BAB 63

423 37 3
                                    

Playlist_song by :
Jimin Of BTS - Face Off

Happy Reading !!!

• • •

Masih dalam dini hari dengan sang Harvest Moon bersinar terang benderang.

Dilain tempat, tepatnya di sebuah ruangan dengan atap transparan. Hanya dari sinar sang Harvest Moon sebagai pencahayaan.

Sosok pria bernama Robbin tengah terduduk tenang di sebuah kursi yang ditempatkan ditengah ruangan tertutup itu. Cahaya dini hari terasa temaram.

Tidak lupa, sosok pria lainnya yang berhasil membawanya. Setia berdiri dengan jarak dibelakang, dimana Robbin duduk. Sedang disetiap sudut ruangan, terjaga total enam pria berbadan tegap berseragam. Dengan posisi dibawah dari pria yang berdiri dibelakang Robbin.

Cklekk!
Suara pintu terbuka. Sontak mengalihkan tatapan semua pasang mata. Tertuju pada sumber suara.

Dimana, Sang Jenderal dengan Ajudannya masuk beriringan. Tanpa seragam, sebab langsung datang dari rumah sakit. Namun, kewibawaan dan sikap intimidasi tidak dapat terelakan. Hal yang bahkan Zedd dengan darah Iblis didalam tubuhnya, mengakui itu. Hanya tidak terlihat secara umum didepan publik, seberapa 'sadis' sosok pria dengan nama Krieger dibelakangnya.

Tanpa memedulikan salam hormat para bawahan anggotanya. Sang Jenderal, yang bersikap lembut hanya pada putrinya. Duduk disebrang kursi yang disediakan, tepat didepan dengan jarak cukup terbentang dari tempat Robbin duduk.

Pria yang berhasil dibawa tanpa paksaan itu. Dan duduk tanpa terikat. Enggan memberikan salam hormatnya. Dan bahkan memilih diam, menatap datar pada Sang Jenderal yang sudah terduduk bersadar didepannya. Dengan raut wajah tegas, kaki bersilang. Menunjukan aura, yang Robbin akui namun berusaha dia elak.

Tidak berbeda jauh, Vetoz yang datang bersama. Ikut memilih berdiri tepat dibelakang Sang Jenderal Krieger.

Huftt,,
Helaan nafas ditengah ruangan yang terasa mencengkam terdengar jelas keluar dari sela bibir sang Jenderal. Semakin menambah ketegangan.

"Lama tidak bertemu, keponakan ku." Ucap Devgas, membuka suara.

Tidak ada bantahan, sebab semuanya jelas mengenal siapa itu Robbin. Namun, Robbin yang merasa jengah dengan sapaan tersebut memilih diam malas menjawab. Membuat Devgas yang paham, tersenyum miring.

"Jadi kau masih ingin bersikeras dengan sikap protes mu itu. Baiklah. Terserah pada mu." Lanjut Devgas terkekeh pelan. Namun terdengar mengerikan masuk dalam gendang telinga lainnya, termasuk Robbin sendiri.

"Bukan kah seharusnya saya dapat ucapan maaf dari anda, Sir!" Balas Robbin menekan setiap kalimatnya.

"Kau tahu jawabannya, Robbin." Sahut Devgas santai. Menaikan sebelah alisnya dengan raut wajah datar.

Dan itu menimbulkan kekesalan mendalam hingga geram pada diri Robbin.

"Cih! Aku tidak mengerti, kenapa orang seperti anda di pilih sebagai pemimpin saat belas kasih tidak anda miliki." Desis Robbin.

Tapi, lagi. Devgas acuh, menggedikan bahu tidak peduli.

"Mungkin karena itu lah, aku ditunjuk untuk jabatan ini. Robbin Krieger." Balas Devgas masih bersikap santai.

"Tutup mulut mu, Bangsat!" Tapi tidak dengan Robbin yang langsung berdiri, membentak keras. Hingga,

SRAKK!
CTAKK!
Membuat semua anak buah Devgas langsung bersikap siaga. Mengarahkan senjata api masing, dengan tujuan bidik tepat pada tubuh Robbin. Dimana Vetoz bersama Revolver, lalu pria yang membawa Robbin dengan Pistol Semi Otomatis. Dan enam pria penjaga disetiap sudut, dengan senapan ditangan mereka. Dimana leser merah menyala, dan terlihat jelas terarah pada tubuh Robbin. Berhasil membungkam Robbin. Dirinya masih waras untuk tidak mati konyol hanya karena berteriak kesal. Dan memilih kembali duduk.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang