Bab 84 : Ruangan SDA

119 26 3
                                    

"Ini Kementerian SDA."

Kami berhenti disebuah pintu dengan desain daun dan pohon. Nathalie menekan pintinya dengan tangannya, sebuah cahaya hijau terpancar dan membuat pintunya terbuka perlahan. Apa tadi itu sebuah sandi masuk? Akan susah jika harus keluar dan masuk menggunakannya.

"Selamat datang di Kementerian SDA."  Sebuah suara menyapa kami.

Seekor robot kucing datang, jika diibaratkan seperti kucing keberuntungan di toko-toko yang berwarna emas. Bedanya ini jauh lebih besar seukuran manusia. Yang paling mencengangkan bukan itu, sebenarnya seberapa luas tempat ini. Aku melihat ruangan dengan banyak pintu kaca. Aku bisa melihat orang-orang sedang bekerja dan meneliti. Mereka sangat sibuk sampai tak ada satupun yang melihat kearah kami. Pasti kucing robot ini digunakan untuk menjamu tamu yang datang.

"Apa kalian akan menemui Tuan Alan? Saya akan meminta waktu pada Erin."

"Erin?" Siapa lagi Erin?

"Dia adalah Erin." Nathalie menunjuk kucing di depan kami.

Aku melongo dan mengangguk setuju dengan Nathalie. Kenapa harus meminta waktu pada kucing robot? Aku melirik Master G. yang tersenyum dengan apa yang kami lihat. Ini baru namanya Whiteland.

"Master, tapi kita tak bisa leluasa disini. Kita bisa terlihat oleh orang-orang. Akan sulit menemukan meja Michella."

"Maka kita harus meminta bantuan Dion."

"Hah, mari bertemu Tuan Alan dulu. Kita harus mendemokan suntikan ini." Aku menepuk tas yang berisi hasil eksperimen Dion.

Semoga saja Tuan Alan tertarik dan mau bekerja sama untuk meneliti tanah Viki. Itu yang diinginkan Dion. Dengan begitu dia akan tahu bahwa Sioner juga punya peneliti hebat yang bisa bersaing dengan peneliti Whiteland. Sebenarnya Dion ingin juga diakui oleh profesor, barangkali dia akan diajak bekerjasama nantinya.

"Tuan Alan menunggu kalian diruangannya sekarang. Apa kalian bersedia?"

"Iya."

Kami pergi dipandu oleh Erin. Dia berjalan dengan dua kaki yang bergerak dinamis. Mungkin Bion bisa membuatkanku robot yang mirip Erin. Aku ingin sebuah robot berbentuk naga raksasa dan bisa menyerang Weldorm. Aku sangat ingin membunuhnya.

Erin menuntun kami ke sebuah ruangan dengan dinding yang tak transparan. Hanya ruangan ini saja yang tak bisa terlihat dari luar maupun dalam.

"Ini ruangan milik Tuan Alan. Kalian bisa berbincang dengannya. Saya akan menunggu di luar."

"Terima kasih Nathalie."

Nathalie pergi bersama Erin keluar dari ruangan putih tanpa adanya apapun. Ruangan apa ini?

"Selamat datang di Kementerian SDA. Aku sudah mendengar kalian mau menemuiku, jadi aku berlari kemari. Ada apa Sioner?" Tuan Alan datang dari arah pintu.

Ternyata dia tak menunggu kami disini. Tuan Alan menekan suatu di tembok dan membuat berbagai hal muncul. Ada meja dan kursi, foto, tanaman, dan banyak hal lagi. Aku menatap akuarium yang baru muncul. Ada ikan warna biru transparan. Aku bisa melihat berbagai bagian dalam tubuhnya. Khusunya jantung yang berdetak-detak. Apa ini juga ekperimen?

"Kami ingin mendemokan hasil eksperimen salah satu Sioner. Dia bekerja keras sampai jatuh sakit karena membuat benda ini." Master G. mengeluarkan suntikan dari tasnya. Aku diam menunggu reaksi Tuan Alan. Semoga saja dia tertarik meski sedikit saja.

"Hmm, suntikan apa ini?"

"Kami akan mencontohkannya." Master G. mengambil salah satu tanaman dan menyuntikan suntikan Dion.

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang