"Arghttt..." Leherku dicekik oleh tangan besarnya.
Aku tidak bisa bernapas, dia sangat kuat. Tenagaku tak bisa menandinginya, lepaskan! Aku mencoba sekuat tenaga memegang tangannya. Tapi itu hanya sebuah kesia-siaan. Anjing itu berhasil melukai Profesor Baines sampai tubuhnya terluka sangat mengerikan. Itu bagus, aku berhasil melukai satu orang yang kubenci.
Aku kuat untuk ini.
"Bawa dia kemari!"
Markus membawa tubuhku ke hadapan Weldorm. Apa yang akan dia lakukan lagi? Aku merasa berada dalam bahaya yang sangat bahaya. Weldorm tersenyum dan membuka sesuatu. Ruangan serba putih, tempat apa ini?
"Jika mereka tidak menemukan tubuhmu. Kalian tidak bisa membuktikan bahwa aku terlibat. Sayang sekali Trea. Aku akan membawaku ke dalam mimpi indahmu."
Aku ingat!
"Lepaskan... Aku..."
Markus mencekikku di depan pintu. Jangan tempat ini! Aku harus pulang meski hanya tubuhku. Aku tidak boleh berada di ruangan putih ini. Perlahan aku bisa merasakan ruangan putih di belakangku menjadi sangat hitam pekat. Tubuhku seakan ditarik secara paksa.
"Tidak!!!!"
"Ucapkan selamat tinggal pada semua dunia. Itu akan jadi pemakamanmu."
Markus melepaskan leherku. Kakiku sudah berada di dalam sesuatu yang hitam. Aku tidak bisa merasakan kakiku.
"Tidak!!!" Aku mencoba merangkak keluar.
Ini sangat sulit dan berat. Aku tak bisa meraih apapun. Aku tidak mau berada di kegelapan yang telah memakan banyak Sioner. Pintu perlahan tertutup, aku tak bisa kembali.
"Trea!!!"
Aswin???
Aku melihat Aswin datang bersama orang-orang. Mereka menatapku sebelum pintu ini tertutup dengan sempurna.
Brakkk...
"TREAAAAA..."
🍁🍁🍁
Gelap sekali.
Tubuhku seperti melayang-layang di udara. Tak ada cahaya apapun di dalam sini. Hanya ada kegelapan yang terus terlihat. Apa aku akan mati menunggu disini? Apa Sioner sebelum ku juga seperti ini? Apa mereka merasakan kehampaan tanpa ujung ini?
Tak ada makanan, tak ada orang lain, tak ada satupun yang bisa menolong. Di dalam kesepian tak ada ujungnya, mereka meminta tolong tapi tak ada yang tahu keberadaan mereka.
Aku mencoba bergerak pergi.
Tentu saja aku tak bisa merasakan apapun.
Ini sangat sepi dan sunyi.
Aku hanya bisa menunggu ajalku di tempat ini.
Disaat-saat terakhir, aku bisa melihat wajah mereka untuk terakhir kalinya. Itu sebuah hal yang perlu disyukuri. Jika saja aku menahan sedikit lagi Markus. Aku bisa bertemu mereka.
Hiskkk... Hiskkk...
Aku ingin mengucapkan kalimat terimakasih dan maaf pada mereka. Khususnya Master G. Aku ceroboh, sangat ceroboh. Aku melanggar perintahnya padaku.
Maaf.
Ayah, ibu, El. Aku ingin kalian bahagia setelah semua ini selesai. Aku ingin mereka tidak perlu dikejar oleh Demoter. Mereka bisa hidup dengan damai.
Dion dan Bion, aku ingin mereka lebih akur. Tapi mereka sangat lucu saat bertengkar. Aku sangat berterimakasih karena mau mengajariku banyak hal.
Dan untuk semua orang. Aku sangat berterima kasih karena mau membantu anak kecil yang tidak tahu apa-apa ini. Kalian membantuku tanpa pamrih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Science FictionTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...