BAB 10

2.3K 157 1
                                    

Playlist_song by :
Aziza Qobilova - Ride It

[Note : guys,, visual cast Amberly. Author ganti ya guyss. Ini hanya keingin pribadi authro, untuk daya imajinasi kalian. Kalian bisa bayangin sesuai keinginan kalian.]

Happy Reading !!!

• • •

Masih di kediaman Jonathan, dengan pagi yang hangat ditemani sang fajar.

Amberly yang berakhir benar-benar tidak bisa tidur, kini dengan berbalut seragam lengkap dan rapi.

Melangkah dengan degup jantung tidak tenang menuruni anak tangga. Beberapa kali menarik nafas berharap tenang, tapi semua sia-sia. Saat tepat diruang makan, matanya kembali dibuat terpesona dengan ketampanan sang Ayah. Bahkan tanpa sadar dirinya meneguk ludah ketika mata itu bergerak nakal melihat otot lengan ayahnya yang tengah memegangi koran.

"Jika tidak ingin sarapan, kau bisa langsung pergi." Ucap Moris tanpa mengalihkan tatapannya sedikit pun dari lembar koran ditangannya.

Sontak mendengar itu, Amberly bergegas menuju kursinya. Duduk dengan mencoba tenang disamping Ayahnya. Meski mata nakalnya tetap beberapa kali curi pandang melirik wajah Ayahnya.

Hingga Moris yang sadar pun, menutup koran dan balik menatap terang-terangan bertanya pada putrinya itu.

"Apa ada yang ingin kau katakan?" Tanya Moris dengan suara bariton khasnya.

Yang demi apa pun, setiap kalimat keluar dari bibir sang Ayah. Hal itu semakin membuat Amberply, ah salah lebih tepatnya Elisabeth dibuat terpesona hingga jatuh sedalam mungkin.

Gila?
Yah, mungkin itu kata yang tepat untuk kewarasan Elisabeth. Tapi, dia tidak peduli.

"Ha,,hanya ingin meminta maaf karena masuk kekamar A,,Ayah semalam tanpa ijin." Ucap Amberly terbata. Tenggorokannya terasa tercekat saat bibirnya harus berucap memanggil pria didepannya dengan sebutan 'Ayah'. Seolah jiwanya bergejolak memberontak, tidak terima.

Mendengar itu, Moris hanya mengangguk kecil acuh. Dan langsung memakan sarapan yang sudah disediakan. Bersama gerakan jemarinya memberi isyarat. Yang sontak, semua pelayan yang tadinya berdiri disetiap sudut ruang makan.

Satu persatu, perlahan mulai keluar dari ruang makan. Meninggalkan si empunya rumah dengan putrinya.

Sedang Amberly yang ditinggalkan berdua ditengah sarapan. Semakin kehilangan akal, bahkan secara terang-terangan matanya kini benar-benar tidak bisa teralihkan dari menatap wajah sang Ayah.

Sedangkan Moris, dibuat terkejut melihat keanggunan putrinya. Dia tahu putrinya itu sopan dan ramah bahkan cenderung pendiam.

Dan meski mereka memang tidak pernah akrab, sejak putrinya lahir. Terlebih setelah istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu. Dan berakhir dirinya lebih suka menghambiskan hari diluar dengan dinas hingga keluar negeri.

Merasa tidak mungkin, putrinya berubah dalam waktu sekejap. Padahal sejak dulu istrinya meminta agar Amberly belajar etika dan selalu menolak. Kini, table manner nya jauh sangat meningkat. Diluar dugaan Moris.

"A,apa Ayah sibuk?" Tanya Amberly memberanikan diri.

Sontak, Moris menghentikan gerak tangannya dan menatap hingga tepat dinetra mata putrinya.

Membuat keduanya sama-sama terkejut dan hanyut dalam tatapan sesaat. Sebelum Moris mengerjap, memutuskan pandangan keduanya.

"Ada apa?" Balik tanya Moris dengan suara baritonnya.

Segera mendengar itu, Amberly atau lebih tepatnya Elisabeth tersenyum semanis mungkin melancarkan aksinya.

"Tidak, aku hanya sudah rindu dengan Ayah. Sudah lama sekali tidak bertemu dan kini Ayah sudah pulang. Apa bisa Ayah mengantarku ke sekolah? Aku ingin sedikit menghambiskan waktu bersama Ayah sebelum memulai kegiatan." Ucap Amberly ceria.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang