Chapter 97 (The Final Chapter : Pamit)

228 14 5
                                    

*****

"Jika kamu sekarang menjadi luka baginya, ketahuilah kalau kamu dulu pernah menjadi bahagia untuknya"

*****

* Mansion Malverino

Pagi hari menyambut, dimana hari ini Chika sedang berada di kamarnya. Nuansa kamar berwarna coklat, putih sangat indah, dan hiasan dinding yang membuat kesan kamar ini sangat nyaman. Pagi ini Chika masih tertidur pulas, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Bahkan ketika ada yang masuk dia tidak terusik, orang itu pun tersenyum dan mendekati Chika.

"Sayang bangun yuk, ini udah siang" Ucap Adrian yang kini duduk di samping ranjang Chika.

"Eegghh... Bentar lagi pa" Balas Chika yang kini menarik selimutnya sampai menutupi lehernya.

"Kamu ngga ke kantor?" Tanya Adrian lagi.

"Aku lagi ngga enak badan pa" Jawab Chika dan Adrian pun memegang dahi Chika.

"Yaudah kamu istirahat aja, nanti papa yang akan pergi ke kantor" Balas Adrian sambil mengelus dahi Chika.

"Iya pa" Balas Chika tanpa menoleh kearah Adrian.

"Sebentar lagi bangun ya nak, mandi, sarapan terus minum obat" Lanjut Adrian dan berdiri dari duduknya.

"Hm" Jawab Chika dan membuat Adrian tersenyum tipis.

Adrian pun keluar kamar Chika, dan Chika kembali tidur lelap.

* Mansion Zibrano

Berbeda dengan keluarga ini, mereka telah selesai melaksanakan sarapan pagi, bahkan Ashalia dan arhaz sudah pergi ke kantor. Ara dia sedang bersiap-siap untuk pergi.

"Ma aku pergi dulu ya" Ucap Ara ke nayya.

"Mau kemana sayang?" Tanya nayya yang sedang membereskan meja makan.

"Ara mau keluar sebentar, ada urusan sedikit" Jawab Ara dengan tersenyum.

"Yaudah jangan lama-lama ya sayang, kamu kan nanti malam mau pergi" Balas nayya dan dianggukan kepala oleh Ara.

"Siap Bu bos" Balas Ara sambil memberikan hormat ke nayya.

"Haha... Ada-ada aja sih tingkah kamu ini Ra" Lanjut nayya dan Ara pun keluar mansion.

Ara pun menaiki mobil miliknya dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selama di perjalanan Ara hanya diam, terdengar suara musik dan mesin mobil saja.

"Hari ini gue terakhir untuk ketemu sama Lo kak" Gumam Ara dengan tersenyum tipis.

Ara memutuskan untuk melajukan mobilnya menuju ke sebuah panti asuhan, di mana panti ini adalah tempat bagi anak-anak kecil yang kehilangan keluarganya saat tragedi R1 dan panti ini didirikan oleh Adrian sebagai tanda permintaan maaf darinya. Disini tidak hanya panti, melainkan sekolah juga dibangun di satu area, sehingga anak-anak disana bisa melanjutkan pendidikan mereka yang sempat terhenti.

Kini mobil Civic hitam terparkir rapi di halaman panti itu, ia pun keluar dan pastinya anak-anak kecil yang sedang bermain pun mendekati dirinya.

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang