Sudah dua hari kami latihan di tempat yang sama. Bion masih belum bisa untuk menembak target. Kami bersiap-siap dan pergi ke tempat ujian. Semua orang sudah berkumpul menyaksikan kami.
"Para hadirin, saksikanlah ujian Sioner."
Semua irang berteriak histeris, aku mendengar juga lara pohon bersuara riang gembira.
"Ujian kali ini tak akan mudah, kalian harus mendapatkan pohon ungu yang ada di tengah hutan Greenland. Pohon itu harus kalian dapatkan, disana ada petunjuk lainnya."
Kami diberi kertas undian, kami akan berjalan terpisah bukan kelompok. Aku memilih terakhir dan mendapat undian nomer 3. Kami berjalan ke cabang jalan yang telah ditentukan. Aku menatap semua teman-temanku. Mereka nampak gugup begitu juga aku.
"Mulai!"
Aku berjalan santai, aku tak mau terburu-buru. Lagipula tanah Greenland aku belum tahu banyak. Aku harus berhati-hati lagipula banyak tanaman beracun dan hewan liar. Bisa saja aku tak sengaja bertemu mereka.
Berhati-hatilah
Sepertinya para pohon mengkhawatirkan ku. Sejujurnya aku jadi tidak terlalu takut jika masuk ke dalam hutan lagi.
"Ya."
Kamu tahu tempatnya
"Tidak, aku akan cari sendiri. Lagipula ini pertarungan untuk diri kami."
Kami diperbolehkan untuk memakai segala benda untuk menunjang ujian kami. Aku tak punya alat khusus. El hanya mengandalkan insting dan persenjataan. Bion menggunakan teknologi yang dibuatnya secara khusus dan Dion menggunakan pengetahuannya. Aku hanya membawa senjata saja. Sebuah pistol dan pisau. Apa aku bisa melakukan lebih baik?
Jika saja aku Soga, aku bisa berbicara dengan hewan. Dia termasuk penduduk asli Greenland. Tanah hijau yang sangat indah nan misterius.
Temanmu sepertinya cukup pintar
"Siapa?"
Pria yang paling tampan, dia sudah hampir sampai
El?
Cepat sekali, dia kan tinggal disini. Tentu saja tempat ini tak terlalu asing. Apa ibu juga senang tinggal disini? Atau dia berada dihabiskan waktunya di Whiteland. Aku belum paham karena apa yang kulihat hanya peristiwa penting saja.
Cepatlah!
"Sabar!"
Aku naik ke tebing yang cukup curam dan memanjatnya. Pohon ungu itu ada ditengah hutan. Mungkin kamu akan bertemu disana. Aku mencoba mencarinya, ini sudah lebih dari 1 jam berjalan. Tak ada tanda pohon ungu itu.
"Trea?"
Bion duduk lemas dengan darah dikakinya.
"Kamu kenapa?"
Darahnya tak mau berhenti. Aku tak punya persediaan obat-obatan.
"Demoter!"
"Apa?"
"Mereka mengintai kita, aku punya obat di tas."
Bion membungkuk, aku mengambil tasnya dan mencari obatnya. Kenapa Demoter tahu kami disini dan menjalani ujian? Apa beritanya sudah menyebar?
"Dimana mereka?"
"Mereka menunggu di atas sana."
Aku mendongak.
Mereka menunggu
"Apa?"
Mereka menunggu kalian terlihat, tetaplah bersembunyi
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Science-FictionTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...