Playlist_song by :
Emeline - Cinderella's DeadHappy Reading !!!
• • •
Setelah hanyut dalam tangisan tenang akibat rasa sesak ingatan yang datang.
Amberly yang telah berganti, kini mengenakan piyama berbalut jubah tebal. Meletakan barang Moris diatas ranjang pria tersebut dengan raut wajah datar.
Dirinya tidak menyangka ingatan yang datang sangat mempengaruhi keputusannya. Mungkin, bisa dikatakan membuatnya hanyut dalam perasaan tersakiti hingga tekadnya ingin menggoda Moris sirna hilang begitu saja.
Sangat berbanding terbalik dengan respon awal dia bertatap muka malam itu, dikamar yang sama.
Cklekk!
Moris yang sudah mengenakan celana piyamanya, keluar dengan bertelanjang dada dan handuk mengeringkan kasar rambut basahnya.
Keduanya saling berdiri bertatap dalam diam.
Melihat respon dan raut wajah Amberly, putrinya. Membuat Moris tersenyum tipis, paham jika putrinya yang sesungguhnya sudah kembali dari gangguan jiwanya sesaat.
Abai akan hal tersebut, Moris bergerak meraih atasan piyamanya dan mengenakan dengan santai didepan putrinya.
"Apa itu artinya aku sungguh bukan putri kandung mu, Ayah?" Pertanyaan yang akhirnya entah kenapa bisa Amberly lontarkan.
Srett,,
Berhasil menghentikan gerak Moris yang hendak mengancingkan baju piyamanya. Dan berbalik menghadap Amberly, membiarkan dadanya tetap terlihat.
"Jawaban apa yang kau butuhkan?" Balik Moris bertanya datar.
'bukan ku inginkan, tapi ku butuhkan? Apa maksud pria ini?' batin Elisabeth bingung.
"Apapun itu, yang meyakinkan dan sebuah kebenaran." Jawab Amberly tetap dalam raut wajah yang juga datar, penuh keseriusan.
"Meyakinkan, ya? Kalau begitu, Ya. Kau bukan putri ku. Bukan sama sekali." Ucap Moris cukup santai, namun berjalan mendekat berdiri dengan jarak tepat didepan Amberly bersama raut wajah ikut serius tak terbantah.
"Dan untuk kebenaran, tidak peduli kau putri kandung ku atau bukan. Kau tetap bagian Jonathan. Jadi jaga batasanmu, dan jangan coba-coba bertingkah." Lanjut Moris menajamkan suaranya dan menatap lurus tepat pada netra mata Amberly yang cukup mengejutkan baginya. Mata itu balas menatapnya dengan tenang tak tergoyahkan.
"Aku penasaran dengan satu hal, boleh aku mengajukan pertanyaan lagi?" Ucap Amberly santai.
"Katakan." Setuju Moris. Menarik mundur tubuhnya, sedikit menjauh dari putrinya.
"Ayah, kau selalu mengatakan aku seperti mendiang Ibu ku. Kami sangat menyukai harta mu dan kekuasaan mu. Tapi," tanya Amberly terjeda.
"Tapi, apa?" Sahut Moris memicing mata penasaran.
"Tapi, bukankah Ayah yang tidak bisa meninggalkan harta dan kekuasaan Ayah sekalipun itu demi Wanita mu sendiri Ayah?" Lanjut Amberly, perlahan sudut bibirnya tertarik membentuk senyum miring mengejek.
Dan seolah deja vu, Moris kembali teringat akan kenangan pertengkaran dengan mendiang Istrinya beberapa tahun yang lalu. Ketika Amberly berumur tujuh tahun.
Melihat Moris tidak bergeming, Amberly kali ini tersenyum kecut.
"Kau takut, Kakek akan menarik semua Investasinya atau apapun itu yang sudah diberikan dengan atas nama mendiang Ibu." Kembali lanjut Amberly, mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is? Me!!! ✓ [On Going]
ActionNote : WARNING !!! Anak Kecil Dilarang Membaca. Cerita mengandung adegan Dewasa & Kekerasan. Tidak dianjurkan untuk dibawah umur. • • • Book 1 : She Is? Me!!! Genre : Harem, Fantasy, Romance, Action (18+ ,,, 21+) ~ Jika kebanyakan cerita Transmigra...