BAB 61

556 36 0
                                    

Playlist_song by :
Ariana Grande - 7 Rings (Scary Version)

Happy Reading !!!

• • •

Diam terhenyak saling lempar pandang penuh arti. Mungkin itu gambaran yang cocok untuk situasi tiga orang saat ini.

Bukan Devgas dan Zedd.
Melainkan Amberly, Xillian yang sudah menyusul masuk kedalam serta Moris yang terakhir masuk dan memilih berdiri didekat pintu.

Mata Amberly menatap Xillian dan Moris dengan raut berbeda. Dimana Amberly mengerutkan dahi bingung melihat keterdiaman wajah datar Xillian yang bahkan tidak mendekat sekedar bersapa 'hai' sedikit pun.

Sedang Moris?
Menatap wajah mantan Ayah tiri nya itu, kembali membuat jiwa Elisabeth dalam tubuh Amberly berang menahan amarah yang memuncak. Bayangan akan pria itu yang menjejali pil obat untuk menggugurkan kandungan Hersa, seketika kembali terlintas. Hingga raut wajah datar, tajam dan dalam dia tampilkan pada pria itu.

Meski begitu, Amberly terdiam pasrah saat dokter Ayahnya kini kembali tengah memeriksa. Tidak lupa, sosok Devgas dan Zedd menunggu berdampingan penuh harap cemas.

Berbeda dengan Vetoz dan Sekretaris Zedd. Keduanya akhirnya bisa tenang dan memilih menunggu diluar. Disisi sudut ruang UGD lainnya ada Devy dan Celine yang saling memeluk satu sama lain menguatkan. Ikut menatap penuh rapalan doa, berharap kondisi Amberly kembali pulih dan baik-baik saja.

"Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Devgas tenang, hampir berbisik pada Zedd. Namun, jelas bisa didengar dengan semua pasang telinga.

Devgas tidak bodoh, dia melihat ada yang aneh. Darah bercecer dimana-mana. Padahal Amberly tidak melakukan operasi sama sekali.

Yang lainnya juga penasaran pun, ikut memilih diam hingga keheningan terasa mencengkam. Memasang telinga, mendengarkan dengan saksama.

"Tidak ada." Jawab Zedd singkat tidak minat.

Membuat rasa penasaran lainnya pupus hancur sudah. Sedang Devgas yang mendengar itu, melirik tajam pria disampingnya itu yang didapati tidak teralihkan sama sekali pandangannya dari sosok putrinya.

"Kau tahu cctv tidak akan berbohong bukan?" Kecam Devgas.

Dan senyum miring tampil seketika disudut bibir Zedd. Balik menoleh, membalas tatapan tajam pria paruh baya disampingnya.

"Jika tahu cctv jawabannya, kenapa membuang tenaga bertanya pada ku." Balas Zedd santai.

Berhasil membungkam Devgas yang langsung mengalihkan tatapannya.

* * *

Disaat yang sama dengan hari yang terasa panjang dibawah langit tengah hari penuh awan mendung. Menurunkan rintikan hujan.

Didalam sebuah bar seorang pria berotot dengan pakaian kasual terdiam membeku saat tangannya hendak bergerak menuangkan botol wine kedalam gelasnya. Saat tanpa berbalik, jelas dia merasakan seseorang berdiri dibelakangnya. Dan pistol sudah tertodong dibelakang kepalanya.

Tak!
Dukh!

Tepat saat pria berotot kekar itu meletakan kasar botol wine ditangannya, dibawah hingar bingar lampu bar. Ujung pistol dibelakangnya pun bergerak maju hingga menyentuh belakang kepala pria tersebut. Berhasil kembali menghentikan geraknya.

"Jangan bergerak, Mr. Robbin. Saya sedang malas berkelahi jadi cukup diam dan menurut." Ucap suara pria pemilik senjata api pistol tersebut.

Dan mendengar itu, pria yang dipanggil 'Robbin' dan ditodongkan pistol pun berdiri perlahan berbalik. Membiarkan ujung bidikan kini berpindah didahinya.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang