BAB 55

540 35 0
                                    

Playlist_song by :
Everglow - No Lie

Happy Reading !!!

• • •

'Saat ku pikir kesulitan akan berlalu. Namun, kehidupan kembali menamparku. Tidak sakit, tapi kecewa. Kecewa atas semua kebenaran. Dan sialnya, kebenaran itu tentang diriku sendiri. Entah mana yang harus dijadikan prioritas, aku tidak tahu.

Ketika mencoba fokus akan masalah kematian Hersa. Takdir menjedanya. Mengalihkan fokus ku dengan mendatangkan masalah lain.

Sebenarnya apa yang harus aku lakukan? Apa aku memang harus mengabaikan dan melupakannya? Menganggap angin lalu dengan membiarkan diriku sebagai Amberly menjadi tersangka pembunuhnya?

Atau, Takdir ingin aku menjadikan masalah ini sebagai daftar terakhir untuk hal yang akan ku kerjakan?

Dan, Zedd. Pria itu, benar-benar berbahaya. Menjadikan tetap disisi ku agar mudah mengawasi, apakah akan menjadi keputusan tepat untuk ku? Dia terlalu tahu banyak hal. Tapi, sekalipun dia angkat suara apa orang-orang akan percaya pada ucapannya?

Sedang yang terjadi adalah hal yang terlihat seperti Imajinasi.'

Kata demi kata terlintas dalam benak Amberly. Berkelana, berpikir dengan runtutan pertanyaan untuk dirinya sendiri.

Hingga kehadiran Devgas, Ayahnya yang sudah memanggilnya berkali-kali pun tidak menyadarkannya. Tidak menarik perhatian gadis itu.

Pukh!
Ouch!!
Berakhir dengan tepukan pelan dibahu Amberly, berhasil membuat gadis itu yang tengah berdiri disamping meja pantry dapur mengerjap tersadar.

"A,ayah, kau mengejutkan ku." Pekik Amberly pelan.

Tidak ingin menimbulkan curiga, senyum tipis dia tampilkan pada bibir diwajahnya.

"Hari sudah malam, kau bahkan tidak ikut makan malam dan mengurung diri dikamar sejak pulang. Apa sesuatu terjadi, nak?" Tanya Devgas tenang, mencoba melontarkan nada suara yang bisa membuat putrinya itu nyaman bercerita sekaligus berada didekatnya.

Namun seolah hal itu tidak berpengaruh sama sekali. Amberly yang hanyut dalam benaknya dan ingin menyimpannya seorang diri, memilih tersenyum tipis menggeleng pelan. Memberikan jawaban halus tanda tidak apa-apa, tanpa bercerita.

Dan pupus sudah angan Devgas. Tidak ingin memaksa, dirinya ikut tersenyum dan mengangguk singkat.

Membiarkan putrinya, Amberly berjalan melewatinya dengan gelas berisi coklat hangat dalam genggamannya. Kembali menuju kamar, meninggalkan Ayahnya. Devgas yang setia berdiri menatap lesu punggung putrinya.

Kringg,,
Kring,
Bersamaan dengan itu panggilan masuk dari ponsel pribadinya yang segera Devgas angkat saat nama Vetoz tertera jelas dilayar ponselnya.

"Hmm?" Dehem Devgas bertanya.

"Sir, masalah dokumen aset milik mendiang Mrs. Lorenc Rogers." Ucap Vetoz terjeda.

Memancing kerutan didahi Devgas, penasaran.
"Ada apa?" Desak Devgas kembali bertanya.

"Maaf, sir. Saya sudah mengerahkan anak buah kita. Tapi, dokumen resminya dengan tanda tangan serta cap stempel asli milik mendiang Mrs. Lorenc tidak ada yang tahu dimana beliau menyimpannya. Saya khawatir jika semua dokumen itu disimpan oleh pihak Jonathan maupun Rogers." Jelas Vetoz apa adanya.

Hening tidak langsung ada jawaban. Devgas menghela nafas paham.

"Aku mengerti, tetap usahakan yang terbaik. Aku akan bicarakan ini dengan Amberly nanti." Perintah Devgas langsung mematikan sepihak panggilan tersebut.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang