BAB 79

335 40 4
                                    

Playlist_song by :
Dj Remix YL & Calli Boom - Apollo

Happy Reading !!!

• • •

Entah bagaimana terjadi. Semua begitu tiba-tiba. Bahkan Amberly dan Robbin pun tidak sempat mengamati. Keduanya sudah masuk dalam baku hantam. Yang sialnya, jarak keduanya terpisah cukup jauh.

Dimana, Amberly disisi kiri Aula Manssion. Dan Robbin di sisi kanan. Dengan keduanya masing-masing melawan enam orang penjaga.

Sedang ditengah. Dengan pria Penasehat itu mundur menjauh. Tanpa begerak berlebihan. Dan hanya tangan sertu tubuh. Devgas menghadapi semua serangan dengan sangat lihai. Meski dadanya bergemuruh marah ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri putrinya jelas terlihat kesulitan akibat terkepung.

Untuk Robbin? Devgas percaya pada keponakanannya itu. Hatinya melonjak emosi saat negosiasinya berakhir perkelahian dengan Amberly dan Robbin terseret berpisah.

DUGHH!
Satu pukulan dengan menggunakan senapan ditangannya. Devgas berhasil menumbangkan salah satu penjaga yang hendak menikamnya. Tepat dikepal membuat kepala penjaga tersebut retak dan darah mengucuru deras jatuh tewas seketika.

Padahal, dipandang mata Devgas hanya memukul biasa. Tapi, siapa yang menyangka kekuatan yang diberikan berhasil membuat retakan mematikan. Hingga penjaga lainnya meneguk ludah waspada, mulai ragu menyerang sang Jenderal.

Inilah hal lain yang dibilang pengalaman Devgas melebihi lainnya. Padahal senapan ditangannya jelas masih memiliki peluru. Alih-alih menggunakannya untuk menembaki. Sang Jenderal dengan wajah datar dan tenang. Menjadikan senapan tersebut sebagai senjata memukul. Yang, sialnya lebih sadis untuk dilihat dan dirasakan.

BRAKHH!
Kembali dengan lihai layaknya tengah memegang sebilah pidang. Devgas memutar tangannya kebelakang cukup kuat tanpa membalikan tubuhnya. Membuat ujung bidikan senapan memukul kuat rahang penjaga lainnya hendak menyerang dari belakang. Hingga,

Uhukhh,,
Brughh!
Terbatuk berdarah. Dan jatuh tewas dengan gigi sebagian rontok. Benar-benar pukulan tenang yang mematikan.

Sedang disisi lain.
Amberly yang entah kenapa bisa dibuat kewalahan. Tengah terengah-engah, dengan jemari meremas kuat pisau ditangan kanannya yang berlumuran darah.

Dahi bercucuran keringat, menatap tajam pada tiga orang didepannya. Yeah, tiga lainnya berhasil dia tumbangkan. Dengan luka yang sama, dimana bagian leher samping para penjaga dia tancapkan pisau ditangannya. Tanpa belas kasih, dia menari tancapan pisau tersebut hingga terobek lebar menganga.

Sedang tiga lainnya, yang juga sama-sama memegang pisau dibuat meneguk ludah panik melihat rekan mereka tergeletak tak bernyawa.

"Ingin seperti mereka? Maka majulah. Ku pastikan kalian akan segera menyusul." Ucap Amberly menyeringai, ditengah nafasnya yang terengah.

Sungguh, kalimat yang terdengar mengerikan itu membuat sekujur tubuh ketiganya merinding seketika. Ragu menyerang, tapi mereka terikat dengan pekerjaan mereka. Hingga,,

Aaaa!!!
Dengan berteriak bersama, mengumpulkan keberanian. Ketiganya kembali menyerang bersamaan.

"Shit!" Umpat Amberly. Lalu,

Srakk!
Memutar tubuhnya dengan ancang-ancang. Bersama kaki kiri dia jadikan tumpuan dan kaki kanan dia layangkan.

BUGHH!
AKHH,,
BRUGHH!
Satu tendangan memutar berhasil Amberly berikan tepat pada dada salah satu diantara ketiganya. Hingga si pemilik badan terhempas cukup jauh dan memekik kencang.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang