BAB 56

581 38 0
                                    

Playlist_song by :
Indila - Love Story (Ver. Orchestrale)

Happy Reading !!!

• • •

Kedatangan Lauzy sebagai seorang dokter baik di Kemiliteran sekaligus dokter pribadi Devgas. Berhasil menenangkan Kediaman Sang Jendral.

Dengan Amberly yang masih pingsan dan terbaring tenang diatas ranjang tidurnya. Mimisan di hidungnya pun sudah berhasil Lauzy hentikan.

Melirik sekilas pada Devgas yang berdiam diam menatap tenang dan datar namun tajam pada tangannnya yang sibuk memberikan suntikan vitamin pada Amberly. Seolah mengawasinya. Namun, mata Lauzy jelas menangkap bercak darah dipiyama yang Devgas kenakan.

"Kau tidak ingin mengganti piyama mu lebih dulu?" Celetuk Lauzy tenang. Mencoba memecah keheningan.

Sebab dalam kamar Amberly ini bukan hanya ada dirinya dan Devgas saja. Tapi Kepala Pelayan sekaligus satu orang pelayan juga setia menunggu berdiri didekat pintu yang terbuka lebar.

Sedang diluar pintu kamar Amberly, para pelayan dengan kepala tertunduk serta para panjaga yang berdiri tegap ikut setia berbaris menunggu.

"Pakaian ku tidak lebih penting dari kondisi putri ku." Balas Devgas datar. Namun hatinya penuh dilanda kecemasan terlebih melihat putrinya tidak kunjung sadar.

"Baiklah, terserah pada mu." Sahut Lauzy menyerah. Dan kembali melanjutkan aktivitasnya memeriksa Amberly.

Kini bukan hanya suntikan. Bahkan Lauzy juga memasangkan infus pada punggung tangan kiri Amberly. Dengan cekatan meletakan dan memeriksa kantung cairan infus pada tiang penyangga yang memang dia jaga-jaga selalu dia bawa. Apalagi tiang penyangga yang dia bawa bukan yang biasa ada dirumah sakit, panjang tinggi menjulang. Tapi tiang yang bisa dilipat agar tidak terlalu memakan banyak tempat. Dan bisa masuk dalam koper peralatan medisnya.

"Kapan Nona Muda akan sadar, Dokter?" Tanya Kepala Pelayan cemas. Sangat cemas.

Dirinya bahkan mungkin orang kedua yang sama paniknya seperti Sang Tuan Rumah. Ketika mendengar teriakan Tuannya, dan mendapati kondisi Sang Nona sudah tergeletak dalam pangkuan Tuannya tidak sadarkan diri.

Namun, melihat Tuannya mencoba tenang. Dirinya pun berusaha sekuat tenaga untuk tenang. Meski begitu, matanya tidak berhenti melirik pada wadah kecil yang berisi puluhan kapas yang digunakan untuk membersihkan darah dari hidung Nonanya itu.

"Entahlah. Mungkin nanti, mungkin juga esok. Terlebih aku juga sudah memberikan memasukan obat penenang yang mungkin sekalipun harusnya dia sadar. Nona Amberly akan tetap terlelap berganti tidur." Jawab Lauzy apa adanya, ditengah aktivitasnya.

"Tapi, Nona Muda baik-baik saja kan Dokter?" Kali ini pertanyaan itu terlontar dari pelayan yang berdiri tidak jauh dari Kepala Pelayan.

"Hm, Nona Amberly baik-baik saja. Bisa tolong kau kemari." Jawab Lauzy memerintah.

Merasa di panggil, pelayan tersebut melirik takut kearah Kepala Pelayan dan Tuannya. Mendapat anggukkan kecil dari keduanya. Pelayan tersebut berjalan mendekat menuju Dokter Lauzy.

"Siapa nama mu?" Tanya Lauzy serius. Tepat setelah selesai menatap kembali barang medisnya.

"Bona, Dokter." Jawab pelayan tersebut, yang memiliki nama sesuai dengan yang disebutkan.

"Okey Bona. Dengarkan baik-baik. Setelah ini aku harus pulang. Jadi perhatikan baik-baik bagaimana cara aku mengajari mu memasang dan melepas infus. Kau paham?" Ucap Lauzy serius.

Bukan hanya Bona, yang lainnya termasuk Devgas sendiri ikut terdiam memperhatikan dengan saksama.

"Baik Dokter." Jawab Bona mengangguk patuh. Dan mulai melihat serta mendengarkan dengan baik penjelasan yang dilakukan Dokter didepannya.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang