Chapter 87 (The Final Chapter : Ke makam dan hari bahagia)

255 13 5
                                    


*****

* Makam

Sepulang dari tempat Chika, Ara memutuskan untuk pergi ke makam dengan membawa mawar hitam dan mawar merah, dia pun melangkahkan kakinya dan berhenti disebuah makam yang bernama...

Indira putri
26 April 2004
17 November 2023

Ara berjongkok di samping makam itu dan menaruh 2 mawar hitam dan 2 mawar merah.

"Hai Dira" Sapa Ara dengan tersenyum tipis.

"Gimana kabar kamu sekarang? Ngga sakit lagi kan?" Tanya Ara.

* POV Ara on:

Saat ini aku mendatangi makam seseorang, ya dia Indira yang sudah aku anggap sebagai seorang adik sendiri. Dia orang yang selalu sabar, perhatian, cantik, pinter masak, galak dan bawel. Dia sering mengomeli aku kalau misalnya aku terlalu sering bermain game.

"Kak Ara udah main game nya nanti aku kasih tau kak Chika"

"Iya Dira"

Dan saat ini dia tidak bisa mengomeli aku lagi, Indira aku sayang sama kamu, maaf ya kalau semasa hidup kamu, kamu harus ketemu dengan Arhaz. Dia terpukul atas kepergian kamu, dia belum kesini karena dia masih sakit dan dia bilang sama aku kalau dia belum kuat.

Dira sepertinya aku ngga bisa nuruti ucapan kamu untuk kembali ke kak Chika, sudah ada jarak antara aku dengan kak Chika. Maaf ya Dira, seperti aku sama kak Chika akan kembali asing. Sakit Dira tapi aku bisa apa, semoga kamu bisa ngerti perasaan aku ya.

Dira semoga kamu ditempatkan di sisi terbaik tuhan, suatu saat kita akan bertemu dan tunggu aku disana ya.

* POV Ara off:

"Dira tunggu aku disana ya" Ucap Ara dan dia pun berdiri.

"Aku harus pergi ke makam om Deni, aku pamit ya" Sambung Ara dan meninggalkan makam Indira.

Dia pun melangkahkan kakinya menuju ke makam Deni yang sedikit agak jauh, dia melihat seorang perempuan yang sedang menangis di makam itu.

"Asha" Ucap Ara dan dia pun mendekati Ashalia.

"Hai om" Sapa Ara dan Ashalia pun menoleh kearahnya.

"Kak Ara" Panggil Ashalia dan Ara pun tersenyum.

"Udah lama disini?" Tanya Ara ke ashalia.

"Lumayan" Jawab Ashalia dan dianggukan kepala oleh Ara lalu Ara pun berjongkok disamping Ashalia.

"Gimana kabarnya om?" Tanya Ara sambil menaruh bunga mawar.

"Semoga om baik-baik aja ya" Balas Ara dan Ashalia hanya diam dan memperhatikan makam papanya.

"Om Deni orang baik, dia menjaga aku dari kecil hingga sekarang. Dia mengajari aku banyak hal, terutama dalam mengontrol emosi" Jelas Ara dan didengarkan baik oleh Ashalia.

"Kita beruntung Sha, walaupun om Deni menyimpan kebohongan" Sambung Ara dan dianggukan kepala oleh Ashalia.

"Aku ngga pernah marah sama papa, karena dia tidak membeda-bedakan aku" Ujar Ashalia.

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang