BAB 86

297 38 0
                                    

Playlist_song by :
Albert Vishi ft. Ane Flem - Zombie The Cranberries Coved

Happy Reading !!!

• • •

Dua pasang mata saling melempar tatapan tajam satu sama lain dengan raut wajah berbeda.

Membuat semua pasang mata dari para murid menahan nafas tegang, berkumpul. Memenuhi tepi lapangan basket. Cemas dan takut, bahkan panik. Tapi, tontonan seperti ini sangat tidak boleh mereka lewatkan. Cukup disayangkan jika ketinggalan.

Terlebih, raut wajah Alisa yang merah padam emosi. Bahkan air mata kemurkaan sudah menggenang dipelupuk matanya. Tapi, entah bagaimana. Mungkin karena ego. Senior tingkat akhir itu terus menahan air mata kemurkaannya agar tidak jatuh. Bersama remasan kuat pada map dan lembar dokumen ditangannya. Hingga kusut tak tersisa. Mengabaikan temannya yang sejak tadi sudah mencoba menenangkannya. Meski sia-sia.

Berbanding terbalik dengan sang Ratu sekolah yang berhasil menggeser posisi milik Alisa sebelumnya itu.

Amberly, dia hanya berdiri santai melipat kedua tangannya depan dada. Tersenyum menyeringai, jelasnya mengejek puas. Matanya bahkan seolah seperti tak berkedip agar bisa menikmati raut wajah kemurkaan Alisa.

Hari pertama kedatangannya kembali sekolah setelah berita yang menggemparkan seluruh Negeri. Menjadi hari yang memuaskan bagi Amberly. Tidak lupa ditemani Devy dan Celine juga setia berdiri tersenyum lebar puas dibelakang Amberly.

~

Flashback On

Malam tadi, Devy dan Celine akhirnya memutuskan menginap di Kediaman Krieger. Bukan tanpa sebab.

Selain karena bisa menjenguk dan menyambut kepulangan Amberly dari rumah sakit.

Devy berhasil melakukan sesuatu yang penting. Dan mereka perlu membahas sebelum kejadian besar menimpa.

Membuat suasana kamar Amberly cukup tegang mencengkam. Bahkan membuat Amberly sendiri membelalakan mata tak menyangka dengan dokumen ditangannya. Meski itu hanya salinan. Sebab yang asli, berada di tangan Alisa.

"Ba,,bagaimana bisa?" Pekik Amberly tidak bisa menahan rasa senangnya.

"Awalnya juga aku tidak percaya, Am. Tapi, Profesor itu tiba-tiba menghubungi ku. Dia bilang sudah tiga hari belakang mencoba menghubungi email mu tapi tak ada balasan. Jadi, dia menghubungi ku. Dan, kau berhasil Am." Jawab Devy tersenyum lebar.

Disambut senyum lebar lainnya dari Celine dan Amberly, mengangguk bahagia.

"Bukti yang kau kirim, semuanya. Berhasil membuat Pihak Univ. Berlin menolak pendaftaran Alisa. Bahkan memblacklist nama Alisa dari semua Univ." Jelas Devy lanjut.

"Aku penasaran bagaimana kau bisa meyakinkan mereka, bahkan Univ dalam Negeri pun sudah menghubungi ku dan setuju untuk tidak menerima Alisa masuk sebagai mahasiswi tempat mereka." Sambung Celine jujur.

Sama seperti Devy, dan karena inilah membuat keduanya sibuk tidak sempat menjenguk Amberly di Rumah Sakit. Akibat mereka harus menjelaskan secara detail ditemani pengacar keluarga masing-masing, yang sudah jelas mereka ancam agar tidak melaporkan atau mengadukan pada orang tua mereka.

Dan, kini berkat kegigihan ketiganya. Dengan Amberly yang memulai, membuka jalan. Alisa benar-benar berhasil di blacklist dari seluruh Univ ataupun Institute seluruh Dunia. Dan itu cukup membuat Devy dan Celine kewalahan, tapi juga bersyukur saat tahu Amberly sudah sadar dan kembali pulih.

"Robbin mengajari ku sesuatu." Jawab Amberly tersenyum lebar.

Membuat kedua sahabatanya saling lempar pandang bingung, semakin penasaran.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang