BAB 18

1.5K 99 2
                                    

Playlist_song by :
The Weeknd ft. Jennie Of Blackpink ft. Lily Rose Depp - One Of The Girls (Slowed Version)

Happy Reading !!!

• • •

Kediaman Jonathan.

Vroomm!!

Mobil Amberly terlihat memasuki bagasi rumah. Terparkir rapi dan keluar dengan santai bersama tas sekolahnya.

Yeah, untuk pertama kalinya dia membolos semenjak diciptakan. Dan, tersenyum tipis. Sadar ternyata tidak terlalu buruk membolos.

Memasuki rumah dengan disambut Lusi, pelayan pribadinya yang membawa keranjang baju besar. Yang bisa Amberly tebak itu adalah baju kotornya yang sudah kembali bersih.

Lusi yang dibuat terkejut, dengan keranjang baju Nona Mudanya pulang lebih cepat. Berbalik dan menunduk memberi hormat. Namun,

Brakkk!

Baju bersih itu sudah terjatuh berserakan diatas lantai bersama keranjangnya.

"NONA MUDA, APA YANG TERJADI? KENAPA DENGAN PIPI ANDA!" Seru Lusi terkejut sekaligus bergegas mendekat dengan panik.

Membuat semua pelayan yang tadinya tengah sibuk mengerjakan tugas masing-masing lalu bergegas membuat kerumunan dari jauh dengan jarak. Ikut cemas sekaligus penasaran.

Amberly yang merasa tidak asing dengan suasana ini hanya memutar mata malas. Lalu,

Srakk!

Tas sekolahnya dia lempar asal kearah Lusi yang berhasil ditangkap pelayan pribadinya itu.

"Diam, dan tutup mulut kalian. Cukup bawakan kompres es saja, tidak perlu banyak tanya." Perintah Amberly dingin dan langsung bergegas menaiki anak tangga.

Membuat semua pelayan hanya bisa diam patuh, menundukan kepala tanpa berani bertanya atau sekedar mendekat.

Begitupun Lusi, yang berakhir menyusul kekamar Nona Mudanya itu dengan membawa kompres es dan tas Nona Mudanya.

Dimana Amberly hanya melirik sekilas dengan posisi duduk bersandar disofa.

"Biar saya bantu, Nona." Cicit Lusi gugup, tapi tulus ingin membantu.

Srett,,

Sayangnya, Nona Mudanya sudah mengangkat tangannya tanda berhenti dan bahkan mengusirnya tanpa sepatag kata pun.

Tanpa berani menyela, Lusi pun keluar. Tidak lupa menutup pintu kamar rapat-rapat.

Hahh,,

Sontak Amberly langsung menghela nafas, dan meraih handuk yang sudah dingin akibat terendam di air es dan memerasnya sebelum menempelkan ke pipinya yang masih terasa kebas itu.

Hingga matanya menatap tajam kedepan, berpikir. Dan,

Srettt,,

Handuk digenggamannya yang masih tertempel dipipi, dia cengkram kuat hingga menetes membasahi sofa. Bersama deru nafas kasarnya. Dan,

Brakhh!

Tidak bisa mengendalikan lagi emosinya, handuk itu terlempar cukup kuat kedalam wadahnya. Hingga airnya sedikit tumpah, menggenang dimeja.

Mengabaikan itu, Amberly berdiri dan menyugarkan rambutnya kebelakang.

"Brengsek, brengsek, brengsek!" Umpat Amberly meluapkan emosi.

"Seribu kali aku berpikir, mencoba mentoleri semuanya. Tapi, seribu kali juga jawabannya tidak ada yang ku temui. Amberly, jalang sialan! Jika kau benar-benar tidak memberikan ingatan yang kau hilangkan itu, bagaimana aku tahu tindakan apa yang harus aku lakukan kedepannya." Gerutu bibir itu meluapkan semua rasa frustasi, dengan gigi ikut sibuk menggigiti ujung kuku jarinya.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang