab, namun banyak hal lain yang masih mengganjal dipikiranku.
"Haha... Tanyakan saja jangan sungkan."
"Bagaimana caranya aku dapat tahu bahasa bumi ini?"
Bayangkan, jika di film-film luar alien atau makhluk asing berbahasa aneh. Sedangkan disini bahasa mereka bahasa Indonesia baik dan benar. Aku juga baru berpikiran sekarang ketika aku menatap bintang. Apakah terjadi perbedaan masa ataukah memang bahasa mereka bahasa Indonesia. Aku jadi ingin tahu sitem pendidikan disini. Cara mereka mendapatkan ilmu dan lajur pendidikan modern.
"Ini akan jadi sejarah panjang. Ketika Sioner pertama datang, bahasa mereka sangat susah di mengerti. Mereka tidak memiliki abjad atau perhitungan. Lebih tepatnya mereka dalam keadaan manusia purba. Sioner pertamalah yang mengubahnya, namanya Jaka Jaya. Dia tidak sengaja masuk ke galaksi ini melalui potral di Jogja. Dia adalah seorang sastrawan pintar. Sebab, itulah mengapa abjad Archi sama dengan aksara jawa. Kemudian Sioner lain mulai bermunculan dan mengubah bahasa sekarang."
Wow...
Master G dapat menjadi guru sejarah jika dia mau. Dia menerangkan secara detail dan lengkap. Tak bertela-tele dan dapat aku mengerti secara mudah. Pantas sejak datang kemari aksara jawalah yang menjadi abjad. Luar biasa!
"Lalu, apakah yang datang kemari adalah Sioner berasal dari Indonesia saja?"
"Tidak, beberapa dari benua Eropa dan Amerika. Berkat Sioner terjadi silang keturunan. Keturunan asli Archi adalah Whiteland. Sedangkan tiga lainnya berakulturasi dengan Sioner."
Dari penjelasannya pantas jika Whiteland menjunjung tinggi kesucian. Maksudnya mereka beranggapan bahwa mereka suci karena darah mereka darah murni penduduk asli Archi. Hanya saja, apa latar belakang membuat mereka mengincar Sioner sesungguhnya? Apa karena Sioner dapat mengganggu stabilitas pemerintahan mereka atau hal lain?
"Aku punya pertanyaan lagi, bagaimana cara kalian menemukanku? Maksudku cara kalian tahu aku Sioner."
"Itu mudah, kami mengintaimu 2 tahun. Ciri-ciri Sioner lebih mudah jika dia perempuan. Sioner memiliki sikap sabar lebih tinggi dan memandang masalahnya secara bijak. Dikeluragamu juga memiliki keturunan Sioner tinggi."
"Apa sebelum ku keluargaku lainnya ada yang menjadi Sioner?"
"Ya, silsilah keluargamu yang menjadikanmu Sioner."
"Siapa? Ayah dan ibuku tidak memiliki sanak saudara sebelumnya."
"Itu masih menjadi rahasia, jangan paksakan dirimu menerima banyak informasi."
Mereka mengintaiku selama dua tahun, apa itu artinya selama ini mereka mengawasi gerak-gerikku? Dimulai dari aku kelas 1 SMA, hidupku cukup baik walau kadang Mella dan temannya sering memojokanku. Mereka masih dalam taraf kenakalan remaja wajar, bila hari itu mereka tidak mengataiku dan melempar botol. Aku tak tahu jika ada orang yang mengintaiku diam-diam. Aku punya batas kesabaran sendiri, masalah ku bukanlah masalah serius. Mella dan lainnya hanya kerikil kecil dalam hidupku. Aku tak perlu memikirkannya. Toh, aku punya keluarga terhebat didunia.
Untuk masalah keluargaku, aku sama sekali belum tahu siapa saudara ayah ibu. Kakek nenek, paman bibi, atau sepupu. Lalu, jika mereka Sioner tentu ada kisah hidup mereka. Masih banyak teka-teki yang belum terjawab. Darimana asal-usul Sioner sebenarnya? Untuk apa kami datang ke bumi ini? Bagaimana bisa ada potral di Jogja dan mendamparkan Jaka Jaya? Ini masih mesterius! Latar belakang Demoter adalah hal paling ganjil. Sioner sudah ada sejak dulu, lalu kenapa Demoter memilih menghilangkan keberadaan mereka?
"Aku masih belum paham." Kataku lesu.
"Tidak apa, suatu saat nanti kamu akan mengerti. Istirahatlah!" Master G menepuk kepalaku pelan.
Kapan?
Waktuku di Redland tinggal beberapa hari lagi. Disini banyak informasi yang kudapat. Bagaimana dengan Blackland nantinya? Apakah aku bisa beradaptasi disana? Apakah rakyat disana menerima kami? Aku takut mereka malah menolak kami. Kuharap mereka seramah rakyat Redland.
🍁🍁🍁
Salam ThunderClap!🤗
Terima kasih telah datang dan mampir. Sampai ketemu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Fiksi IlmiahTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...