Playlist_song by :
Egzod ft. Bianca - PhoenixHappy Reading !!!
• • •
Seolah waktu berhenti berputar sejenak. Amberly benar-benar dibuat diam membeku, melihat sekelilingnya.
Sebelum akhirnya menekan rasa terkejut tersebut, memilih turun perlahan dari ranjang tidur. Menggerakan kakinya, berdiri didepan dinding sebrang ranjang tidur. Menampilkan puluhan foto tersusun rapi.
Tapi, bukan itu intinya. Melainkan isi foto tersebut. Dimana, foto yang seolah diambil secara langsung hingga membuat Amberly menatap ceria kearah kamera. Terpasang dengan disesuaikan tanggal ulang tahunnya.
Seolah foto tersebut menggambarkan perkembangan dari masa pertumbuhannya. Semuanya ada, dari saat foto Amberly baru lahir dengan background rumah sakit. Hingga foto sebelum Elisabeth memasuki tubuh Amberly. Yang jelas ulang tahun terakhir Amberly.
Bahkan, yang mengejutkan. Disudut bawah bingkai foto tersebut, terukir jelas tanggal ulang tahun Amberly setiap tahunnya beserta umur Amberly.
Membuat Amberly, bahkan Elisabeth sendiri bungkam tanpa tahu harus berkomentar apa.
Kamar yang tidak dia kenal ini, meski sudah tahu akan identitas mereka. Sangat terlihat menggambarkan kamar seorang ayah yang teramat menyayangi putrinya. Layaknya keluarga kecil yang bahagia.
Sayang seribu sayang, itu semua hanyalah sebuah kepalsuan.
"Menyedihkan." Gumam Elisabeth berdecih, dalam tubuh Amberly.
"Bukankah kalimat itu cukup jahat untuk diucapkan pada seorang Ayah yang akhirnya bisa bertemu lagi dengan putrinya setelah sekian lama." Sahut seseorang.
Tanpa berbalik, Amberly tahu pemilik suara tersebut. Siapa lagi kalau bukan si pemilik kamar.
Tersenyum kecut, Amberly berbalik menatap tajam pria paruh baya tersebut. Yang mana Devgas tengah berdiri diambang pintu dengan nampan yang dia bawa, berisi Soup Labu Panggang dengan minuman Coklat Hangat. Yang dia sajikan dengan tangannya sendiri untuk 'putrinya'.
"Ayah ya? Paman, kita tidak tinggal dibeda benua. Sampai berani berucap 'bertemu lagi dengan putrinya setelah sekian lama'. Jika Paman lupa, beberapa minggu yang lalu kita juga sempat bertemu di pemakaman. Yang sialnya, itu pemakaman Ibu ku. Jika anda rindu, kenapa tidak sejak dulu menemui ku." Sahut Amberly sinis.
Bukan Elisabeth, sungguh kalimat itu diluar kendali Elisabeth. Tubuh ini tidak sedang dalam kontrolnya.
Sedang Devgas yang mendengar itu, hatinya merasa tersentil. Tidak salah, namun juga dia tidak bisa membenarkannya. Terlebih saat bibir putrinya, masih enggan memanggilnya 'Ayah' meski sudah tahu kebenarannya. Dan tetap bersikukuh, memanggilnya 'Paman'.
"Kau baru siuman. Makanlah dulu, Ayah buatkan Soup Labu Panggang dan Coklat Hangat. Cocok untuk tubuhmu dan sangat pas untuk musim gugur." Ucap Devgas, mengalihkan pembicaran.
Berusaha abai. Berjalan menuju meja dengan dua single sofa saling berhadapan dikamarnya.
Sayangnya, sikap seperti itu. Semakin membuat Amberly, termasuk Elisabeth merasa geli. Tidak percaya, sekaligus bertambah kesal.
"Ayah? Lucu sekali. Padahal sejak awal bertemu anda tahu siapa aku. Tapi, berpura-pura tidak tahu. Dan diam tanpa berkutik, melihat putri mu memanggilmu Paman? Lalu kini, anda menyebut diri anda Ayah?" Sindir Amberly, menatap sinis. Memicing nyalang kearah Pria Paruh baya tersebut.
Kembali layaknya didalam catur, Devgas merasa ter-skak mati. Tidak bisa bergerak.
"Tubuhmu belum pulih total, cepat makan dan habiskan. Ayah akan meminta pelayan untuk menyiapkan air hangat untukmu mandi. Kamar mu selalu bersih. Pakaianmu juga selalu tersusun rapi. Ayah sibuk, Ayah akan keruang kerja." Lagi, alih-alih membalas ucapan menyakitkan yang nyata. Devgas terus berusaha abai, meletakan lembut nampan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is? Me!!! ✓ [On Going]
ActionNote : WARNING !!! Anak Kecil Dilarang Membaca. Cerita mengandung adegan Dewasa & Kekerasan. Tidak dianjurkan untuk dibawah umur. • • • Book 1 : She Is? Me!!! Genre : Harem, Fantasy, Romance, Action (18+ ,,, 21+) ~ Jika kebanyakan cerita Transmigra...