Chapter 7 (Perdebatan!!)

542 23 6
                                    


*****

* Mansion Zibrano

Saat ini Ara sudah masuk kedalam mansion dan tiba-tiba datang bodyguard Javas yang berbadan besar dan kekar menghampiri Ara.

"Permisi nona anda dan teman-teman anda sudah ditunggu di ruang kerja tuan javas" Ucap bodyguard itu dengan menundukkan kepalanya.

"Terima kasih" Balas Ara dan datang yang lainnya menghampiri Ara.

"Woy Lo udah ditungguin malah ninggalin kita" Ucap Gita dengan nada kesalnya.

"Maaf" Jawab Ara dengan singkatnya.

"Yaudah yuk langsung aja" Ajak Muthe.

"Emang Lo tau dimana tuan javas?" Tanya Mira kepada Muthe.

"Taulah" Jawab Muthe dengan PD nya dan ia pun melangkahkan kakinya menuju ke ruangan biasa tempat mereka melakukan pertemuan.

"Ikut aku" Sambung Ara, Gita, Lulu dan Mira mengikuti kemana Ara pergi dan meninggalkan Muthe sendirian.

"Woy lo salah tempat bego" Teriak Mira dari lantai atas.

"Lah anjir" Balas Muthe yang terkejut karena dia ditinggalkan oleh teman-temannya. "Tunggu woy" Teriaknya dan menyusul yang lainnya ke lantai 2.

Kini mereka sudah sampai di ruang kerja javas sebelum masuk Ara mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok

Tok

Tok

"Silahkan masuk" Ucap javas dan mereka pun masuk kedalam ruangan javas.

"Selamat pagi tuan javas" Sapa mereka kepada javas kecuali Ara.

"Pagi, silahkan duduk" Suruh javas.

"Kenapa bisa kesiangan?" Tanya javas dan membuat yang lainnya terkejut.

"Maafkan kami tuan, kami" Jawab muthe belum selesai bicara Ara sudah memotong ucapan Muthe.

"Saya yang bangun kesiangan" Jawab Ara dengan wajah datarnya.

"Sudah berapa kali saya bilang jangan pernah telat Ara!!" Bentak javas dan membuat teman-teman Ara terdiam.

"Saya kelelahan maafkan saya" Balas Ara dengan menguatkan dirinya sendiri.

"Alasan yang selalu anda gunakan" Sambung javas.

"Bagaimana kalau saya benar-benar lelah tuan javas?" Tanya Ara.

"Saya tidak peduli!!" Lagi-lagi suara bentakan javas terdengar di ruangan itu.

"Bahkan ketika saya mati pun anda tidak peduli" Balas Ara dengan menahan air matanya.

"DIAM!!" Kini wajah javas sudah berubah menjadi lebih serius. "SAYA TIDAK SUKA DIJAWAB" Ucap Javas dengan menunjuk wajah Ara.

"Karena ucapan saya tidak pernah anda dengar, anda selalu menganggap saya ini sebagai apa? Seorang anak atau bukan?" Bentak Ara kini emosinya benar-benar memuncak.

"UDAH!!" Teriak seorang laki-laki yang kini berada ditengah-tengah javas dan Ara. "KALIAN INI APA-APAAN, BERHENTI BERDEBAT" Sambungnya dan membuat Dwi, Dean, desi dan Wina terkejut dengan kehadiran laki-laki itu.

"Kakak kamu duluan yang mulai" Balas Javas.

"Salahkan saya dalam masalah apapun" Jawab Ara.

"Kak udah" Sambungnya yang mencoba melerai perdebatan ini.

"Duduk dulu kak, pa" Suruh laki-laki itu dan keduanya pun duduk di kursi mereka.

"Siapa dia?" Bisik Muthe ke Lulu.

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang