BAB 39

864 52 0
                                    

Playlist_song by :
Ost The K2 - Witching Hour

Happy Reading !!!

• • •

Setelah semua kejadian menegangkan disepanjang jalan, dengan Amberly yang berakhir lolos. Alih-alih pulang kerumah. Amberly lanjut mengemudi, kembali melewati gang jalan menuju rumahnya.

Terus melaju, hingga sampai. Membelokan mobilnha, masuk kedalam halaman Kantor Kepolisian.

Sedikit mencuri perhatian. Keluar dari dalam mobil, dengan kunci mobil dan dompet disaku roknya. Tangan kanan Amberly memegang tiga foto yang menjadi tujuan utamanya. Sedang tangannya kirinya mencengkram erat ponselnya, tidak bisa berbohong dirinya sangat gugup.

Mengabaikan tatapan orang-orang yang sudah jelas mereka adalah anggota kepolisian. Amberly terus melakukan tujuannya. Beberapa kali bertanya tentang proses untuk bertemu petugas yang bersangkutan. Hingga berakhir menunjukan kartu kesiswaan karena kartu identitas belum dia miliki. Amberly diminta menunggu.

Diarahkan pada lorong kesebuah ruangan. Dimana didalam ruangan tersebut, lebih seperti ruang Interogasi. Namun, mencoba berpikir tenang Amberly mengabaikannya.

Cukup lama menunggu diruang yang terasa gelap dan menyesakan. Akhirnya orang yang ditunggu pun datang, seorang wanita. Seorang diri dengan pakaian santai, tanpa seragam seperti polisi lai lain pada umumnya.

Menggeleng pelan kembali mengenyahkan pemikiran tersebut. Kini, polisi wanita tersebut sudah duduk tenang dihadapan Amberly.

Srett,,

Ikut mencoba tenang, Amberly meletakan tiga foto ditangannya dan mendorong perlahan kehadapan polisi wanita tersebut.

Tidak ada perubahan raut wajah. Bahkan mungkin, bisa Amberly bisa katakan raut wajah polisi tersebut cenderung tidak suka.

"Lucu sekali, Nona Muda Jonathan. Kenapa anda mengembalikan barang bukti yang sudah Ayah anda ambil dari kami? Anda tidak berpikir kami tidak mungkin memiliki salinannya, bukan?" Ucap Polisi wanita tersebut tenang, bahkan cenderung dingin.

"Tentu, saya yakin polisi pasti memiliki salinannya." Balas Amberly tenang.

"Lalu?" Tanya si Polisi singkat.

"Apa anda yang menangani kasus Kematian Hersa?" Jawab Amberly bertanya, mengucapkan tujuan kedatangannya.

Sontak saja, pertanyaan itu membuat dahi si polisi berkerut bingung. Dan memilih menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, dengan kaki menyilang dan tangan terlipat.

"Wah, apa saya boleh menganggap ini sebagai penghinaan? Melupakan sesuatu juga ada batasnya, Nona Muda. Seorang penjahat yang melupakan tindak kriminalnya mungkin hal yang lumrah sebab mereka sudah gila. Tapi, melupakan orang yang menangani kasusnya. Itu sedikit kelewatan, Nona Jonathan." Balas si Polisi menyindir, tersenyum sinis.

"Bukan seperti itu, anda bisa menganggap aku amnesia atau sedikit lupa ingatan. Tapi, sungguh aku tidak mengada-ngada. Aku sempat mengalami kecelakaan parah mengakibatkan sebagaian ingatan ku hilang. Jika and tidak percaya, anda bisa mendatangi rumah sakit tempat saya ditangani saat itu. Kalian polisi, kalian bahkan bisa mengecek cctv diawal saya masuk rumah sakit tersebut." Jelas Amberly, berharap wanita didepannya sedikit mengerti.

Dan benar saja, polisi wanita itu terdiam sejenak. Seolah tengah menimbang, apakah ucapan Amberly dapat dipercaya atau tidak sama sekali.

"Baiklah. Akan saya selidiki perkataan anda barusan benar atau tidak. Katakan, apa tujuan kedatangan anda?" Setuju wanita polisi.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang