BAB 31

1.3K 80 5
                                    

Playlist_song by :
Neoni ft. Egzod - The Revolution

Happy Reading !!!

• • •

Masih dibawah sinar bulan yang sama.

Disuatu tempat, dengan pemandangan cenderung lebih seperti sebuah bascame pelatihan kemiliteran.

Seorang pria paruh baya, dengan tubuh berbalut baju seragam gagah. Memiliki garis rahang yang tegas dan warna rambut senada dengan warna netra matanya, hitam legam.

Tengah berdiri tegap dengan kedua tangan beristirahat dibalik punggungnya.

Menatap datar namun tegas pada para prajurit yang tengah berlatih keras didepannya, memenuhi lapangan tempat pelatihan.

Tidak seorang diri, tapi siapa yang menyangka sosok Ayah dari Devy teman Amberly. Berdiri dibelakang pria paruh baya tersebut.

"Jendral, hari sudah malam. Apa tidak sebaiknya kita menghentikan latihan mereka." Ucap Ayah Devy.

Tanpa berbalik, pria yang dipanggil Jendral hanya melirik sesaat. Acuh, tidak minat.

"Ventoz?" Ucap pria paruh baya dengan status Jendralnya.

"Siap, Jendral." Ayah Devy, yang memiliki nama lengkap Vetoz Loisst. Membalas tegas.

Perlahan, sosok Je dral yang masih berbalut dengan seragam kenegaraannya. Berbalik, dan berdiri tegap menghadap salah satu anak buah kepercayaannya.

Dimana Ventoz sendiri sudah berdiri tegap dengan sikap hormat.

"Kau sudah melakukan apa yang ku perintahkan?" Tanya Jendral tersebut.

Paham akan arah pertanyaan tersebut. Ventoz mengendurkan otot wajah dan bahunya.

Menatap sekeliling, memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan keduanya dan bergerak maju berdiri tepat disamping Sang Jendral.

"Sudah, Sir. Tapi," jawab Ventoz pelan. Matanya menatap waspada pada anggotanya yang masih sibuk dalam pelatihan didepan sebrang sana.

"Tapi, Apa?" Desak Sang Jendral.

"Putri saya bilang. Mereka belum sedekat itu. Tapi, sekarang mereka sedikit lebih dekat." Jawab Ventoz semakin memelankan nada bicaranya.

Hening sesaat, mata tajam dengan netra hitam legam itu menatap penuh arti kedepan.

"Terus minta putri mu agar semakin berusaha mendekatinya. Pastikan putri mu menjadi sosok pelindung yang baik. Dan, tetap waspadi. Jangan sampai seluruh keturunan Rogers mengetahuinya." Perintah Sang Jendral tegas, penuh keseriusan.

"Saya mengerti, Sir. Saya dengan dari putri ku, kalau Nona Muda terlihat mahir bela diri. Saya menyarankan kepada putri ku, jika Nona Muda ingin semakin menambah skill nya. Untuk datang kesini. Maaf tidak berkoordinasi terlebih dahulu dengan Anda, Sir. Tapi, apa keputusan saya salah?" Balas Ventoz bercerita, tidak kalah serius.

Kembali hening, Sang Jendral terdiam memikirkan dengan seksama kalimat tersebut.

"Tidak. Lakukan saja yang perlu dilakukan. Cepat atau lambat, kami memang harus bertemu." Jawab Sang Jendral tegas.

"Baik, Sir. Saya mengerti." Setuju Ventoz, memberikan salam hormat layaknya sikap Kemiliteran.

Lalu bergegas pergi, menuju tengah lapangan pelatihan.

Meninggalkan sosok atasannya, Sang Jendral yang masih diam hanyut dalam pikirannya.

'Lorenc, selangkah lebih dekat lagi.' batinnya.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang