Chapter flashback Muthe Syafa Anastasya

195 9 11
                                    


*****

Rumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman bagi penghuninya tapi tidak dengan rumah gadis satu ini. Setiap hari selalu ada saja masalah dan keributan yang membuat dirinya sering menangis dalam diam. Pada malam itu dia memutuskan untuk pergi dari rumahnya dengan mata yang sudah sembab. Ia pun berjalan tanpa arah.

Disisi lain memperlihatkan Ara yang sedang makan nasi goreng dipinggir jalan sendirian dan waktu pun berpihak kepadanya karena sedang turun hujan deras dan saat dia tengah menikmati makanannya matanya melihat perempuan yang berjalan tanpa arah dan duduk di kursi taman sendirian membuat Ara menghampirinya dengan membawa payung.

* POV Dwi on :

Rumah tidak selalu menjadi tempat 'pulang' gue kehilangan rumah gue sejak papa gue selingkuh dan sering bermain kasar sama mama, keduanya sama-sama meninggikan ego mereka tanpa memikirkan bagaimana kondisi mental anaknya ini. Gue memutuskan untuk keluar rumah karena kondisi di dalam sudah sangat berantakan. Tidak arah dan hujan seakan-akan tuhan tau apa yang gue inginkan, menelusuri jalan malam semua orang berteduh tapi tidak denganku. Gue memutuskan untuk duduk di kursi taman yang sangat sepi.

"Kenapa ya tuhan jahat banget sama gue?" Tanyaku pada Tuhan.

"Tuhan tidak jahat hanya saja manusianya yang tidak pernah bersyukur" Jawab seseorang dengan menutupiku dengan payung.

"Siapa Lo?" Tanyaku kepadanya.

"Ara" Jawabnya. "Udah kali mandi hujannya nanti sakit" Balasnya dan membuatku menoleh kearahnya.

"Biarin, biar sekalian gue mati" Jawabku dengan nada kesal.

"Haha kena hujan ngga akan buat Lo mati yang ada Lo sakit" Jawabnya dan membuatku berpikir.

"Iya juga ya" Gumamku.

* POV Dwi off :

Ara pun duduk disamping Muthe dengan tangan masih memayungi Muthe.

"Kenapa?" Tanya Ara kepada Muthe.

"Ngga apa-apa" Jawab muthe dan membuat Ara tersenyum tipis.

"Kita tidak pernah tau akan dilahirkan di keluarga yang seperti apa, kita hanya manusia biasa yang mencoba mencari tempat pulang yang sesungguhnya tapi nyatanya keluarga juga belum tentu bisa menjadi tempat pulang kita" Jelas Ara dan membuat Muthe menangis lagi.

"Kok Lo tau?" Tanya Muthe dengan cegukan.

"Gue sama kek Lo, cuma yang membedakan adalah harta. Mau Lo lahir di keluarga yang berkecukupan tapi Lo ngga ada tempat pulang itu sama aja. Bahkan gue harus mencari tempat pulang gue sendiri" Sambung Ara dan membuat Muthe menatapnya.

"Sesakit itu ya dunia kita?" Gumam Muthe dan dianggukan kepala oleh Ara.

"Yap, mati bukan jalan yang tepat, jangan Lo berpikir mati akan menyelesaikan semuanya. Ngga akan pernah selesai urusan Lo" Ucap Ara.

"Tapi dengan cara mati kita bisa tenang" Balas Muthe dan membuat Ara tertawa.

"Haah... Pemikiran Lo sempit banget ya, untuk apa Lo hidup kalo Lo mau mati. Jangan dulu mati sebelum Lo bahagia, tapi kalo Lo duluan mati itu kuasa Tuhan" Jawab Ara. "Lo mau disini atau mau ikut gue?" Tanya Ara kepada Muthe.

"Kemana?" Jawab muthe dengan mengerutkan keningnya.

"Kita cari tempat pulang bareng-bareng" Ajak Ara dan membuat Muthe tersenyum.

"Kalo udah ketemu?" Tanya muthe lagi.

"Artinya kita berhasil" Jawab Ara dan dianggukan kepala oleh muthe.

Pertemuan tidak sengaja itu membuat Ara dan Muthe semakin dekat, Muthe selalu cerita banyak ke Ara dan Ara berusaha memberi respon yang tidak menyinggung perasaan Muthe. Ara serasa punya tempat cerita setelah 'dia' begitu pun Muthe ia terlihat jauh lebih bahagia. Bahkan muthe memutuskan untuk tidak kembali ke rumahnya. Javas menyuruh Ara untuk mengajak Muthe tinggal di rumah Ara sebagai teman Ara.

Waktu terus berlalu Muthe yang terlihat senang dan Ara merasa bangga karena berhasil membawa seseorang kembali ke dirinya yang dulu. Selama di rumah Ara, Muthe selalu belajar tentang bahan-bahan kimia dan terkadang menonton beberapa video tentang menjinakkan bom.

"Mut Lo suka nonton kek begituan?" Tanya Ara yang menghampiri Muthe.

"Iya seneng banget karena impian gue bisa belajar ini lebih dalam lagi" Jawab Muthe dan membuat Ara tersenyum.

"Gimana kalo Lo ikut organisasi gue?" Tawar Ara dan membuat Muthe menoleh kearahnya.

"Organisasi apa?" Tanya Muthe kepada Ara.

"Nih ya gue tunjukin" Jawab Ara lalu mengambil laptop miliknya. Ara pun menyuruh Muthe untuk melihat rekaman video.

"Lo seriusan?" Tanya muthe kepada Ara.

"Iya" Jawab Ara sambil menganggukkan kepalanya.

"Gue mau gabung boleh kan?" Tanya muthe kepada Ara dan membuat Ara tersenyum lebar.

"Boleh dong" Jawab Ara dengan semangat. "Yaudah nanti besok Lo ikut gue dan besok Lo mulai belajar tuh" Jelas Ara dan dianggukan kepala oleh Muthe.

"Okei" Jawab Muthe.

* Mansion Zibrano

Keesokan harinya Ara mengajak Muthe ke mansion javas dan tentunya membuat Muthe terbengong melihat betapa megahnya mansion ini.

"Ini tempat Lo?" Tanya Muthe kepada Ara.

"Ya gitu deh, masuk yuk" Jawab Ara dan mereka pun masuk kedalam mansion.

* POV muthe on:

Saat gue sampai di mansion ini, gue disambut seperti keluarga. Gue bertemu dengan Gita dan Mira mereka seumuran sama gue, gue bercerita dan mereka juga asik. Mira banyak belajar mengenai otomotif sedangkan Gita hackers dan gue menjinakkan bom. Awal yang sangat indah untuk gue, bertemu dengan teman yang mengerti kondisi gue dan bertemu dengan 2 orang lagi yang cukup menghibur gue. Setiap hari gue berlatih untuk meracik bahan-bahan kimia dan belajar untuk menjinakkan bom.

Hari terus berjalan dan gue semakin paham dan semakin bisa dalam menjinakkan bom dan bahan-bahan kimia. Dan pada Minggu pagi Ara kembali ke mansion dan membawa satu perempuan ya umurnya hampir sama lah seperti gue.

"Gue Muthe Syafa Anastasya" Ucapku kepada.

"Aku Lulu Gabriella" Jawabnya dan sejak itu kita menjadi teman.

Setelah tuan javas memberi tau kami tentang organisasi Ravloska membuatku semakin tertarik pada organisasi ini. Dan setelah itu juga kita di latih dengan keras dan keringat kami membuahkan hasil gue dan yang lainnya berhasil menjadi tim inti dari Ravloska team.

"Ravloska team" Ucap javas.

"Justice be with you" Jawab kami secara bersamaan.

Oke itu cerita gue, semoga kalian ngerti ya. Sebenarnya ceritanya panjang cuma nih author nya milih untuk disingkat. Oke nanti kan misi kita ya. Ehm gue cuma mau bilang WELCOME TO RAVLOSKA TEAM. JUSTICE BE WITH YOU 🤜🤛.

* POV muthe off :














Oke sekian dulu
Bye 🪐

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang