Bab 75 : Penjara Lagi

113 25 0
                                    

Aku dan Dion membuat sebuah uji coba dengan membawa tanah sebagai sampel. Setelah ujian selesai, kami akan melakukan riset lainnya. Apa ini berhubungan dengan mesin itu atau tidak. Aku tak mau gegabah dan meminta informasi dari Jackson. Dia tak akan membiarkan informasi mengenai Whiteland pada kami. Walau itu hanya dugaan ku saja sebab sejak kami tiba sampai pagi ini dia tak menampakkan diri.

Semalam aku tak bisa tidur memikirkan ini. Sendirian memang tak enak. Terutama banyak pengawal yang akan terus berjaga siang dan malam.

"Kantung matamu jadi sangat hitam. Kamu tidak bisa tidur?"

"Hmm, kamu sendiri?" Aku menjadi sangat curiga pada bangsa Viki sampai rasanya aku tak bisa tidur dengan tenang.

"Sama, aku tidak bisa tidur dengan nyaman bersama dengan Master G."

Pasti mereka sangat canggung semalam. Bayangkan saja Master G. yang pendiam dan menakutkan bersama Dion yang ketakutan. Jika Bion, Master G. yang akan punya wajah kusut tiap pagi mendengar suara game.

"Hahaha... Tapi dimana dia?"

"Dia bertemu dengan Jackson."

"Hah? Dimana? Kita harus betemu dengannya juga."

Harusnya aku ikut bersama Master G. saja. Siapa tahu aku bisa mengambil beberapa informasi dari pembicaraan mereka. Lalu apa yang mereka bicarakan sekarang?

"Mereka hanya bicara berdua, kamu mau jalan-jalan? Aku sudah meminta persetujuannya."

"Ayo, tapi kita harus diam-diam. Pengawal kakek sangat menyebalkan."

"Oke-oke."

Aku kembali bersemangat, mungkin lain kali aku bisa bertemu tuan Jackson. Jika bukan sekarang bisa lain waktu, sampai akhir pemungutan suara kami akan berada disini sampai bisa mencapai suara Whiteland.

Tapi apa yang bisa diperlihatkan bangsa Viki? Sepanjang jalan hanyalah warna putih dengan langit begitu biru. Hanya beberapa titik warna, itupun hanya sedikit. Contohnya adalah pohon yang akan kami teliti. Ini pohon terbesar yang ada disini.

"Ini di tengah kotanya, mereka menjadikan pohon ini tempat berkumpul."

"Apa yang biasanya mereka lakukan?" Ada kemiripan dengan Greenland. Mirip pohon yang ingin air itu.

"Bangsa Viki cukup tradisional, mereka punya tarian dan pesta rakyat. Kamu harus melihatnya jika mereka mengadakannya."

"Wow, aku menantinya."

Aku berkeliling di pohon ini, mirip dengan ada di Greenland. Jika saja ini berwarna semestinya, aku pikir pohon ini akan sangat indah di tengah kota putih ini.

'Bagaimana pendapatmu? Teman-temanku mengatakan kamu anak baik yang akan membantu kami. Kamu akan menghancurkan mesin itu kan?'

"Aku bukan anak baik, sulit untuk menghancurkan mesin jika itu sudah berlangsung lama."

'Para manusia itu tidak akan mau jika kamu tidak menghancurkannya.'

"Tapi kenapa kalian tidak menggunakan kekuatan alam saja."

'Tempat mesin itu tak bisa kami masuki.'

"Aku juga lupa bertanya mengenai dimana mesin itu. Kamu mau memberitahuku? Dan kenapa kalian tak bisa kesana?"

'Tempat itu ada di tengah perairan, di bawah sana ada tempat dengan besi yang tak bisa kami tembus. Bahkan mendekat saja itu mustahil kesana. Hanya manusia yang bisa menghancurkannya karena itu perbuatan manusia.'

"Jika itu di perairan, apakah danau atau laut?"

'Ada sebuah waduk besar di Whiteland. Jaraknya sangat jauh dari sini karena itu berbatasan dengan Redland.'

Aku paham kenapa tempat itu tak bisa dijangkau mereka. Jika itu waduk besar artinya kedalaman dan cakupan wilayahnya sangat lebar. Walau akar tanaman bisa menjangkau cukup jauh bila tempatnya saja disana dan ditutupi dengan mesin. Mana bisa mereka menghancurkannya. Terlebih pasti ada keamanan dan berbagai hal yang menjaga tempat itu. Pihak Whiteland tak akan tinggal diam jika aku menghancurkannya.

"Jika memungkinkan aku akan membantu kalian, tapi aku tak bisa menjanjikannya. Terlebih itu bisa melibatkan dua negara. Jadi, kumohon tunggu sampai kami para Sioner bisa memiliki wewenang. Dengan begitu kami akan lebih bisa membantu kalian."

'Aku mengerti. Maaf, untuk meminta sesuatu yang sulit.'

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin kekuatan ini berguna bagi manusia di Archi."

🍁🍁🍁

Satu hari disini kami hanya meneliti saja. Dion menyuruhku untuk ke atas pohon dan mengambil sampel disana. Kekuatan ini sangat berguna untuk mendukung Dion. Sayangnya kami langsung ditangkap pihak Viki karena mencoba merusak lingkungan.

"Tuan, kami tak merusaknya. Kami sedang meneliti saja."

Sedari tadi Dion memberikan banyak sekali alasan. Tapi pihak Viki hanya diam saja. Apa kami harus memberitahu Master G.? Masalahnya kami dimasukan ke dalam penjara!!! Harusnya tadi aku membawa pengawal saja daripada dikurung di sini. Aku salah kakek.

"Kami ini Sioner, kami sedang melakukan hal untuk kelangsungan hidup manusia juga. Atau tuan bisa memanggil Master G. atau Tuan Jackson."

"Diam! Kalian itu penipu!"

Gawat! Aku marah sekarang. Perutku juga tak bisa menahan rasa laparku hari ini.

"Hey! Pak! Kamu pikir kami kriminal? Kami hanya ingin tahu kenapa tumbuhan berteriak meminta tolong pada kami. Kalian kan tidak mendengar mereka, aku setiap waktu mendengar para pohon kesakitan. Kami hanya ingin menolong dan meneliti saja. Apa itu masalah? Lagipula aku sudah meminta maaf pada pohon itu!"

"Kamu gila berbicara dengan pohon? Mana mungkin manusia bisa mendengar pohon!"

Astaga! Kenapa mereka tak mau percaya? Bahkan kami Sioner saja mereka tak menghargai kami. Jika aku berubah jadi Big Trea masalah utamanya adalah mereka lebih dari 10 orang yang berjaga. Kukira hanya sebagai kurungan biasa, ternyata kami justru dipenjara di kantor keamanan disini. Pasti lebih dari 10 orang di kantor ini. Padahal aku ingin mengambil suara mereka malah hari ini mendapat hal lain.

"Mari bertaruh, jika aku bisa membuat pohon itu berubah bentuk apa kamu akan melepas kami?" Aku menunjuk satu pot tanaman putih yang berbentuk bonsai.

"Jangan bohong!"

"Bagaimana jika kamu tidak bisa?" Salah satu orang mendekat.

"Yah, tentunya kami akan diam saja. Tapi jika aku bisa, kalian harus melepaskan kami dan meminta maaf. Satu lagi, kalian harus mengantar kami ke tempat tuan Jackson!"

"Itu tak adil, bagaimana jika kamu gagal juga. Kamu harus menghibur kami di sini?" Senyumannya sangat menjijikan.

"Jaga bicaramu!" Dion berteriak kencang.

Mereka ini seenaknya ternyata!

Aku mengingat sebuah hal waktu di Redland dulu. Apa pihak Whiteland memang punya sifat alami begini? Waktu itu jika aku tidak berubah jadi Redland, mungkin aku akan diperlukan lebih buruk lagi.

"Okey!"

"Trea!" Dion berteriak dan menyeretku menjauh.

"Stttt... Aku bisa. Itu mudah."

"Kamu yakin?"

"Sebenarnya jika aku mau, mereka para pohon ingin menghancurkan tempat ini." Aku menahan tawaku.

Ini akan lebih menyenangkan dibandingkan apapun. Kami akan bisa membuat para pihak keamanan mendukung tanpa harus mengeluarkan biaya lebih. Hahaha...

🍁🍁🍁

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang