"Cari mereka!"
Napasku memburu, Demoter datang kemari?
Hahaha...
Sialan!
Aku membuka amunisi ku dan memasukan pelurunya samua full. Aku menggendong Bion dibelakangku. Sudah, mari bersenang-senang. Aku membuka daun dan menampakkan semburat warna jingga. Masih sore untuk bermain.
Tubuh Bion sudah sangat panas di belakang, apa bisa aku membawanya pergi? Jika harus melawan Demoter terlebih dahulu aku takut dia ditemukan segera.
"Tolong bantuannya pohon!"
Aku bukan lagi Greenland, sekarang darah Blackland mengalir ke seluruh tubuhku. Aku bisa berlari sekuat tenaga. Cukup menghindari mereka dan pulang dengan selamat.
Ayo!
Aku berlari menerobos hutan, berondongan peluru langsung menghujam tanah tanpa ampun. Satu orang tepat di depan, aku menerjangnya dan memukulnya sekuat tenaga. Dia terpental ke pohon cukup kuat, aku mengambil pistolnya dan menembaki benda di atasku yang sedang menembak.
Kakiku terus berlari sampai menemukan sungai yang cukup besar.
Larilah?
Apa?
Aku masih bisa mendengar?
Tiba-tiba sebuah jembatan kayu muncul dari dalam air. Aku berlari secepatnya sampai ke ujung sungai. Sampai aku berbalik dan menembaki kapal yang sangat mudah terlihat.
Dorrr...
Dorrr...
Habis!
Aku berlari lagi dan memegang senjataku. Aku melompat ke sisi jurang dan mendarat sangat keras sampai lututku tidak kuat menahan beban tubuhku. Aku berdiri dan mengecek Bion.
"Bion?" Panggilku.
"Hmm, Trea?"
"Sebentar lagi, bertahanlah."
Aku mengatur napasku dan berlari kembali. Ini tak cukup cepat tapi pasti kami sampai sebelum malam. Tubuhku sudah tak sanggup lagi, astaga. Tanganku berubah menjadi pucat pasi.
Aku berlari lambat sekarang, bahkan ini belum mencapai ke kota. Kami masih di hutan.
"Paman! Aswin!"
Aku berteriak sangat kencang.
Jika saja mereka datang!
Cahaya apa itu?
Paman?
Caiden?
Aswin?
🍁🍁🍁
"Aswin!!!"
Kepalaku sangat pening, aku melihat atap putih yang berada diatasku. Disana sebuah tangan menggenggam erat tanganku.
El?
"Trea?"
Aswin?
Dia menatapku dengan wajah syok dan memelukku. Dimana Bion?
"Bion?"
"Dia sudah dirawat."
"Dia baik kan?"
"Iya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Science FictionTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...