BAB 42

782 49 6
                                    

Playlist_song by :
Ost The K2 - Anemone

Happy Reading !!!

• • •

Dibawah langit malam yang sama. Didalam sebuah ruang kerja dengan pencahayaan redup, Jendral Devgas duduk bersadar dikursi kehormatannya. Menatap dalam pada foto yang selalu ada dan setia diatas meja kerja, menemaninya. Atau mungkin dirinya yang enggan menyingkirkannya.

Dimana, foto tersebut menampilkan sosok mendiang Lorenc Rogers yang berseragam lengkap seperti seragam yang dia kenakan saat ini.

Salah satu rahasia lain tentang Lorenc, yang mungkin tidak akan diketahui Amberly. Dan Devgas sendiri yakin, baik Moris maupun Sonath berniat merahasiakan identitas Lorenc sampai akhir hayat keduanya.

Terlebih, Devgas sangat tahu siapa itu Sonath Rogers. Baginya, bergabungnya mendiang putrinya Sang Jendral Tingkat 2 Lorenc Rogers adalah sebuah aib.

Mengenal Lorenc, membuat Devgas paham dan mengetahui semua latar belakang kelam keluarga Rogers.

Bagi Sonath, Lorenc. Putrinya satu-satunya itu, harus besar layaknya seorang pebisnis atau pengusaha. Namun, penolakan Lorenc. Sempat mengguncang Kemiliteran Rahasia dan dunia Bisnis.

Dimana, Sonath yang memiliki bisnis gelap dibelakangnya sebagai pedagang senjata. Sangat menentang keras ketergabungan Lorenc, dan berakhir menarik semua investasinya dan senjata yang sudah akan di jual.

Lumayan merugikan kala itu, membuat Devgas berakhir turun tangan. Dan mengeluarkan uang pribadinya sebagai donatur terbesar kemiliteran yang juga disetujui dari Istana Kepresidenan.

Namun, bukan itu yang menjadi fokus Devgas saat ini. Dirinya kembali mengingat akan hal lalu, dimana dia sempat bertemu dengan Lorenc dikantornya ini. Lebih tepatnya Lorenc yang datang menemuinya.

~

Flashback On

2 Bulan | Sebelum Kematian Lorenc Rogers.

Waktu yang sama, dimalam hari dengan jalanan diguyur hujan deras.

Lorenc kala itu datang, mengenakan gaun formal melekat indah ditubuhnya. Masuk kedalam ruang kerja Devgas yang berposisi sebagai Jendral Tingkat 1 di dalam Kemiliteran Rahasia. Dimana hanya Anggota Istana yang mengetahui keberadaan mereka.

"Lorenc?" Panggil Devgas terkejut.

Bukan pada kedatangan Lorenc, karena mereka memang sudah membuat janji.

Melainkan pada penampilan Lorenc. Meski tubuh itu dibalut dengan segala aksesoris mahal. Wajah Lorens terlihat jelas babak belur, penuh memar.

Luka disudut bibir yang bisa diketahui itu luka baru dan belum mengering. Serta memar yang sudah membiru dipipi, bawah sudut mata. Serta memar kemerahan didahi kiri atas.

Menyipitkan mata, ada yang berbeda. Lorenc sama sekali tidak bermake up. Wajahnya tampil polos apa adanya. Hingga saat Lorenc duduk dikursi, didepannya. Bibir Lorenc pun terlihat jelas, pucat dan pecah-pecah.

Hati Devgas mencelos, melihat penampilan itu. Dan semakin menatap nanar, saat Lorenc mengulurkan tangan berniat salaman.

Hingga pergelangan tangan yang memar merah, seperti bekas ikatan dan pukulan kuat juga terlihat jelas.

Tangan Devgas gemetar ragu, menerima uluran tangan Lorenc. Bahkan dirinya berusaha sehati-hati mungkin, untuk tidak menggunakan kekuatan pada tubuh yang dibalut penuh luka.

"Kau, kau tidak ingin ke dokter?" Tanya Devgas, membuka obrolan tepat setelah tangan keduanya terlepas.

"Tidak, terima kasih Devgas kau mau bertemu dengan ku." Ucap Lorenc tenang, sangat seperti Lorenc dan kepribadiannya.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang