Doohyun memperhatikan sekitarnya, melangkah dengan ragu mengikuti Kevin di hadapan. "Dimana In yeop?"
"Kemarilah," sahut Kevin tanpa menghentikan langkahnya, mereka berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Langkah Doohyun terhenti, menatap tajam Pria di hadapannya.
"Kenapa berhenti?" tanya Kevin, berbalik menghadap Doohyun. "Kau meragukan ku?"
Doohyun terdiam, lalu menghela napasnya. "Kau tahu siapa aku, jangan bermain denganku."
Kevin tertawa, perlahan mendekat. "Untuk apa aku mempermainkan Idolaku, itu terdengar mustahil."
"Bawa In yeop untukku, aku akan menunggu..," Doohyun menukasnya, mengalih pandangannya.
"Tidak bisa, In yeop sedang terpukul mendengar kabar pernikahan Manda. Dia meminta waktu untuk sendiri."
Doohyun terkejut, kembali menatap Kevin dengan serius. "Pernikahan?!"
"Yah, Ayah Manda mengatakannya di hadapan kami. Bahkan mereka mendapatkan cucu darinya." Kevin mengalihkan pandanganya. "Aku kecewa, namun In yeop terlihat lebih hancur,"
Mendengar itu, Doohyun berjalan mendahului Kevin dengan perasaan campur aduk. "Cepat tunjukkan jalannya!"
Kevin tersenyum menyeringai sebelum berbalik mengikuti dan mendahului langkah Doohyun, menuntunnya menuju sebuah ruangan yang telah di sewa.
Setibanya di tempat tujuan, Kevin membuka pintu untuknya, mempersilahkan Doohyun untuk masuk. Dengan ragu, Doohyun melangkah masuk, melihat sekeliling ruangan yang gelap tak bercahaya.
"In yeop, kau dimana?" tanya Doohyun, suaranya menggema di tengah ruangan sepi.
Tanpa Doohyun sadari, bahwa Kevin telah menjeratnya ke dalam sebuah rencana bersama sang Adik, Nayla.
Dengan langkah cepat tanpa suara, Kevin keluar dan mengunci mereka dari arah luar, menyeringai sebelum pergi meninggalkan.
Dalam kegelapan, Doohyun melangkah mencari keberadaan In yeop. "In yeop, kenapa kau tidak menyalakan lampu.. kau dimana?"
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekat, membuat Doohyun seketika terdiam dan waspada sembari melirik sekitarnya, mencari arah sumber suara tersebut.
Percikan api membuat lilin di tangannya pun menyala, perlahan senyum wanita itu terlihat Doohyun yang terkejut di hadapannya.
Doohyun dengan hati-hati melangkah mundur, matanya melebar dan bergetar.
Nayla menyenandungkan salah satu lagu ciptaan Idolanya, membuat Doohyun seketika merinding dan ketakutan.
"Sentuhlah jemariku, hanyutkan aku pada malam sunyi penuh rasa..."
"Hentikan!" Pinta Doohyun dalam keputusasaan, membuat wanita itu menghentikan langkah juga senandungnya.
"Ku mohon, jangan..," Doohyun gemetaran, menciptakan rasa trauma di hatinya.
"Suamiku... bukankah ini saatnya? Kita telah berada dalam satu ruangan dan mendapatkan kesempatan ini. Kau selalu mengatakan bahwa kita bersama selamanya, kau bahkan begitu mencintaiku." Nayla tertawa, lalu tersenyum sembari menatap wajah tampannya sang Idola.
"Kau selalu terbayang saat aku melakukannya, kau memenuhi nafsuku. kau segalanya.. haruskah melucutinya sekarang?" lanjutnya, menggunakan bahasa Korea.
Cklek..
Pintu terbuka, terlihat siluet Pria menghalangi sinar cahaya yang Masuk ke dalam kegelapan.
Tuk.. tuk.. tuk..
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...