Chapter 98 (The Final Chapter : Aku pamit ya...)

281 17 7
                                    

*****

"Jika chapter terakhirku adalah mengikhlaskanmu, setidaknya aku pernah bahagia bersamamu"

*****

* Mansion Malverino

Hari sudah menunjukkan pukul 12:30 dan benar apa yang diucapkan Adrian, Chika tidak sarapan atau pun makan siang, saat ini dia sedang menonton tv sambil bersandar di pinggir ranjangnya.

"Ih bosen banget deh" Gerutu Chika yang kini memejamkan matanya sebentar.

"Hai" Sapa seseorang.

"Gue ngga mau buka mata, kok bisa gue denger suaranya lagi sih" Gumam Chika dan orang itu pun tersenyum.

"Apa kabar?" Tanyanya lagi.

"Ngga-ngga gue pasti halusinasi" Lanjut Chika yang masih memejamkan matanya.

"Huft..." Orang itu pun melangkahkan kakinya dan berdiri di depan Chika.

Dan Chika pun membuka matanya pelan-pelan dan melihat bayangan seseorang yang tengah berdiri didepannya.

"..." Chika pun terdiam melihat siapa yang berada di depannya dan orang itu hanya melempar senyumannya.

"Ini pertanyaan aku ngga mau dijawab kah?" Tanya Ara lagi.

"Ngapain kesini?" Tanya Chika dengan nada ketus, bukannya menjawab pertanyaan Ara dia malah melempar pertanyaan ke Ara.

"Mau jenguk orang sakit" Jawab Ara dan menaruh buah-buahan yang di beli.

"Aku ngga sakit" Jawab Chika dengan menatap ke depannya.

Ara pun mendekati Chika dan menaruh tangannya di dahi Chika.

"Tuh hangat, artinya kamu sakit" Balas Ara dan lagi-lagi Chika tertegun.

"Kamu udah makan belum?" Tanya Ara lagi ke Chika.

Dan Chika hanya menggeleng kepalanya, Ara pun tersenyum melihat Chika yang kini menundukkan kepalanya.

"Aku beli bubur ayam tadi" Lanjut Ara dan mengambil sebuah kantong yah berisi satu bungkus bubur ayam.

Chika hanya bisa terdiam dan melihat Ara yang sedang sibuk dengan bubur ayam miliknya.

"Eh bentar aku perlu mangkuk, tunggu sebentar ya" Ujar Ara dan dia pun keluar kamar Chika.

Kini mata Chika pun sudah berkaca-kaca, dia pun menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Bahunya bergetar, saat ini dia menangis.

"Hiks... Hiks..." Dia pun menangis dan Ara yang masuk sambil membawa mangkuk pun kaget melihat Chika menangis.

"Kamu kenapa kak?" Tanya Ara yang kini duduk di samping Chika dengan wajah panik.

Chika masih menangis, karena binggung Ara pun memeluk tubuhnya.

"Udah ya, sakit banget ya?" Lanjut Ara yang kini mengelus pundak Chika.

"Iya Ra ini sakit banget" Jawab Chika di dalam hatinya.

"Kita kerumah sakit aja ya" Ajak Ara dan digelenggkan kepala oleh Chika.

"Kalo sakit mending kita kerumah sakit aja kak, jangan ditahan" Bujuk Ara dan Chika pun menatap dirinya.

"Ngga sakit, tadi tiba-tiba perut aku keram jadi ya aku nangis" Jawab Chika sambil mengelap air matanya dan Ara pun masih menatap dirinya.

"Seriusan?" Tanya Ara lagi.

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang