Playlist_song by :
BTS - Black Swan (Slowed Ver.)Happy Reading !!!
• • •
Waktu berlalu, sang mentari tenggelam. Dan jam pun menunjukkan pukul tengah malam.
Ditemani Zedd yang masih dalam egonya. Memilih berdiri didekat jendela dan belum mengganti pakaiannya hingga noda bercak darah masih terlihat. Menghadapkan tubuhnya, menatap pemandangan malam yang disuguhkan sang Alam. Dimana langit terlihat bersinar terang, sekalipun kegelapan masih menyelimuti bumi.
Jika bukan karena urusan yang penting. Devgas enggan meninggalkan putrinya. Namun, meski begitu melihat putrinya kembali sadar berkat Zedd. Devgas mengesampingkan egonya sebagai seorang Ayah. Dan itupun setelah perdebatan cukup sengit akan pengusiran Moris.
Yeah, berkat Devgas. Amberly tidak berbicara sepetah katapun dengan pria itu. Bahkan banyaknya Amberly bersyukur Devhas mengusir pria itu. Meski dirinya sempat menatap wajah yang semakin menguatkan dominasi benci dalam dirinya.
Celine dan Devy?
Entah apa yang terjadi pada dua temannya. Dimana diawal senang dirinya telah sadar. Tapi, setelah keluar dan meninggalkan dia bersama Xillian berdua. Kedua temannya balik ke ruang rawatnya dengan raut wajah yang Amberly sendiri tidak bisa mengartikannya. Datang hanya untuk sekedar pamit semata.Lalu Xillian? Laki-laki sudah pergi sejak terakhir berbicara dengannya. Cemas? Jelas. Banyak hal berkecambuk dalam benak Amberly saat ini tentang Xillian.
Apakah laki-laki itu akan membeberkannya? Apakah laki-laki itu akan membencinya? Dan jika benci, apakah Xillian akan menjauhinya? Mencampak-.
'Tunggu, kenapa aku gelisah saat memikirkan dia akan mencampakkan ku hanya karena aku bukan Amberly?. Elisabeth Guella, berpikir tenang. Masalah itu bukan hal yang tepat untuk dipikirkan saat ini. Yeah, identitas ku lebih penting dari apapun.' batin Elisabeth gelisah dalam tubuh Amberly.
Selain itu, Elisabeth pun sudah memutuskan masalah Hersa baik tentang Moris maupun Alisa. Akan dia urus tepat setelah keluar dari rumah sakit.
Huftt,,
Mendengus pelan, Amberly melirik sekilas pada tubuh tegap Zedd. Yang berdiri memunggunginya.Pria itu masih setia dalam kebungkamannya setelah pengusirannya siang tadi.
"Kau belum makan, Zedd." Celetuk Amberly menatap arah makanan yang tergelatak diatas meja dekat Zedd. Dimana juga terdapat sofa.
Makanan itu jelas Amberly tahu, dipesan oleh sekretaris pribadi Zedd sendiri dari restaurant dekat Rumah sakit. Dibungkus rapi dengan kotak mewah. Namun, sejak sore makanan itu tiba. Zedd tidak menyentuhnya sama sekali.
"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk makan,-" jawab Zedd terjeda. Berbalik, balas menatap datar gadisnya.
"Elisabeth Guella. Indah, haruskah aku memanggil mu dengan nama itu?" Lanjut Zedd tersenyum tipis.
Mengabaikan pelototan tajam yang dilayangkan Amberly.
"Tutup mulut mu, Zedd D'Orpheus!" Desis Amberly, memberi peringatan.
Namun, lagi memilih abai. Zedd hanya menggedikan bahu acuh dan mulai melangkah. Berjalan mendekat kearah brangkar. Berdiri tepat disamping tubuh Amberly yang tengah terduduk tenang. Lalu, menatap sekilas jam tangan mahal Rolex dipergelangannya. Dan,
Tik!
Tepat menunjukkan jam dua belas malam. Tanpa berbicara, Zedd beralih menatap wajah Amberly dalam-dalam. Membuat yang ditatap mengerutkan dahi bingung. Zedd yang paham pun.Grepp!
Membawa tubuh itu masuk dalam dekapannya. Kedua mata Zedd terpejam, bersama dekapan mengerat.'Kumohon.' batin Zedd, merapalkan doa.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is? Me!!! ✓ [On Going]
ActionNote : WARNING !!! Anak Kecil Dilarang Membaca. Cerita mengandung adegan Dewasa & Kekerasan. Tidak dianjurkan untuk dibawah umur. • • • Book 1 : She Is? Me!!! Genre : Harem, Fantasy, Romance, Action (18+ ,,, 21+) ~ Jika kebanyakan cerita Transmigra...