BAB 52

584 46 1
                                    

Playlist_song by :
Ost Boys Before Flower - Something Happened To My Heart

Happy Reading !!!

• • •

Masih dalam hari yang sama. Disekolah yang sama, dengan jam sekolah menunjukan waktu pulang.

Tapi, alih-alih bergegas keluar dari halaman sekolah. Drama yang tengah terjadi ditengah lapangan sekolah, membuat seluruh penghuni sekolah mengurungkan niat mereka. Dan memilih berdiam menonton drama tersebut.

Dimana dengan tokoh yang sudah jelas tengah menjadi perbincangan, Amberly Krieger serta Sang Pemilik Sekolah Zedd D'Orpheus.

Sedang Devy dan Celine, memilih berdiri disudut lapangan menunggu. Tidak ingin mengganggu, terlebih saat dua orang tersebut sudah berdiam diri cukup lama dengan hanya saling lempar pandang. Seolah sama-sama enggan memulai percakapan, namun obrolan mereka adalah yang sangat ditunggu.

Amberly yang masih hanyut akan rasa hianat Zedd yang diam-diam menyadap ponselnya. Serta Zedd yang kini entah bagaimana, dia pun bingung akan kelanjutan hubungan mereka.

Sedang Xillian, disudut lapangan lain memilih diam berdiri melihat dengan tas tersampir dipunggung serta buku dalam genggamannya.

"Lucu bukan. Siapa yang menyangka, gadis yang selama ini berstatus pembunuh ternyata putri tunggal dari Seorang Jendral terhormat." Celetuk seseorang memprovokasi, berjalan mendekat berdiri disamping Xillian.

Tanpa menoleh, Xillian paham pemilik suara tersebut. Siapa lagi kalau bukan Alisa, yang baru saja keluar dari rumah sakit. Bahkan insiden di gudang pun, sudah terungkap.

Namun, alih-alih mendapat hujatan karena pembelaan Alisa yang mengatakan bahwa Amberly dalangnya. Alisa malah balik dihujat, akibat kondisi Bora yang saat ini ternyata masih terbaring di ranjang Rumah Sakit belum sadarkan diri. Bahkan ada berita yang mengatakan, jika Bora mengalami cedera parah hingga menyebabkan mati otak. Dan itu membuat nama Alisa semakin jelek.

"Dari setiap yang terjadi. Tanpa membuka mata pun orang pandai menilai, Alisa." Sahut Xillian datar, berbalik menghadap kearah perempuan yang satu tingkatan bersamanya.

"Oh ya?" Balas Alisa tersenyum miring, menaikan sebelah alisnya.

"Hm, tentu. Dibanding Amberly, melihat apa yang sudah terjadi. Kau lah yang terlihat lebih pantas sebagi pembunuh." Jawab Xillian tenang.

Seketika melunturkan senyum diwajah Alisa, menatap mengerjap pada Xillian.

"Apa maksud mu!" Cicit Alisa tajam.

Melihat respons tersebut, kini berbalik sudut bibir Xillian yang tertarik. Tidak ada lagi wajah kelembutan yang sering ditampilkan. Bak seperti topeng, mungkin inilah Xillian sesungguhnya.

Tapp,
Tap!
Srattt,

Melangkah semakin dekat, dengan mata tetap menatap lekat netra mata Alisa. Berhasil mengintimidasi, membuat kaki Alisa tergoyah mundur perlahan.

"Aku jadi penasaran." Ucap Xillian dengan senyumnya.

"Ten,, Tentang?" Tanya Alisa terbata.

"Apakah benar Amberly membunuh adikmu. Atau,-" jawab Xillian terjeda. Memajukan wajahnya, tepat didepan wajah Alisa dengan jarak beberapa centi.

"Kaulah yang membunuh adik mu sendiri, hemm?" Lanjut Xillian.

Degh,
Dan kalimat itu berhasil membuat Alisa tersentak pelan. Jantungnya seolah berhenti bedetak sejenak. Menatap tak percaya pada Xillian.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang