BAB 29 🔞

1.9K 91 0
                                    

Playlist_song by :
Aziza Qobilova - Ride It

[Note : Perhatian !!! 18+ 21+
Dibawah terdapat adegan dewasa yang mungkin tidak bermoral. Harap yang dibawah umur untuk menjauh. Adegan hanya fiksi belakang.]

Happy Reading !!!

• • •

Dengan langkah santai, dimana senja telah berganti malam.

Amberly masuk kedalam rumah yang entah bisa disebut rumahnya atau tidak, Kediaman Jonathan.

"Dari mana saja dirimu?"

Pertanyaan tajam tepat dibalik punggung Amberly yang baru saja menaiki anakan tangga, menuju koridor yang mengarah ke kamaranya. Membuat Amberly terhenti sejenak, berbalik.

Mendapati sosok Moris dengan pakaian santai, bersandar ditrailing dengan kedua tangan terlipat didepan dada.

"Pergi tidak berpamitan, bahkan tidak pulang dan menginap diluar tanpa ijin. Bagus sekali sikap mu itu, Nona Muda Jonathan." Kembali ucap Moris datar.

Namun, fokusnya bukan pada sindirinya. Mata Moris terfokus pada sekujur tubuh Amberly, putrinya.

Dimana beberapa saat lalu, Renneta sudah memberikan laporan tentang tragedi penculikan dengan Yella. Kekasihnya itu sebagai dalangnya.

'Dia terluka.' batin Moris, bukan bertanya melainkan pernyataan saat matanya menangkap beberapa luka gores yang tetap terlihat meski ditutupi dengan make up.

Glekk,,

Menelan ludah pelan, meski sedikit ragu. Moris memberanikan diri, melangkah maju mendekati Amberly yang masih setia berdiam diri enggan menjawab.

Huftt,,

Menghela nafas tepat setelah berdiri didepan putrinya itu.

Moris mengulurkan tangannya, menyentuh pipi yang terasa jelas goresan luka ditelapak tangannya.

Gerakan yang membuat Amberly terhenyak kaget, menatap diam membelalak bingung pada Moris.

"Apa kau lapar? Sudah makan? Ingin Ayah buatkan makan malam? Atau ingin makan sesuatu?" Tanya Moris entah dari mana suara lembut itu keluar, dirinya sendiri pun tidak tahu.

Tapi, lagi. Hati Amberly, lebih tepatnya Elisabeth ikut dibuat bingung dengan tingkah Moris.

'Apa dia tahu? Itu sebabnya dia bertingkah konyol seperti ini karena merasa bersalah?' batinnya berasumsi.

"Aku lelah." Jawab Amberly singkat, nada datar keluar dari sela bibirnya tidak berminat.

Sontak saja Moris yang tengah membelai lembut pipi penuh luka itu, terhenti sejenak.

Paham yang diinginkan Amberly, membuatnya menarik kembali tangannya. Menjauh dari wajah cantik itu, dengan senyum kaku canggung akibat tingkahnya sendiri.

"Baiklah. Masuklah kekamar, Ayah akan meminta pelayan mengantarkan makan malam kekamar mu." Balas Moris kaku, tidak yakin apa ucapannya benar atau salah.

Sedang Amberly, memilih mengangguk kecil setuju dan bergegas berbalik pergi. Menuju kamarnya.

Meninggalkan Moris yang masih diam, menatap punggung Amberly. Dengan jantungnya berdebar aneh. Tidak dapat dia pahami.

Sebelum akhirnya meraih ponsel dari saku celana dan mendial nomor Renneta.

"Dengan Renneta, Tuan. Tindakan selanjutnya?" Ucap Renneta dari sebrang panggilan.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang