Aku mengutuk Bion sepanjang perjalanan, dia malah bersenandung dan melihat-lihat gedung milik kakek. Master G. malah menyuruhku menemaninya, dia memihak anak didepanku begitu saja. Aku duduk di salah satu mobil dan memainkannya. Aku kesal sekarang!
"Hey, tenang saja. Aku akan membelikanmu es krim nanti." Bion tersenyum dan ikut bermain.
"Tidak mau! Itu hanya es krim, aku bukan anak kecil!" Aku menatap Bion penuh permusuhan.
"Kenapa kamu marah? Apa karena kamu tak bersama Aswin?"
Itu juga! Harusnya aku menghabiskan waktu sebelum ujian, aku ingin bersamanya sampai aku kembali ke bumi. Setelahnya mungkin butuh 4 tahun untuk melihatnya kembali.
"Kamu pernah suka pada seseorang tidak?" Tanyaku ingin tahu sekali.
Biar kutebak, pasti belum pernah.
"Hah? Ya... Iya, pernah."
"Masa?"
"Aku ini pintar, tampan, dan pemain game unggulan. Banyak yang menyukaiku."
"Oh, tapi kamu belum pernah punya kekasih?"
Bion menghentikan aktivitasnya, dia bernapas kasar. Apa itu menganggu Bion? Aku juga tak tahu asmara Sioner lain. Toh, mereka juga tak membicarakan hati mereka padaku. Atau sekadar curhat mengenai perempuan. Aku kadang curiga pada mereka, tapi itu pasti tidak mungkin.
"Dulu ada seseorang yang kusukai, tapi dia tak menyukaiku."
"Kamu belum bisa melupakannya ya?"
"Hmm, dia tak suka Sioner."
Aku mengangguk, pasti beban Sioner juga berat juga. Orang-orang akan sungkan apalagi banyak orang yang tak suka pada kami.
"Siapa dia?"
"Seorang wanita cantik sekali, dia dari Redland."
"Apa? Yang benar saja."
"Dia sudah menikah dan punya anak. Itu sudah lama, Trea."
Kasian Bion.
"Lupakan saja, mari bermain bersama. Aku akan menemanimu hari ini."
"Benar, ya! Kamu tidak boleh kabur atau merengek."
"Hmm, hari ini mari bersenang-senang sebelum ujian."
🍁🍁🍁
Bion mengajakku ke banyak tempat, bahkan dia membelikan makanan khas Whiteland berwarna putih. Rasanya hambar dan aneh, mungkin mirip bubur tapi dalam bentuk padat. Aku meringis karena tak ada garam atau micin. Setidaknya itu membuat lidahku mengecap rasa.
"Ada tempat lain yang perlu kamu kunjungi, ada pusat penelitian di sini. Setiap ibu hamil akan datang kesana untuk menerima DNA."
"Kamu dulu juga?"
"Tidak lah, makanya aku bisa menjadi Sioner."
"Oh..."
Aku ingin mengunjungi tempat itu, Bion menarikku ke sebuah mobil mini. Disetiap tempat pasti menyediakan mobil mini mirip motor ini. Mungkin untuk mereka berpergian. Kami mengendarainya sampai ke tempat yang sangat indah. Gedungnya tinggi dan banyak hiasan seperti berlian di temboknya. Jika terkena cahaya matahari temboknya menjadi berkilauan.
Menariknya ini adalah pusat penelitian Whiteland. Depan pintu dua orang penjaga berseragam akan membukakannya. Tak ada resepsionis atau pemandu. Semua orang sudah tahu tempat ini. Banyak ibu hamil yang datang. Bahkan semuanya mungkin ibu hamil.
"Pasti mereka kira aku ingin suntik juga."
"Hahaha... Kita mirip sepasang suami istri. Ayo, di atas lebih bagus lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Science FictionTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...