Aku hanya ingin hadiah yang akan aku ambil jika sudah kupikirkan. Mereka tak melarangnya. Para sepupuku juga menjadi sedikit lebih lunak daripada kemarin. Seharian dicecar berbagai pertanyaan tentang kemampuanku. Tapi kakek menghentikannya dan membuat semua orang terdiam.
Sejujurnya aku tak peduli bagaimana reaksi mereka, yang kuinginkan mereka menyebarkan gosip tentangku. Namaku akan naik, dan masyarakat akan tahu seorang Sioner.
Aku ingin mereka mengganggap kami ada. Bahwa Sioner benar-benar ada di tengah mereka.
"Hari ini tak ada rencana?" Tanyaku pada Dion dan El.
"Tidak, aku ingin melihat bangunan pusat dan rumah Weldorm. Kemungkinan Master G. diantara itu." Dion membuka layar besar menampilkan dua bangunan.
"Aku sudah menghubungi temanku, dia sedang mengakses data. Nanti dia akan mengirimkan hasilnya." Bion sedang mengotak-atik perangkat entah untuk apa.
"Kamu ingin jalan-jalan?" Tanya El melihat hologram bangunan.
"Ya, ke pusat pengetahuan. Aku tak tahu dimana."
"Denganku saja." Aswin menunjuk dirinya.
"Tidak, kamu tetap disini. Ada hal yang ingin kubicarakan. Hubungi saja James, dia pasti datang."
"Dia tak bekerja?"
Aku juga tak mau jika terus bersama James. Lebih baik bersama Aswin kan?
"Anak itu sangat tak berguna, palingan dia main game atau kadang mengunjungi perusahaan kakek."
"Oh, dia bekerja disana?"
"Dia pengembangan game yang kita mainkan Trea." Aku menutup mulutku mendengar ucapan Bion.
Dia membuat permainan game balap itu? Tapi kenapa dia seperti anak tak bisa bermain? Atau dia pura-pura saja menyembunyikan ketrampilannya?
"Oke, aku akan bersama James saja. Dia masih berutang amat banyak."
🍁🍁🍁
Aku sudah di depan rumah nenek Laiya menunggunya sampai setengah jam tidak keluar. Aku ingin masuk dan menariknya keluar sayangnya aku sudah malas. Apalagi aku hanya berjalan kaki saja. Kata El agar aku tak lemah dengan tubuh Whiteland. Dia tahu kemarin aku menggunakan kemampuan Blackland.
"Kenapa kamu tidak masuk?" James berdandan sangat tapi dengan setelan jas.
"Ayo! Dimana mobilmu?"
"Mobil? Kita tak menggunakannya?"
"Lalu?"
James mengeluarkan bola sebesar bola kasti. Aku pernah melihat ini, oh portal? Dia menarikku dan melemparkannya ke bawah kaki kami. Tubuhku terasa tertarik dan rasa mual menjadi-jadi diperutku.
"Hoekkk..." Aku tertunduk lemas.
Rasanya jiwaku masih berputar-putar.
"Maaf, aku tak tahu kamu belum terbiasa."
"Hah, James. Memangnya aku punya alat itu. Besok berikan aku banyak alatnya."
"Untuk apa?"
"Untuk dimasukkan ke dalam kerongkongan mu."
James sedikit menjauh, aku berdiri dan merapikan rambut yang berantakan.
"Jadi, dimana ini?"
"Perusahaan kakekmu, kamu belum kesini?"
"Aku sibuk tahu!"
"Oke, kita kesini dulu. Setelah urusanku selesai, aku akan mengantarkan mu kemanapun."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Ciencia FicciónTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...