BAB 71

396 37 1
                                    

Playlist_song by :
Ariana Grande - 7 Positions (Remix)

Happy Reading !!!

• • •

Malam berlalu, dengan embun masih menyentuh ujung rerumputan hijau.

Kini, didalam mobil Devy dengan si pemilik yang mengemudi. Ketiganya berada dalam satu mobil. Dimana Celine duduk dikursi penumpang depan dan Amberly duduk sendiri dibelakang. Tapi, bukan hal yang dia permasalahkan.

"Apa kau yakin ingin menyembunyikannya dari Ayah mu? Bagus jika Ayah mu tahu, beliau pasti akan mengurus si Jalang Alisa dengan mudah termasuk meluluh lantahkan keluarga gila itu." Celetuk Celine memecah keheningan.

"Karena itu, aku tidak menginginkannya. Hal itu akan semakin membuat runyam segalanya. Dan, aku khawatir Ayah tahu siapa diriku sebenarnya." Balas Amberly tenang, namun jelas dia memikirkannya.

Paham akan kalimat itu, Devy dan Celine mengangguk setuju jika melihat dari sudut pandang tersebut.

Jelas, untuk mempertanyakan luka di wajah Amberly. Sang Jenderal pasti mencari tahu sebabnya. Lalu, perkelahian dan muncul lagi pertanyaan kenapa bisa berkelahi. Dan, jawabannya adalah tuduhan yang ternyata fakta terbalik. Dimana si pelaku pembunuhan menuduh putri sang Jenderal sebagi Pembunuh.

Lalu, akan berlajut lagi. Kenapa bisa begitu dan seterusnya hingga ke akar. Dan jelas, itu sama saja membongkar identitas Amberly. Yang ternyata didalam tubuh bagai cangkang kosong itu adalah jiwa yang berbeda.

"Apa menurut mu, kejadian di hari pemakaman Bora itu adalah efek samping dari jiwa yang bukan pemilik asli tubuhnya?" Kali ini Devy membuka suara, bertanya.

Seketika aura serius menguar didalam mobil. Celine pun sedikit memiringkan tubuhnya, agar bisa melihat kebelakang. Kearah Amberly.

"Aku juga sempat berpikir seperti itu, Am. Lebih tepatnya kita mencoba berpikir dari segala kemungkinan." Sambung Celine, tidak kalah serius.

"Entahlah, saat malam sebelum pemakaman. Sesuatu terjadi pada ku. Dan, aku juga tidak mengerti. Ingatan Amberly yang asli tiba-tiba datang, dan rasanya seperti tercekik kuat hingga untuk bernafas saja sulit. Tapi, bisa jadi asumsi kalian benar adanya." Balas Amberly merenung.

Dirinya mungkin kini sudah membaik, dan itu berkat 'darah iblis' Zedd yang mengalir bahkan mungkin sudah menyatu didalam tubuhnya.

Tapi, alasan hingga jiwanya sebagai Elisabeth hampir terlepas itu lah yang juga menjadi pertanyaannya. Dan, pendapat kedua temannya itu jika dipikirkan lagi mungkin memiliki alur benang merahnya.

"Apa kau selalu jatuh pingsan saat ingatan Amberly asli muncul?" Tanya Celine penasaran.

"Hm,, saat ingatan itu ingatan biasa tubuh ku juga akan biasa saja menerimanya. Tapi, saat ingatan yang muncul berkaitan dengan kasus yang kita tengah ungkap. Itu membuat ku selalu jatuh tak sadarkan diri. Melemah total." Jawab Amberly apa adanya, mengakui.

"Kalau begitu, untuk sementara sebaiknya kita kurangi pembahasan terkait masalah ini. Setidaknya, demi semua rencana kita berjalan lancar." Usul Devy serius.

"Benar. Mencegah kemungkinan efek itu kembali datang adalah jalan keluar saat ini. Jika perlu, jauhi barang-barang yang berkemungkinan membuat mu teringat akan sesuatu. Sekalipun kau mengatakan sekarang kau baik-baik saja, dan aku juga melihat itu. Tapi, kita tidak tahu hal yang akan terjadi di masa depan." Sambung Celine setuju.

"Hm, aku mengerti. Aku juga akan hati-hati agar kejadian kemarin tidak terulang lagi." Jawab Amberly ikut setuju, sungguh-sungguh.

"Tapi, Am?" Ucap Celine kembali.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang