Chapter 86 (The Final Chapter : Mengambil brangkas)

210 12 4
                                    

*****

"Kita dipertemukan untuk saling memberi pelajaran, bukan untuk saling membahagiakan"

*****

* 3 hari setelah kejadian

Setelah tragedi itu, semuanya belum baik-baik saja masih banyak kerusakan-kerusakan yang harus diperbaiki oleh pemerintah, seluruh korban sudah dimakamkan dengan layak, termasuk Indira dan Deni. Kondisi javas sudah mulai membaik, Asha dan Nayya memutuskan untuk tinggal di mansion milik javas karena javas memaksa mereka. R team dan C team juga tinggal di mansion, bagaimana dengan Ara, setelah Chika memutuskan untuk pergi dari hidupnya, dia menjadi orang yang lebih tertutup dan lebih cuek daripada sebelumnya. Entah kenapa hari-hari yang dia lewati terasa hampa, walaupun disana ada Ashalia, rasa malas ketika berinteraksi dengan orang, memilih untuk diam adalah jalan terbaik karena tidak membuat orang lain terluka. Saat ini mereka sedang sarapan pagi dan semuanya berkumpul di meja makan.

"Ara kemana ya?" Tanya javas.

"Tadi sih masih di kamarnya om" Jawab Adel ke javas.

"Tunggu aja sebentar lagi" Ucap nayya sambil menyediakan makanan untuk mereka.

Tak lama itu turun lah Ara dan membuat mereka menoleh kearahnya.

"Tuh bocahnya" Ucap Zee.

"Pagi" Sapa Ara dengan singkat dan duduk berhadapan dengan nayya.

"Pagi" Jawab mereka.

"Mau kemana Lo kak?" Tanya arhaz yang melihat Ara berpakaian rapi.

"Keluar" Jawab Ara dengan singkat.

"Singkat banget sih ngab" Ledek Gita dan membuat Adel tersenyum.

"Thanks udah mewakili perasaan gue" Balas Adel dan Ara hanya menatap datar.

"Hust... Udah, ayo kita makan dulu" Lerai nayya dan mereka pun makan nasi yang sudah disediakan oleh nayya.

Mereka pun makan tanpa ada pembicaraan disana, Karna javas melarang hal itu. 15 menit akhirnya mereka selesai makan, Lulu, Gita, Muthe, Mira dan Ashalia membantu nayya membereskan bekas maka mereka.

"Urusan kita belum selesai" Ucap javas dan membuat C team menoleh kearahnya.

"Emang apalagi om?" Tanya Zee ke javas.

"Brangkas yang disimpan oleh Adrian" Jawan javas dan dianggukan kepala oleh Ara.

"Kita mau cari dimana?" Tanya Adel dan membuat mereka berpikir.

"Gue tau" Jawab Ara dan mereka pun menoleh kearahnya.

"Tau? Tau gimana sih Ra?" Tanya Adel dengan binggung.

"Kita harus ke mansion Chika" Jawab ara dan berdiri dari kursi lalu meninggalkan mereka.

"Hah? Aneh banget sih kakak Lo Ar" Celetuk Zee.

"Ikuti aja ngga sih" Balas Jessi dan mereka pun mengikuti Ara.

Ara memutuskan untuk menaiki Roki kesayangannya dan pergi meninggalkan mansion Zibrano. Selama di perjalanan dia melamun sambil mendengarkan musik yang berjudul Empty space - James Arthur.

I don't see you
(Tak kulihat dirimu).
You're not in every window I look through
(Kau tak ada di setiap jendela yang kupandangi).
And I don't miss you
(Dan aku tak merindukanmu).
You're not in every single thing I do
(Kau tak ada dalam setiap hal yang kulakukan).
I don't think we're meant to be
(Kurasa kita tak ditakdirkan bersama).
And you are not the missing piece
(Dan kau bukan kepingan yang hilang).
I won't hear it
(Aku tak mau dengar).
Whenever anybody says your name
(Saat ada yang ucapkan namamu).
And I won't feel it
(Dan aku tak mau tahu).
Even when I'm burstin' into flames
(Bahkan saat aku terbakar).
I don't regret the day I left
(Tak kusesali hari yang kutinggalkan).
I don't believe that I was blessed
(Aku tak percaya bahwa diriku diberkati).
I'm probably lyin' to myself, again
(Mungkin aku berdusta pada diriku sendiri, lagi).

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang