Chapter 102 (The Last Chapter : Terakhir!)

440 14 5
                                    


*****

* Mansion Zibrano

Kehilangan seseorang adalah hal yang paling berat untuk dilalui, kehadirannya masih bisa dirasakan oleh keluarga, teman maupun sahabat yang tinggalkan. Keluarga Zibrano merasakan hal itu mereka belum bisa terbiasa akan kepergian Ara, dia merasakan kalau anak, dan kakak mereka masih disana. Kondisi nayya bisa dibilang memprihatinkan dia berpikir kalau Ara masih ada disini, javas dan yang lainnya harus mengurus nayya yang didiagnosis dokter mengalami halusinasi berlebihan.

Saat ini arhaz sedang membujuk nayya untuk makan.

"Ma makan dulu ya" Bujuk arhaz dengan menyodorkan satu sendok bubur ke nayya.

"Mama ngga mau makan" Jawab nayya dengan menatap kosong ke depan.

"Kalau mama ngga makan nanti mama sakit lagi" Balas arhaz.

"Biarkan mama sakit dan mam bisa menyusul Ara" Balas nayya.

Kata-kata itulah yang sering diucapkan oleh nayya ketika disuruh makan, tubuhnya pun kurus, mata yang terlihat sembab, dan kantung mata yang kendur. Kondisi nayya sangat lah buruk yang dia inginkan adalah Ara kembali kepadanya.

"Nanti kak Ara marah Lo sama mama" Lanjut arhaz dan membuat nayya meneteskan air matanya.

"Ara marah ya?" Tanya nayya dengan menatap kearah arhaz.

"Iya kak Ara marah banget kalau mama ngga makan apalagi kalau mama sakit" Jawab arhaz dengan tersenyum tipis.

"Yaudah mama mau makan" Jawab Nayya dan membuat Arhaz tersenyum lebar.

"Yaudah buka mulutnya" Suruh arhaz dan menyodorkan satu sendok bubur itu kedalam mulut nayya dan nayya menerima itu.

"Kak Lo lihat mama, kondisinya seperti ini karena belum terima atas kepergian Lo kak" Ucap Arhaz di dalam hatinya.

Singkatnya nayya pun selesai dan diberi obat oleh arhaz dan dia meminum obat itu.

"Mama sekarang istri ya, Ar mau keluar dulu" Ucap arhaz yang menyelimuti tubuh nayya.

"Iya" Jawab nayya dan arhaz pun tersenyum kearahnya.

Arhaz pun keluar kamar nayya dan menutup kamar nayya. Ada seseorang yang memperhatikan nayya disudut kamarnya dengan tersenyum getir melihat nayya.

"Maafin aku ma"

Nayya yang merasa kalau dirinya sedang diperhatikan pun membuka matanya dan betapa terkejutnya dia melihat bayangannya Ara yang tersenyum kearahnya.

"Ara" Ucap nayya dan bayangan itu pun mendekati nayya.

"Mama kenapa kayak gini?"

"Mama kangen kamu nak" Jawab nayya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ara juga, cuma Ara ngga suka lihat kondisi mama yang seperti ini"

"Ara jangan marah sama mama" Balas nayya.

"Ara marah sama mama, karena mama ngga bisa jaga kesehatan mama. Ma Ara akan terus ada disamping mama tapi biarkan Ara pergi ma. Kalau mama seperti ini Ara ngga akan tenang"

The Boss Mafia GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang