BAB 6

2.8K 188 3
                                    

Playlist_song by :
Luis Fonsi ft. Daddy Yanke - Despacito (Slowed Version)

Happy Reading !!!

• • •

Tokk!!
Tok!!
Tokkk!

Suara ketukan dari luar pintu mengalihkan pandangan semua pasang mata diruang Kepala Sekolah.

Cklekk!!

Pintu terbuka, menampilkan sosok wanita dewasa dengan pakaian formal mahal dan tegasnya.

Berdiri sebentar diambang pintu dengan mata menatap liar kesekeliling, mencari sosok yang dituju.

Tanpa bisa menahan keterkejutannya. Mata wanita itu membola besar. Terbebelalak kaget. Terkejut dengan penampilan baru dari sosok yang dua hari lalu baru saja dia bertemu setelah menjenguk dirumah sakit.

Mengabaikan sedikit keterkejutannya. Wanita itu menutup pintu dan melangkah masuk lebih dalam. Tanpa peduli yang lain. Duduk disofa tempat dimana sosok yang dituju berdiri dibelakang sofa tersebut dengan anggun.

Ketenangan dan ketegasan baik dalam wajah dan sikap berhasil membuat semua orang dewasa, baik dari guru dan wali murid yang sudah hadir. Termasuk Kepala Sekolah itu sendiri meneguk ludah, merasa terintimidasi.

"Ekhemm!!" Deham Kepala Sekolah membuka suara ditengah keheningan yang cukup menegangkan.

"Maaf Nona Renneta mengganggu waktu anda. Tapi, karena murid bernama Amberly sudah membuat kekacauan. Dan anda sebagai Wali yang selama ini mengurusnya. Mohon untuk bertanggung jawab," ucap Kepala Sekolah terjeda.

"Berapa?" Tanya sosok wanita dewasa yang hadir terakhir bernama Renneta. Yang merupakan Wali sekaligus Sekretaris pribadi Ayah dari Amberly.

Kalimat singkat dan tegas, sontak membuat pasang mata. Terlebih mata para orang tua dari keenam murid senior yang dalam keadaan kacau diruangan tersebut.

Para Orang Tua murid senior menggeram kesal dengan sikap dari wanita yang lebih muda dari mereka. Merasa tidak ada sopannya sama sekali.

Sedang Renneta yang ditatap seperti itu tidak peduli. Dirinya tengah sibuk menahan keterkejutannya untuk kedua kalinya saat kali ini, bukannya dirinya yang mendapati sosok Nona Muda nya dalam kondisi kacau penuh luka. Tapi, berbanding terbalik.

Yang didapati malah murid yang dulu selalu menyiksa Nona Muda nya, kini semuanya sangat kacau. Sedikit tidak percaya jika itu ulah Nona Mudanya.

"Emm,, bigini Nona Renneta. Selaku Kepala Sekolah, sejak tadi saya meminta agar Amberly meminta maaf. Tapi, Amberly,," Ucap Kepala Sekolah kembali terpotong.

"Kenapa harus meminta maaf?" Balik Renneta bertanya, menatap datar tepat pada mata Kepala Sekolah.

Membuat semua pasang telinga, termasuk Amberly sendiri dibuat diam bingung.

"Maksud Anda?" Balas Kepala Sekolah tidak paham.

"Biar saya ingatkan. Saat seminggu yang lalu saya dipanggil. Dengan kondisi Nona Amberly penuh luka dan memar, bahkan seragam basah kuyup serta sobek. Kalian meminta saya membuat Nona Amberly meminta maaf. Dan saya melakukannya." Jelas Renneta santai namun tajam.

Kembali membuat para orang tua murid senior dan guru serta Kepala Sekolah terdiam, meneguk ludah gugup.

"I,,itu benar. Karena Amberly tidak ada kalimat pembelaan sama sekali." Ucap Kepala Sekolah mencari alasan.

"Cikk!" Decak Renneta tersenyum miring.

Hingga ketegangan semakin terasa.

"Kalau begitu bukankah sekarang seharusnya sebaliknya." Lanjut Renneta santai dengan sebelah alis terangkat, mengejek.

"YAKKK! APA KAU SUDAH GILA, HA!" Bentak wanita dengan gaya menornya yang merupaka Ibu dari Alisa.

Dibuat emosi tidak terima.

Sayangnya, respon itu semakin membuat Renneta tersenyum meremehkan dengan wajah tertunduk sesaat. Sebelum senyum itu luntur dan berganti wajah datar ketika menatap tajam tepat pada netra mata Nyonya menor itu.

"Sekolah yang mengaku merupakan sekolah bintang lima dengan akreditasi terbaik. Apa sungguh semiskin itu sampai tidak ada cctv untuk memantau kegiatan para muridnya?" Ucap Renneta sinis.

Sontak, Kepala Sekolah dan para guru menatap khawatir kearah para Orang Tua murid senior. Lidah mereka terasa kelu untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Saya tidak masalah jika kasus kali ini dibawa ke meja pengadilan." Lanjut Renneta melirik tajam Kepala Sekolah.

Sontak, kepanikan melanda kepala sekolah dan guru yang hadir.

"Nona Renneta, yang diharapkan hanya agar Amberly kembali meminta maaf agar semuanya damai dengan baik." Sahut Kepala Sekolah cepat.

"Kenapa? Mereka juga bisa meminta maaf pada Nona Muda terlebih dahulu, dengan begitu saya juga bisa memastikan ini akan berakhir dengan damai." Balas Renneta cepat.

"Benar begitu bukan, Nona Muda?" Lanjutnya serius, tanpa mengalihkan tatapannya dari Kepala Sekolah.

"Tidak juga, aku suka ide pertama mu. Pengadilan tidak buruk juga." Jawab Amberly santai, sibuk dengan kukunya yang sedikit lecet akibat kejadian di Kantin tadi.

Sontak yang lainnya semakin panik, sedang Renneta tersenyum lebar. Tidak memungkiri, suka dengan sikap baru Nona Mudanya.

"Selama ini karena Nona Muda melarang memberi tahu semua kejadian disekolah kepada Tuan Moris. Kira-kira kali ini apa yang akan terjadi jika semuanya saya ungkapkan kepada Ayahnya, ya?" Ucap Rennet sengaja mengancam secara halus.

Dukhh!!

Sontak para guru dan Kepala Sekolah langsung dibuat berlutut menghadap kearah Renneta dan Amberly.

"Mohon maafkan kami, Nona. Amberly maafkan kami. Saya mohon tolong rahasian ini dari Tuan Jonathan. Kami berjanji kedepannya akan menjaga nona Amberly dengan baik." Seru Kepala Sekolah menunduk penuh permohonan.

"Betul Nona Renneta. Mohon maafkan kami, Amberly karena sudah tidak bisa menjadi guru yang menjaga mu dengan baik." Seru para guru kompak setuju.

Sikap pembelaan yang membuat keenam orang tua murid senior bungkam terkejut.

"Menjadi investor terbesar kedua disekolah ini. Tapi, alih-alih menjaga. Kalian malah membiarkan dan memaksa meminta Nona Muda terus menerus sebagai pihak yang meminta maaf?" Sinis Renneta.

"Lucu sekali." Sambungnya datar dan tajam.

Ikut menahan keterkejutan. Amberly, atau lebih tepatnya Elisabeth yang berada didalam tubuh Amberly.

Dibuat terpesona dengan sikap Renneta. Pasalnya dalam ingatan yang diberi Amberly.

Sosok Renneta adalah sosok yang hanya akan mengikuti apa yang dia katakan. Seperti sebelumnya.

Jika dia meminta bungkam, maka bisa dikatakan. Sekalipun sosok Renneta juga suka mengeluh. Amberly bisa yakin seratus persen. Renneta akam bungkam, bahkan jika kiamat terjadi. Asal Renneta diam, apa yang terjadi ayahnya tidak akan pernah tahu sedikit pun.

Itulah sebabnya, dari sekian banyak karyawan ayahnya. Renneta adalah sosok yang paling bertahan lama di Jonathan Family.

Dan yang paling setia.

'i like her.' batin Elisabeth jujur, dalam tubuh Amberly.

• • •

Voment !!!

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang