BAB 50

686 52 0
                                    

Playlist_song by :
BTS - Take Two

Happy Reading !!!

• • •

Tentang serakah, mungkin adalah sifat fitrah manusia. Sama seperti yang Elisabeth rasakan dalam tubuh Amberly.

Setelah apa yang menimpanya kemarin. Amberly yang sudah menginap semalam sejak Devgas membawanya. Tidak menyangka rasa serakah itu timbul mendominasi dirinya.

Elisabeth tidak memungkiri, dia merasa nyaman diKediaman Krieger. Meski 24 Jam rumah ini tidak lepas dari penjagaan ketat setiap penjuru luar rumah. Dirinya tetap menyukainya.

Dan rasa serakah itu timbul pagi ini. Dirinta yang diciptakan sebagai Elisabeth Guella dan hidup di Kediaman Jonathan.

Tidak tahu akan hubungan keluarga sesungguhnya. Namun, kini tanpa berhenti tersenyum. Matanya tidak lepas dari sosok punggung pria paruh baya didepannya. Ayah Amberly, yang juga secara fisik Ayah Elisabeth.

Devgas yang sejak pagi, bahkan mungkin sebelum dirinya terbangun sudah sibuk berkutik didapur. Hingga sampai saat ini, tidak menyadari keberadaannya yang sudah duduk tenang menunggu dikursi meja pantry dapur.

Hingga tubuh berbalut apron itu berbalik. Dan,

PRANGG!
OUCHH,,

Spatula ditangan Devgas lepas, jatuh berdenting dilantai. Tersentak kaget hingga memekik lirih, mendapati dirinya.

"Hati-hati, Ayah." Ucap Amberly mengejek, sengaja menekankan setiap kalimatnya.

Membuat Devgas memutar bola mata malas, dan tersenyum lembut. Sebelum kembali meraih spatulanya dan meletakannya di wastafle karena merasa sudah kotor.

Sebelum akhirnya melepas apron ditubuhnya dan mematikan kompor. Menuangkan susu yang sudah dia hangatkan sebelumnya kedalam gelas dan meletakannya dimeja pantry, depan Amberly.

"Minumlah." Ucap Devgas, lembut.

Devgas pun, entah kenapa menyukai suasana pagi ini. Terasa lebih hangat dari pada gambaran akan kamarnya.

"Thank you." Balas Amberly, meminumnya. Dengan mata menatap sekeliling, tetap sedikit merasa canggung. Hingga susu digelasnya habis.

"Kau menyukainya?" Tanya Devgas, melirik kearah gelas kosong didepan Amberly.

"Ah, ouh. Hm, lumayan." Jawab Amberly berusaha bersikap santai.

"Senang mendengarnya. Mulai besok Ayah akan meminta Bibi untuk membelinya saat berbelanja." Ucap Devgas tenang. Diangguki pelan oleh Amberly.

"Tunggu sebentar, okey. Ayah akan siapkan sarapannya." Lanjut Devgas, kembali melanjutkan aktivitasnya.

Menata spagethi macaroni dipiring yang baru saja matang. Dengan daging steik yang sudah dia potongkan.

Takk,
Tak!

Meletakannya dimeja makan dengan rapi, disusul Amberly ikut duduk.

Tidak ada meja panjang besar dan luas. Hanya ada meja bundar kecil, dengan kursi empat buah.

Entah kenapa Amberly merasa ada yang mengganjal, kembali sesuatu terasa haru dihatinya.

"Selamat makan." Ucap Devgas, saat sudah duduk disamping Amberly.

"Hm, selamat makan." Sambung Amberly tersenyum lembut. Memakan dalam tenang sarapan mereka.

Namun, like a Father like a Daugther. Keduanya sama-sama saling curi pandang, melirik satu sama lain.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang