Chapter 79 (Terimakasih untuk semuanya...)

239 12 3
                                    

*****

"Hubungan kita berakhir di kata yang seharusnya.
Seharusnya tidak bertemu.
Seharusnya tidak jauh cinta.
Seharusnya tidak perlu merasakan luka."

*****

* Gudang terbengkalai

Seorang perempuan dengan tangan terikat di sebuah kayu dan kaki yang terikat pencahayaan yang minim dan dijaga oleh banyak orang. Ia pun terbangun dengan rasa sakit dipundaknya.

"Awss..." Ringisnya dan dia pun membuka mata lalu menyesuaikan pencahayaan disana.

"Dimana aku?" Gumamnya dan melihat sekelilingnya banyak bodyguard dengan senjata api yang siap ditangan mereka.

"Astaga lagi-lagi gue di sekap" Gerutunya.

Tiba-tiba masuklah beberapa orang yang mengawal satu orang laki-laki dengan tatapan datar.

Prok

Prok

Prok

Dia pun memberikan tepuk tangan untuk perempuan di depannya ini.

"Harus saya beri apresiasi anda ini" Pujinya dan dia pun duduk dikursi yang berhadapan dengan perempuan itu.

"Terimakasih" Balas perempuan itu.

"Xaviera Agatha, nama samaran anda bukan?" Tanyanya dengan menatap kearah perempuan itu.

"Benar sekali tuan Adrian Malverino" Jawab perempuan itu yang tidak lain adalah Ara.

"Pintar sekali kalian membuat rencana ini" Balas Adrian dengan tersenyum.

"Jangan terlalu memuji saya" Balas Ara dengan menatap kearah Adrian.

"Anda pintar dalam merahasiakan identitas anda maupun tim anda" Sambung Adrian.

"Anda sempat terkecoh kan?" Tanya Ara dengan wajah tengilnya.

"Ya, mencari identitas kalian sangat sulit tapi apa yang tidak mungkin bagi Marvori" Jawab Adrian lalu menghidupkan rokoknya.

"Bagaimana kalau kita bermain-main dahulu Ara" Lanjut Adrian dan berdiri dari duduknya dan menghampiri Ara.

Ia pun mencengkram kuat pipi Ara dan Ara hanya menatap datar kearah Adrian.

"Terlalu kecil untuk ikut menangkap saya" Ucap Adrian dan memukul perut Ara.

Bugh

"Argh..." Ringis Ara yang kini perutnya terasa sangat sakit dan perih.

"Bagaimana nak? Enak?" Tanya Adrian dan kembali mencengkram pipi Ara.

"Ehm... Lumayan" Jawab Ara sambil menahan rasa sakit di perutnya.

"Hem... Saya rasa kita akan sambung permainan ini, tapi sekarang kita lanjutkan permainan kedua" Ucap Adrian dan memberi kode kepada bodyguardnya untuk membukakan pintu.

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang