Chapter 21 (Pertengkaran 3)

289 19 23
                                    


*****

* di sebuah mansion

Memperlihatkan seorang laki-laki dengan pakaian formal dan sedang berbicara dengan seseorang.

"Jadi gimana sampai sekarang masalah pembunuhan itu belum ada yang tau kan?" Tanya laki-laki dengan suara bass itu.

"Sampai sekarang belum tuan" Jawab orang itu dengan menundukkan kepalanya.

"Tutup masalah ini rapat-rapat dan jangan sampai ketinggalan jejak sedikitpun" Jelasnya.

"Baik tuan" Balas orang itu. "Tapi saya rasa mereka mengetahui kalau anak buahnya telah meninggal" Sambung orang itu.

"Tapi mereka tidak dapat menemukan buktinya kan?" Tanyanya.

"Tidak sama sekali tuan" Jawab orang itu.

"Bagus" Sambung laki-laki itu. "Bagaimana dengan putri saya?" Tanyanya kepada orang itu.

"Nona Chika baik-baik saja tuan" Jawab anak buahnya Adrian.

"Bagus kalo anak saya baik-baik saja" Ucap laki-laki itu yang tidak lain adalah Adrian. "Bagaimana dengan anak baru di kantor itu?" Tanya Adrian sambil mengisap rokoknya.

"Untuk saat ini aman tuan" Jawabnya.

"Awasi mereka berlima itu jangan sampai kalian lengah" Lanjut Adrian.

"Baik tuan" Jawab mereka dengan serentak.

* Mansion Zibrano

Kini Ara baru saja sampai di mansion dan ia pun masuk kedalam mansion itu.

"Dimana tuan javas?" Tanya Ara kepada salah satu bodyguard.

"Tuan javas sedang pergi nona" Jawab bodyguard itu.

"Pergi kemana?" Tanya Ara dengan mengerutkan keningnya.

"Menghadiri acara salah satu rekan kerjanya" Jawabnya.

"Ouh. Terus disini ada siapa?" Sambung Ara.

"Ada nona Dwi, nona Wina dan nona Dean" Balas bodyguard itu.

"Ya makasih" Ucap Ara dan ia pun pergi dari sana dan menghampiri indah yang tengah duduk di taman luar mansion.

"Hai" Sapa Ara.

"Ouh hai Ra" Balas indah dengan tersenyum.

"Ngapain disini?" Tanya Ara kepada indah.

"Duduk-duduk aja sih" Jawab indah.

"Boleh duduk sini?" Sambung Ara.

"Tentu boleh" Balas indah dan Ara pun duduk disebelah indah.

"Kamu dari mana?" Tanya indah kepada Ara.

"Abis dari luar dan kebetulan mau mampir kesini" Jawab Ara dengan tersenyum tipis.

"Kenapa kamu ngga tidur sini aja. Ini juga kan rumah kamu" Balas indah dan membuat Ara menundukkan kepalanya.

"Ehm aku lebih nyaman tidur di rumah aku satunya lagi dibandingkan di mansion" Jelas Ara kepada indah.

"Kamu dengan adik kamu itu beda banget ya" Sambung indah dan membuat Ara menoleh kearahnya.

"Beda kenapa?" Tanya Ara yang binggung apa maksud indah.

"Dari cara perlakuan itu beda banget. Arhaz sama aku itu ngga lebih dari bos dan kamu anggap aku sebagai teman" Jelas indah dan membuat Ara tersenyum tipis.

"Kita emang saudara tapi perlakuan, sifat, Perkataan, cara bicara semuanya beda" Lanjut Ara dan dianggukan kepala oleh indah.

"Iya sih" Balas indah.

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang