"Selamat datang!" Seorang pria paruh baya datang dan membungkuk kepadaku. Tubuhku membungkuk sedikit membalasnya walau kaku jika dilihat.
"Namaku Ruv, penjaga pusat pengetahuan Redland. Kamu Trea?" Wajahnya ramah penuh kebijaksanaan.
"Ya."
Tuan Ruv menyilahkanku masuk ke dalam sebuah lorong. Kuikuti dirinya dari belakang. Lorong yang kami lewati berbentuk oval, sisi dinding terdapat banyak hiasan dan foto orang. Wajah mereka datar dan menampilkan aura keagungan. Apalagi mahkota bertengger di puncak kepala. Karena mahkota itu aku tahu mereka orang kerjaan yang penting. Mungkin raja atau pangeran.
"Mereka adalah para raja terdahulu sebelum berganti sistem pemerintahan. Mereka lama berkuasa, kesombongan memakan hati mereka. Banyak rakyat mati saat diperintah oleh mereka. Setelah era kerajaan berakhir, muncullah sistem pemilihan langsung. Tokoh terkemuka akan maju dan dipilih oleh rakyat. Kami tidak mengenal sistem partai. Hanya masyarakat terkemuka saja yang dapat maju." Jelasnya menerangkan.
"Apa tuan adalah pemimpin?" Tanyaku ragu. Pakaian Tuan Ruv tergolong berbeda dan mewah. Terbesit pemikiran bahwa dirinya seorang pemimpin di Redland.
"Tidak, nak. Kekuasaan hanya akan menenggelamkanmu kedasar jurang. Aku terlalu tua memimpin tanah merah ini." Tuan Ruv menekan tuas disalah satu tembok.
Suara gesekan halus mengalun disela-sela pintu oval terbuka. Kami masuk ke dalam ruangan penuh buku. Aroma kertas tua menyeruak menusuk hidungku. Rak-rak penuh buku menjulang ke atas. Tuan Ruv berjalan ke salah satu rak dan mengambil sebuah buku besar berwarna merah darah.
"Duduklah!" Tuan Ruv menunjuk sofa ditengah-tengah ruang baca. Kuhempaskan bokongku ke sofa kuning cerah.
"Aku senang mengetahui para Sioner bertambah apalagi jarang seorang perempuan. Dulu banyak sekali Sioner perempuan sebelum mereka ditangkap dan dimasukan kedalam ruang putih. Bersyukurlah kamu menerima takdir ini." Tuan Ruv duduk menghadapku.
Kerutan kecil berada didahiku, kenapa Sioner perempuan yang ditangkap. Kata Master G hanya kami berlima dan aku satu-satunya perempuan. Jika Tuan Ruv bicara begitu artinya dulu banyak Sioner. Lalu apa yang terjadi pada mereka?
"Tuan, sebenarnya apa itu Sioner? Walau diriku mengakui aku Sioner, tetap saja aku tidak tahu apa-apa." Hanya Sioner yang diincar oleh Demoter, seterusnya yang kutahu lari sejauh mungkin dari Demoter.
"Mereka masih menyembunyikan banyak informasi darimu. Sioner bukan hanya nama atau simbol, itu tugas yang wajib diemban. Sioner dijunjung tinggi di tanah bumi ini. Mereka bagai cahaya yang kami perlukan. Mereka sangat berwenang mengadili dan mutlak. Kamu sudah tahu dari mereka bukan?" Aku menggangguk mengiyakannya.
"Dulu bumi ini memiliki banyak Sioner, Christhoper Gideon. Dia pemimpin paling berpengaruh dan bijaksana. Dia berasal dari bumimu namun dia sangat mencintai bumi ini juga. Awalnya semua berjalan lancar sampai 10 tahun lalu dia meninggal. Kami berduka, semua rakyat Archi. Lalu tragedi paling mengenaskan dimulai, para Demoter wilayah Whiteland bergerak diam-diam menculik dan menghilangkan para Sioner. Dimulai dari wanita, anak kecil, dan terakhir kaum laki-laki." Mataku menatapnya tanpa berkedip.
Sejarah Sioner sangat memilukan, apa karena kekuasaan sampai nyawa taruhannya. Semua orang sepertiku diculik dan dibunuh oleh Demoter. Hal paling keji untukku, bagaimana denganku sekarang. Mereka pasti akan menculikku dan terus memgincar nyawaku demi kepentingan mereka sendiri.
"Kenapa kalian tidak menghentikan para Demoter?"
"Mereka bergerak dibawah pemimpin Whiteland, Weldorm Youlister. Dia berkuasa di wilayah Archi, berkatnya kasus Sioner disembunyikan dan memalsukan Sioner menghilang ditanah Archi. Baru 5 tahun setelahnya muncul Sioner dari bumi mu, Gerry Gideon. Dia adik Christhoper Gideon, aku menemukannya di perbatasan Redland. Dia menceritakan padaku dirinya diculik orang putih." Jadi, Master G diculik Demoter sebelumnya.
"Setelah dia, El dan Dion muncul bersama diikuti Bion kembarannya. Mereka menerima takdir mereka, akan tetapi selang beberapa bulan muncul permasalahan baru. Sioner yang muncul tidak menerima takdir mereka, hal itu mempermudah Demoter menculik mereka. Yang tersisa mereka berempat dan kamu yang terakhir."
Degg...
Terakhir, artinya tidak ada Sioner lagi selain kami berlima. Mustahil, lima orang melawan ratusan bahkan ribuan Demoter di luaran sana. Bulu kuduk ku merinding memikirkannya. Akan jadi apa kami nanti bila kekuatan kami lima orang. Sulit dipercaya aku yang terakhir.
"Sioner adalah garis keturunan. Seorang dianggap Sioner bila dia lahir secara garis lurus. Tanpa berbelok atau bercampur. Dia memiliki asli gen awal. Kamu dan para Sioner adalah keajaiban di dunia ini. Perlu menunggu 100 tahun lagi untuk lahir Sioner generasi selanjutnya dan itu sulit." Tuan Ruv kembali mengukir senyum hangat.
"Apa tugasku bila jadi Sioner?" Apakah aku hanya mengadili Demoter atau apa?
"Ini buku wilayah Redland, bacalah!" Tuan Ruv menyodorkan buku besar yang dia pegang dan pergi keluar ruangan lain.
Setidaknya aku tahu informasi lain. Aku juga butuh pengetahuan baru menambah wawasanku akan galaksi Kulamo ini. Galaksi selain galaksi Bima Sakti. Buku pemberian Tuan Ruv sangat tebal sampai 5 cm. Disampul tertulis tulisan aksara jawa yang artinya 'Dataran Merah'.
🍁🍁🍁
Fakta yang kudapat adalah mereka menyukai warna merah, nama mereka diawali huruf R, dan rambut mata mereka merah. Rumah-rumah yang memasuki wilayah Redland biasanya berwarna merah, orange, dan kuning. Tiga warna itu juga berlaku pada pakaian mereka. Semua orang mematuhi segala peraturan yang ada. Sebab itulah sangat minim angka kriminalitas.
Redland dipimpin oleh Ruldorf Roland. Dia pemimpin ke lima, dulu dia berasal dari kelompok satrawan. Pengetahuan dan kebijaksaannya menjadi pondasi paling kokoh. Dia netral, dia melihat dari segi keadilan bukan karena keterikatan pada salah satu pihak. Jika aku punya kesempatan untuk bertemu dengannya, sudah pasti aku akan bertanya banyak hal mengenai segala pengetahuan.
Sioner dijunjung tinggi oleh rakyat Redland. Sebelum mereka diberi pengakuan, seorang Sioner baru harus melakukan tugas atau ujian terlebih dahulu membuktikan mereka pantas mendapat gelar Sioner. Tugas atau ujian ditentukan oleh Dewan Agung. Baik fisik maupun mental akan diujikan. Baru setelah mereka lulus pengakuan akan didapatkan.
Tugas Sioner beragam, mengadili, mata-mata, dan tugas lain demi kebenaran dan keadilan. Tugas utama Sioner mengawasi ke empat wilayah. Bagai elang dihadapkan luasnya samudra. Jadi, dalam kasus sekarang adalah mengadili para Demoter akan kejahatan ilegal mereka.
Di akhir buku tertulis...
'Semua orang dapat merangkai kebijakan
Semua orang dapat menulis kebijakan
Bukan dari tahta atau kedudukan
Bukan juga dari kekayaan atau singgasanaBagai api dalam kobaran
Bagai air dalam gelombang
Bagai udara dalam topan
Bagai tanah dalam gempaTanah merah berjiwa keberanian'
Dibawah kertas tertera nama dan cap jari berwarna merah. Ruvon Reward, nama yang terdengar tidak asing untukku. Ah, Tuan Ruv, dialah penulis buku sejarah ini. Umurnya tua sekali bika kuhitung tahun terbit sampai sekarang, umurnya 78 tahun. Ditambah saat dia menulis usia 20 tahun, ditambah jadi 98 tahun. Menakjubkan!
🍁🍁🍁
Salam ThunderCalp!🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Ciencia FicciónTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...