Chapter 47 (Izin?)

183 11 12
                                    


*****

* Diperjalanan

Saat ini Ara mengajak Lulu kesebuah tempat dan memberhentikan motornya di tempat penjualan martabak.

"Mau beli ngga?" Tanya Ara sambil membuka helmnya.

"Ngga usah Ra" Jawab Lulu dan dianggukan kepala oleh Ara.

"Menolak berarti membeli" Balas Ara dan segera memesan martabak pesanan Chika, sementara Lulu melongo mendengar ucapan Ara.

"Mas 3 kotak yang spesial ya" Ucap Ara kepada penjual itu.

"Siap mba tunggu sebentar ya" Balas penjual itu.

"Berapa semuanya mas?" Tanya Ara kepada penjual itu.

"Semuanya jadi 195.000 mba" Jawab penjual itu dan Ara pun mengeluarkan uang seratus dua lembar.

"Ini mas uangnya kembaliannya ambil aja" Balas Ara dan penjual itu menerima uang yang Ara kasih.

"Makasih ya mba" Balas penjual itu dengan ramah.

"Sama-sama mas" Jawab Ara dengan sopan.

Sambil menunggu pesanannya jadi Ara pun kembali menghampiri Lulu yang duduk di motor.

"Mau ngomong apa?" Tanya Lulu dengan menoleh kearah Ara.

"Kenapa mau sama Arhaz?" Balas Ara dengan mengerutkan keningnya.

"Emang kenapa, Ar kan baik" Jawab Lulu dan membuat Ara tersenyum tipis.

"Tau kan Ar itu gimana orangnya" Balas Ara.

"Kan manusia bisa berubah Ra" Balas lulu.

"Ngga adil banget ya gue berusaha jaga kalian agar dapat yang ngga brengsek tapi malah milih adik gue yang udah tau kelakuannya seperti apa" Jelas Ara dengan menatap kearah langit.

"Gue ngga bermaksud buat Lo kecewa Ra" Jawab Lulu dengan menoleh kearah Ara.

"Dengan Lo seperti ini buat gue sedikit kecewa" Lanjut Ara dengan menatap lulu. "Gue cuma ngga mah kalian jatuh ke tangan laki-laki yang salah" Balas Ara.

"Iya Ra gue ngerti" Balas lulu.

"Gue ini dianggap ngga sih?" Tanya Ara kepada lulu.

"Maksudnya?" Balas Lulu dengan mengerutkan keningnya.

"Ya, gue dianggap apa sama Lo? Teman atau bukan? Terus kalo Lo anggap gue teman kenapa gue jadi orang terakhir yang Lo kasih tau" Jawab Ara dan membuat Lulu terdiam.

"Lo temen gue Ra, gue bersyukur bisa ketemu Lo" Jawab Lulu.

"Gue anggap Lo sebagai rumah gue, bukan cuma Lo tapi yang lainnya juga. Tapi kenapa 'rumah' gue yang memberikan rasa kecewa sebesar ini?" Tanya Ara dengan menundukkan kepalanya. "Gue pikir gue orang pertama yang Lo ajak cerita rupanya gue salah" Sambung Ara.

"Maaf Ra" Balas Lulu dengan pelan.

"Gue ngga ada hak untuk ngelarang Lo mau dekat sama siapapun tapi yang masih jadi pertanyaan gue kenapa harus dia" Ucap Ara dengan tersenyum tipis. "Gue sayang sama Lo" Balas Ara.

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang